Deru napasnya terengah-engah, setelah berlari sepanjang perjalanan dari parkiran sampai ruangan Revan. Sebanyak ia melangkah, pikirannya berkecamuk tentang Revan. Bagaimana keadaan Revan? Apakah Ayla sudah ada di sana?... ketika sampai di depan ruangan Revan, ia sedikit ragu untuk masuk ke dalam, ia merasa canggung jika di dalam ia harus berjumpa dengan Ayla. Pantaskah dia masuk sebagai Mantan tunangan Revan di depan isteri Revan.
Nida tercekat, saat dokter yang memeriksa Revan keluar dari pintu ruangan itu, "Mbak... isterinya Pak Revan ya?.. Ayo masuk,, saya akan menjelaskan sesuatu kepada mbak." Tanpa mendengar penjelasan Nida, dokter itu mengajak Nida untuk mengikutinya yang berjalan menuju ruangannya.
Ia sedikit gugup berbicara dengan dokter di depannya, apalagi dokter itu sejak tadi menatapnya tegang, "sa.. saya bukan isterinya."
"Bukan?" dokter lelaki dengan name tag Ryandi itu sedikit terkejut,
"Mbak nida, mbak kan yang dulu sering datang ke sini nganterin makanan buat pak Revan. Mbak kan, yang waktu itu bilang sama saya, kalau mbak tunangannya dokter Revan."
Nida semakin tertegun, mulutnya tertutup rapat ketika di ingatkan kembali dengan kegiatan rutinnya selama masih menjadi tunangan Revan.
"Maaf, kami tidak bisa mengatakan yang sebenarnya, kepada yang bukan keluarga. Karena ini, sudah kebijakan rumah sakit."
"Baiklah sa.. saya pergi." Dengan putus asa, Nida keluar dari ruangan dokter Ryandi. Tapi lagi-lagi pikirannya berputar kembali, dia harus tahu! Apa tidak apa-apa, jika dia mengaku sebagai isteri Revan?
Dengan gerakan cepat, tanpa ragu-ragu lagi, Nida memutar tubuhnya ke belakang, masuk kembali ke dalam ruangan dokter Ryan, "Saya isterinya." Seru Nida berusaha menghapus keraguannya, "Saya isterinya Revan." Nida mengangkat jemarinya yang sudah terpasang cincin yang ia dapatkan dari Revan. Cincin pertunangan yang seharusnya ada pada Revan, tetapi Nida memintanya sebagai kenang-kenangan, pertanda mereka masih berhubungan baik walau tidak seperti dulu lagi. Mungkin kebetulan, ia menemukan cincin itu masih berada di dalam tasnya.
Awalnya dokter Ryandi seperti ragu, namun akhirnya dia mempersilahkan Nida untuk duduk kembali, dan mendengarkan semua penjelasannya.
***
Nida keluar dari ruangan itu dengan tatapan tak terbaca, sejak mendengar keterangan dokter, ia hanya bisa membatu, ada salah satu kutipan yang ia ingat, "Selain itu, Revan juga harus rajin beristirahat dan jangan terlalu kelelahan."
Revan terlalu menyiksa dirinya, sampai membuat tubuhnya sudah tak kuat.
Tetapi, ia masih ragu dengan pengakuannya tadi. Jika Dokter itu menganggapnya sebagai isteri Revan, berarti dokter itu tidak mengenal Ayla, atau bahkan dokter itu tidak datang di hari pernikahan Ayla. Ah, ia baru sadar... seharusnya hari itu hari pernikahan Reval dan Ayla, jadi yang datang hanya teman dan kolega dari mereka, tidak mungkin teman-teman Revan yang datang, meski ia yang menjadi pengantin dadakan. Dan memang benar dengan yang dikatakan dokter Ryan, sudah banyak teman dan rekan kerja dari Revan yang mengenalnya sebagai tunangan dan calon isteri dari Revan. Walau, kini Revan bukanlah suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Give Me Your Love
Romance"Aku mencintai tunanganku. Tapi,,, kenyataan ini terlalu pahit untuk di terima." _Ayla_ "Aku mencintai tunanganku. Tapi,, inilah jalan yang harus ku ambil." _Revan_ "Aku mencintai tunanganku. Tapi,,, inilah takdir yang harus ku terima." _Nida_