part 18

217 1 0
                                    


Pov Dandy

"Dasar wanita gila, seenaknya aja dia datang dan pergi. " saat amarahku belum hilang setelah wanita sialan itu datang dan pergi seenaknya ponsel ku bergetar.

Drrrtt drrrtt

From:  Alfi Aldiansyah

Dan, makan siang gue tunggu direstoran biasa

Aku segera membalas nya.

To:  Alfi Aldiansyah

Oke

Jawab ku singkat, aku langsung meninggalkan ruangan tanpa merapikan penampilan ku yang berantakan karna pertengkaran dengan wanita sialan itu. Aku keluar tanpa jas dan dasi dengan bagian tangan baju yang dilipat hingga siku . Aku berjalan keluar melewati meja seketaris ku sebelum jauh meninggalkan sekertaris ku yang sibuk yang bernama aqila memanggil ku

"Pak tunggu."

"Iyah ada apa?"

"Ini ada titipan." balas aqila dengan menyodorkan kotak makan.

Karna aku terburu-buru untuk menemui Alfi yang sudah ditempat janjian Aku mengabaikannya.

"Oh iyah simpan saja dulu qila." Balas ku cuek.

"Apa bapak gak bertanya ini dari siapa?" Tanya aqila pada ku membuat rasa penasaran muncul.

"Emang dari siapa?" Tanyaku akhinya.

"Dari mba Nana." Jawab aqila yang membuat ku tercengang karna mendengar Nama wanita yang selalu ada dipikiran ku dan yang sudah mengisi hatiku tanpa disadarinya sudah menyakiti aku.

"Dia kesini tadi?" Tanya ku bodoh karna terlalu terkejut.

"Iyah pak,  tadi mba Nana keruangan bapak tapi waktu kembali mba Nana menitipkan ini dan aqila liat sih matanya agak sembab juga." Jelas aqila dengan menunjuk kotak makan dengan bahasa yang tak terlalu formal karna Dandy senior nya saat kuliah dan lumayan dekat karna pernah memasuki komunitas yang sama.

"Emang Nana jam berapa kesini?" Tanya ku kembali.

"Sekitar jam 11 pak." Jawabnya kembali membuat ku refleks mengenggam rambut ku.

"Kenapa gak Kasih tau dulu qila sebelum menyuruh nya keruangan saya." Ucap ku

"Maaf pak, tapi qila ingat pesan bapak kalau ada seorang wanita yang bernama Nana chavali langsung saja suruh masuk tanpa memberi tau."

"Yah ini bukan kesalahannya, aqila hanya menjalankan tugas yang ku perintah." pikirku.

"Makasih aqila."

"Iyah pak sama-sama."

Aku langsung menuju parkiran dengan buru-buru karna takut Nana kenapa-kenapa setelah kejadian itu. yah meski aku mengetahui Nana tidak menyukai ku tapi entah mengapa perasaan ku tak enak. Aku menyetir dengan kecepatan tinggi tanpa memperdulikan keselamatan.

"Arrrgh kenapa harus macet disaat seperti ini."

Karna sekarang jam makan siang banyak orang yang mencari tempat makan membuat jalan cukup macet.
Saat ini hanya kesabaran yang ku punya.  Saat pikiran ku tertuju pada Nana tapi dibuyarkan oleh getaran ponsel menandakan panggilan masuk dan tertera Nama ALFI ALDIANSYAH.

"Astagfirulloh gue lupa." Aku segera memasang headseat dan menyentuh ikon berwarna hijau.

"Lo dimana ini Udah setengah jam gue nunggu." Ucap disebrang sana .

"Biasa aja kali Al, ucap salam kek jangan langsung nyamber kaya api aja."
"Iyah iyah tapi kalau lo gak akan kesini jangan jawab 'oke'." Jawab Alfi dengan penekanan pada kata OKE.

Forced Marriage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang