"IBUUUU!!! AAYAAAH !!!" teriak Ayla tak karuan ketika Revan membuka pintu dengan susah payah.
"Astagfirullah Ayla?!" Ayah dan ibunya terperanjat mendapati kondisi Ayla yang mengenaskan seperti orang gila, bau alkohol langsung menyeruak dimana-mana, di tatap seperti itu, bukannya takut atau menunduk Ayla malah memasang senyum tanpa dosanya.
"Ayyaah jahat! Dan ibu..." ia melirik ayahnya dan ibunya bergantian. "Kejam." Rintihnya nyaris tak terdengar.
"Ayah, aku akan membawa Ayla naik ke kamarnya." Revan seolah mengerti isyarat ibu mertuanya itu langsung membawa Ayla naik masih dalam gendongan bridalnya.
"Hihihi... Revan Reval!!! Hebatnya aku bisa punya dua-duanya." Ayla menahan wajah Revan di depan wajahnya, "Tapi, dua-duanya nyakitin aku." kekehnya tertawa lepas.
"Sudahlah Ay,,, sampai kapan sih kamu berhenti. Jangan seperti ini Ayla..." Revan membaringkan Ayla di atas kasur, sesekali meluruskan kaki Ayla yang bergerak kesana kemari.
"Hahhh?! Tas aku mana?!" Ayla menjerit dan terduduk seketika, "Tas aku Rev.. ambilin... itu penting banget." Ia memukul-mukul lengan Revan, "Ada itu... sesuatu yang harus kamu tandatangani... surat perceraian kita." Seru Ayla heboh, ia mencoba terbangun dengan grasak-grusuk.
"Jangan lagi AYLA!" Revan meringis sambil mengacak rambutnya kesal. "Ikut aku!" Revan mendongak, menarik tangan Ayla kencang, dan menyeretnya ke kamar mandi.
Langkah Ayla terseok-seok mengikuti langkah lelaki itu, ia masih merasa pening dan rasanya perutnya bergejolak ketika di seret paksa seperti ini.
"Mau Apa sih Rev?! AAAWW!!!" Ayla menjerit kedinginan setelah Revan menyiramkan air ke atas kepalanya. "Revan... sudah!" Teriak Ayla dengan gigi gemeletuk, "Revaaannnnn!!!" Ayla memukul-mukul dada Revan agar Revan berhenti. Namun, Revan seolah ingin menghukum isterinya, tidak ada kata ampun kali ini.
"Tidak, Ay. Sebelum kau sadar, aku ini Revan, bukan Reval. Aku Suamimu.. dan kamu tidak pantas menyebut nama lelaki lain di depanku! Aku Suamimu... Ayla Aku SUAMIMU! Seharusnya kamu menghargai aku... selama ini aku berdiam diri, membiarkanmu. Dan aku sudah tidak tahan, karena kamu sudah bukan Ayla yang dulu lagi!" kemudian ia menayalakan shower ke atas kepala Ayla, karena tak tahan, air matanya ikut mengalir melihat kondisi isterinya yang mengenaskan sekaligus mengecewakan ini.
"Aku membencimu Revann!!!" Teriak Ayla dengan tangis tersedu ia memeluk dirinya sendiri yang terasa semakin dingin.
"Aku membencimu... hiks." Tangisan Ayla semakin kencang. Revan langsung merengkuh tubuh Ayla ke dalam pelukannya, "Aku mencintaimu Ay.." ia tak peduli dengan basah tubuh Ayla yang mengenai pakaiannya. Hingga mereka berdua sama-sama terisak di bawah guyuran air shower yang membekukan.
***
Revan menatap lekat wajah Ayla yang tampak tenang tertidur itu. setelah bersusah payah menggantikan pakaian Ayla dengan mengalahkan tenaga Ayla yang terus meronta karena masih dalam kondisi setengah mabuk pada akhirnya ia berhasil. Ia mengernyit, baru kali ini ia menemukan orang mabuk setelah di siram air dan disadarkan masih belum sembuh juga dan Ayla termasuk orang yang menjadi gila ketika mabuk, tidak hanya itu, sepertinya Ayla mati rasa, di cubit, di kelitik, dan di cium pun Ayla tidak akan menolak. Mungkin Ayla termasuk orang yang berbeda.
Dikala seperti inilah, ia bisa melihat wajah Ayla yang tenang dan damai, berbanding terbalik, dengan Ayla yang biasanya selalu memasang wajah amarah dengan penuh pemberontakan. Jika melihat ke belakang, ia ingin melihat Ayla yang dulu... yang ceria, jahil, dan supel... sangat berbanding 90 persen dengan Ayla sekarang, yang lebih senang menutup diri dan menampilkan emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Give Me Your Love
Romance"Aku mencintai tunanganku. Tapi,,, kenyataan ini terlalu pahit untuk di terima." _Ayla_ "Aku mencintai tunanganku. Tapi,, inilah jalan yang harus ku ambil." _Revan_ "Aku mencintai tunanganku. Tapi,,, inilah takdir yang harus ku terima." _Nida_