Nana berjalan untuk pulang dengan wajah yang berseri-seri tanpa disadari Nana bahwa dibelakang dirinya ada mobil yang mengikuti nya yang tak lai Dandy suaminya.
Tiiin tiiin
Nana menoleh mendengar suara klakson mobil pikirnya Nana sudah berjalan dipinggir dan mobil bisa melewati tnpa menabrak tapi Nana mengenali mobilnya dan mobil berhenti tepat disamping Nana dan kaca nya terbuka menampilkan sosok suaminya.
"Masuk." Titah nya dingin.
"Uh." Nana bengong karna terlalu kaget.
"Masuk Na, jangan bengong gitu." Titah nya kembali.
Nana refleks membuka handle pintu mobil denga cepat dan duduk disamping Dandy dengan kantong belanjaan di pangkuanya. Dandy segera menjalankan mobilnya kembali. Selama perjalanan hanya ada kesunyian yang tercipta. Nana sesekali melirik Dandy dan melihat wajah Dandy yang pucat. Ingin rasa nya Nana menyentuh kening Dandy supaya Nana mengetahui Dandy demam atau tidak tapi niaynya diurungkan karna Dandy sedang menyetir mobil. Dandy mengetahui bahwa Nana selalu meliriknya dan mendapati wajah Nana gelisah setelah melihat dirinya tapi hati Dandy terlalu sakit untuk menanyakannya. Dandy merasa bingung karana pikiran dan hati nya tak sejalan dengan pernikahannya.
Akhirnya sampai dihalaman rumah mereka hanya berdiam tidak ada yang memecahkan keheningan cukup beberapa menit mereka berdiam diri didalam mobil sibuk dengan pikiran masing-masing.
Dandy membuka selt belt dan membuka handle pintu mobil tapi sebelum Dandy menurunkan salah satu kakinya, tangan kirinya dicekal oleh Nana yang membuat nya menoleh. Awalnya Dandy akan bertanya pada Nana kenapa dan ada apa tapi Dandy terkejut duluan dengan sikap Nana yang tiba-tiba menempelkan Dahinya dengan Dandy.
"Syukurlah." Gumam Nana pelan.
Nana menjauhkan kening nya dari Dandy. Dandy masih saja bingung atas perlakuan Nana yang tidak biasa dilakukan Nana.
"Makasih pak." Ucap Nana masih dengan sebutan aneh nya kecuali dibelakang Dandy yang sudah di ganti dengan "mas" dengan senyuman cantiknya dan Dandy hanya membalas dengan anggukan .
"Kau tampak bahagia setelah bertemu dengan nya, wajahmu mrona dan senyum mu selalu terlontar." Pikir Dandy dalam dirinya.
Dandy berpikir Nana bahagia karna betemu dengan orang yang dicintainya dan teringat kembali dengan percakapan Nana saat menerima telpon dari Rana meski Dandy sudah berusaha melupakannya tapi Dandy selalu teringat dan membuka hati nya sakit tapi bagi Nana perasaanha sudah memudar bagi yudi gurunya.Mereka masuk dengan bebarengan didalam hati Nana "aku bahagia bisa bersama mu meski awalnya aku mempunyai rasa benci jika ini kebersaam terakhir bagi nya tapi aku sakit saat aku melihat nya dengan wanita lain."
Dandy masih saja dingin, Nana bingung dengan sikap Dandy yang sering berubah tapi sekarang semakin dingin yang membuat nya sakit tapi Nana hanya berpikir positif terhadap sikap Dandy dan tidak ingin terlarut dalam kesedihan atas kejadian siang tadi.
"Apa bapak mau mandi?? Biar Nana siapin air mandi nya." Tawar Nana dengan ramah dan senyum cantiknya.
"Tidak perlu." Jawab nya dingin
Dandy meninggalkan Nana menuju kamarnya.Nana bergegas kedapur untuk memasak makan malam sesuai dengan niat awalnya Nana memasak tumis kangkung, sambal goreng dan ikan goreng kembung tidak memakan waktu lama bagi Nana untuk memasak itu semua hanya 30 menit.
"Akhinya selesai juga." Gumam Nana setelah menata makanan nya dimeja makan.
Nana pun duduk disalah satu kursi meja makan untuk menunggu Dandy.-kamar-
"Kau bersikap manis
Seperti tidak terjadi apa-apa pada hari ini
Apakah kau tidak menyukai ku sedikit pun kau bersifat tenang saat kau mengetahui bahwa suami mu bersama seorang wanita lain." Bicara nya dalam hati dengan menatap wajah nya di cermin, sejak masuk kekamar nya Dandy tidak membersihkan diri hanya menatap dirinya di cermin yang tersedia dikamarnya."Kau bodoh dan rela sakit karna Cinta dirimu sendiri lihatlah wanita yang kau cintai tidak peduli dengan mu." Bisikin dari sisi lain Dandy.
Dandy tidak dapat menahan emosi nya kembali akhirnya Dandy menonjok cermin didepan nya sehingga tangannya mengucurkan cairan segar berbau amis dan Air mata itu meluncur.
Pov Nana
"Uh , ini udah 30 menit aku menunggunya tapi kok belum keluar juga, gak mungkin butuh sejam lebih buat membersihkan diri."
Karna rasa penasaran dan makanan pun akan dingin, aku menyusul nya kekamar. Entah mengapa perasaan ku mendadakan gelisah saat didepan pintu kamar dengan ragu-ragu aku mengetuk pintunya tapi tidak ada sahutan dari dalam.
End pov Nana
" " bunyi pecahan cermin.
Saat mendengar suara itu Nana langsung membuka pintu dan kaget melihat Dandy yang lemah.
"Innalillahi pak." Teriak Nana karena melihat pecahan kaca dan menghampiri Dandy yang duduk dilantai dengan darah yang masih bercucuran di tangan nya yang belum diketahui Nana .
"Ada apa pak?" Tanya Nana khawatir dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Dandy tidak menjawab dengan satu kata pun atau dengan gelengaan dan anggukan tapi hanya menatap Nana dengan ekpresi tapi mata Dandy menesteskan air mata nya Nana yang melihat Dandy menangis kaget karna ini pertama kali melihat Dandy begitu lemah . Nana menghapus air mata Dandy dengan ibu jarinya, Dandy memegang tangan Nana yang mengahous air mata nya dan Nana melihat tangan kanan Dandy yang berdarah.
"Astagfirulloh pak."
Nana langsung menuju kamar mandi yang berada dikamar untuk mengambil handuk kecil. Nana segera kembali pada Dandy dan tangan Dandy dibungkus dengan haduk kecil yang dibawa nya. Dandy tetap menatap Nana dan melihat apa yang dilakukan Nana. Tangisan Dandy pecah dan Nana langsung memeluk nya.
Tbc
Maaf typo bertebaran
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced Marriage
Romansa"Jika banyak orang berpendapat: cinta itu akan datang dari kebersamaan, apakah dia akan mencintaiku bila hidup bersamaku."- Dandy Hartono "Keterlambatanmu, yang membuatku mencintai dia."- Nana chavali "Kesakitanku,karna cintaku sendiri. "- Yudi fau...