Perjalanan Sukabumi-Bandung yang memakan waktu hampir 4 jam kalau tidak macet.Dandy yang sudah bosan melihat Nana mengabaikannya, menggenggam tangan Nana yang membuat Nana terkejut.
"Astagfirulloh." Dalam hati Nana
Meski Nana merasa terkejut tapi dia tidak menoleh kearah Dandy, Nana masih saja melihat ke arah luar jendela yang menampakan mobil yang berlalu lalang.
"Nana apa yang membuat mu melihat keluar jendela itu, apakah pemandangan disebelah mu ini tidak Indah sehingga kau tak melirik ku sedikit pun." Ucap Dandy dingin dengan mempererat genggamannya pada tangan Nana.
Nana yang merasakan sakit pada tangan nya tidak menoleh sedikit pada Dandy. Nana hanya sibuk memikirkan kehidupannya bersama Dandy karna Nana bingung harus bersikap bagaimana karna hatinya untuk orang lain dan tak pernah berpikir untuk belajar mencintai Dandy karna pernikahan nya saja hanya sebuah perjanjian bodoh.
Akhirnya Dandy menghela napas pasrah karna lelah menunggu Nana merespon tapi nyata nya Nana hanya diam.
"Gadis keras kepala." Guman Dandy
Meski itu hanya gumaman tetapi Nana mendengarnya. Nana hanya bisa diam.
Hening datang kembali setelah Dandy berusaha untuk mencairkan suasana yang sangat dingin ditambah kecanggungan.Dandy melihat kearah luar jendela mengikuti yang sedang dilakukan Nana. Dandy berpikir cara untuk mencairkan sikap Nana yang dingin melebihi es Batu. Dalam pikiran nya masing-masing tiba tiba mobil yang ditumpanginya rem mendadak.
"Astagfirulloh." Ucap nana yang kaget dengan kepala yang membentur kursi yang didepan nya.
"Ada apa al?" Tanya Dandy pada seorang yang duduk dikursi kemudi.
"Gue juga gak tau 'dan' tiba - tiba yang didepan pada berhenti.
"Aish, kaget gue."
"Bentar gue cek keluar dulu 'dan'. "
Dandy hanya mengangguk sebagai balasannya dab Dandy sadar bahwa disebelah ada Nana.
Nana yang sedang mengusap-usap keningnya kaget atas sikap Dandy yang langsung menarik badan Nana menghadap Dandy."Kamu tidak apa-apa?" Tanya Dandy dengan wajah khawatirnya.
Nana tidak menjawab karna sekarang mereka saling bertatapan, saling melihat manik mata yang Indah. Nana melihat mata yang menisyaratkan Kekhawatiran pada Dandy, cukup terkagum karna Dandy mengkhawatirkan nya.
Dandy mengusap kening Nana."Apakah ini sakit?"
Nana kembali tidak menjawab hanya menatap Dandy dengan mata yang menisyaratkan kekaguman bahwa pria yang didepannya memiliki mata yang Indah dengan lensa hitam pekatnya.
Dandy menyadari bahwa Nana menatap nya, Dandy tersenyum."Apakah kau mulai menyadari bahwa aku tampan atau kau menyukai ku?" Ucap Dandy dengan mengusap lembut pipi Nana dan senyum yang menawan. Nana hanya bisa diam karna Nana terlalu mengagumi mata pria yang berhadapannya, tanpa mereka sadari Alfi sudah kembali duduk dikursi kemudi.
yah, pria yang dianggap Nana adalah seorang supir itu bernama Alfi Aldiansyah yang tak lain sahabat Dandy sejak perguruan tinggi. Alfi seorang senior hanya berbeda dua tingkat dari Dandy. Dandy menaggap Alfi seorang kakak nya karna sejak perguruan tinggi itu mereka selaku bersama.
"Dasar pengantin baru, gak tau tempat." Gumam Alfi karna kesal.
"Ekhem-ekhem."
Nana yang menyadari Alfi kembali langsung merubah posisi duduknya kembali dengan tak bosan melihat keluar jendela.
"Apa yang terjadi?" Tanya Dandy
"Ada kecelakaan mobil yang saling bertabrakan dan sepertinya kita alan terjebak macet cukup lama mungkin berjam-jam."
"Sudah gue duga, yah mau gimana lagi puter balik aja gak bisa."
Selalu keheningan yang melanda mereka. Dandy yang sesekali melirik Nana hanya diam saja karna mengajak ngobrol Nana percuma karan Nana sedang menjual kacang yang sangat mahal.
2 jam telah berlalu
"Aish, mau berapa lama lagi gue harus nunggu." Dandy sengan nada yang sangat kesal.
"Sabar kali 'dan' " balas Alfi dengan senyuman yang meremehkan karna Alfi tahu Dandy tidak suka atau bilsa dibilang benci dengan kata "MENUNGGU"
"Mana gue bisa sabar kalau disini henibg kaya kuburan padahal dia ini masih ada manusia yang hidup." Timpal Dandy dengan nada menyindir untuk wanita disebelahnya tapi niat itu tidak berhasil karna Dandy merasakan berat pada pundaknya, Dandy menoleh kesebelahnya dan mendapati Nana dengan mata terpejam nya. Alfi yang melihat dari kaya depan mobil hanya tersenyum.
"Niat lu gagal total 'dan' " ucap Alfi
" meski gagal tapi ini lebih Indah dari kegagalan." Balas Dandy sengan mengusap-usap pipi Nana sengan lembut.
"Dasar pedofil, gue gak nyangka lu beneran ngerencanain hal konyol kaya gini. Gue kira waktu lu ngomong pertama kali hanya sebagai candaan yang murahan tapi nyata emang lu gila." Ucap Alfi sambil menyetir karna kemacetan mulai mereda meski belum lancar.
Dandy tersenyum mendengar ejekan dari Alfi."Emang gue gila."
"Lu gila karna Cinta, bisa bisa nya gue kenal dengan pria aneh seperti lu."
"Lu nyebut gue gila karna Cinta, karna diri lu sendiri gak tau betapa hebatnya pengaruh Cinta ketika datang."
"Cinta itu penyakit 'dan' hanyan membawa kesialan bagi yang merasakannya dan gue gak percaya sama Cinta sejati yang tulus tanpa ada imingan apapun dalam Cinta itu."
"Iyah iyah, lu sekarang ngomong kaya gini karna masa lalu lu tapi gie yakin lu bakal dipertemukan dengan wanita yang dapat merubah pemikiran lu dalam Cinta."
"Hahaha, lu bilang gue gini karna masa lalu gue, nah terus kalau lu apaan kalau bukan karna masa lalu lu yang ditinggal nikah, lu gak akan ngerencanain hal bodoh ini." Balas Alfi dengan tawanya.
"Ketawa lu sumbang, yah setidaknya gue lebih baik dari lu karna masa lalu bukan berarti gue takut akan Cinta." Timpal Dandy dengan nada dingin dan mengejek.
"Gue bukan nya takut, hanya saja gue gak mau jadi tolol karna Cinta seperti lu, lihatlah diri lu sendiri selama beberapa hari belakangan ini, lu ngelakuin hal konyol hanya untuk menjadi stalkernya, gua aja ngeri lihat diri lu betapa tololnya saat jatuh Cinta."
"Hahaha lu ngatain gue dari tadi, tau rasa lu entar, liat aja ketika waktu itu datang al, udah gue males debat sama lu entat istri gue bangun lagi."
"Dasar mabok Cinta." Alfi dengan ejekan.
setelah saling ejek, Dandy dan Alfi sibuk dengan pikiran masing-masing. Alfi yang fokus pada jalanan karna kemacetan sudah mereda dan jalan lancar kembali sejak kepolisian datang dan mengidentifikasi. Dandy? Dia hanya memperhatikan istri nya yang bersandar pada pundak nya sesekali Dandy mengusap wajah Nana.
Karna keasikan Dandy yang terus memperhatikan wajah Nana sepanjang perjalanan tanpa disadari mereka sudah sampai dirumah Dandy.
"Ckck, dasar mabok Cinta." Gumam Alfi karna melihat Dandy yang masih asik dengan Nana yang terlelap.
Tbc
Maaf typo bertebaran
KAMU SEDANG MEMBACA
Forced Marriage
Romance"Jika banyak orang berpendapat: cinta itu akan datang dari kebersamaan, apakah dia akan mencintaiku bila hidup bersamaku."- Dandy Hartono "Keterlambatanmu, yang membuatku mencintai dia."- Nana chavali "Kesakitanku,karna cintaku sendiri. "- Yudi fau...