"Ay... ayang-ayangku woo hooo... ayang kawin-win win..." Aku menoleh ke arah suara yang memanggilku itu. Di sana,,, lelaki tampanku berdiri dengan seragam pilot kebanggaannya, dengan kaki panjang itu ia berlari ke tempatku berdiri, dan langsung merengkuh tubuhku ke dalam pelukannya.
"Aku kembali kan..."
Aku mengangguk, "Iya mas... aku seneng. Tapi mas meluknya jangan kenceng-kenceng."
"Emang kenapa?" Reval melonggarkan pelukannya sambil menatapku dengan keheranan.
"Aku hamil, mas!" Seruku dengan tawa bahagia... aku membuka jaket yang menutupi perutku, dan menampilkan perutku yang buncit.
"Apa? Aku kan gak pernah main-main sama kamu."
"Yee... iya sih gak pernah main-main, tapi satu main." Aku mengerling nakal, dan dia bergidik merinding.
"Ih ya... si empal mah gitu ah! Udahan ah..." Aku menarik boneka koala dari dalam kaosku yang sejak tadi mengganjal di sana, sehingga membuat perutku tampak seperti orang hamil.
"Ih jangan marah... dong." Reval mengusel-usel pipiku, sesekali mencubitnya, "Memangnya kenapa, kamu pengen hamil?"
"Ngga, kan kalau kita nikah kan nanti punya anak tuh. Terus, aku bakalan berdiri di sini... nungguin kamu pulang. Dan aku bakal kasih pita di perutku, kemudian buka jaket dan kasih surprise! 'YEEE AKU HAMIL' kan pengennya gitu."
"Iya kan itu nanti sayang, ada waktunya."
"Aku gak mau ah. Udah gak sabar." Aku meloncat-loncat sambil mencubiti perut keras Reval.
"Ah... yaudah! KUA YOK!" Reval menarik tanganku dan membawaku pergi dari bandara.
"Ih beneran KUA nih maennya? Asik!"
"Tapi nanti bulan depan." Kekeh Reval.
"Si empal mah gitu! Becandanya gak lucu... kenapa gak minta di percepat aja sih." Gerutuku mencubit pinggangnya kencang dan ia hanya meringis pelan saja.
"Itu sudah tanggal terbaik untuk kita, sayang. Lagian kan, aku masih banyak kerjaan."
"Kerjaan mbahmu... kerjaannya Cuma satu, tapi ngilangnya sewaktu-waktu." Cibirku kesal.
"Dih,,, kan aku masih punya hotel, masih punya kamu. Memangnya ngurus kalian itu gampang apa? Yang satu belum telepon ini itu, padahal udah ada wakil direktur.. nah yang satu, selalu ramein ponsel melulu karena chat nya gak di bales. Yaiyalah sayang, namanya juga di pesawat. Mau aku sms-an sama kamu sambil nyetir, terus nyungsep di antartika?"
"Nggak dong! Aku jadi janda sebelum kawin, masaa..."
"Aduh pikiranmu aneh-aneh mulu sih Ay..."
"Aku kan jadi takut kamu kabur sebelum hari H... makanya aku ngebet nikah... eh tapi kawin juga gak apa-apa sih. Kan kalau kita kawin duluan, aku rela deh hamidun,, jadi, kalau kamu kabur... aku bisa neror kamu dengan ancaman anak kita. Makanya Ayuk kawin!"
"Aku gak bakalan kabur loh Ay, aku sayang banget sama kamu. Aku rela ngelepasin apa aja buat kamu, lepas baju? Lepas celana? Bahkan lepas nyawa pun, aku rela... asalkan buat kamu."
"Ih serem! Yaudah... mau kawin gak sih ini?"
"Iya ayok, tapi nunggu tanggal maennya dulu ya." Reval terkekeh, dan aku memekik putus asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Give Me Your Love
Romance"Aku mencintai tunanganku. Tapi,,, kenyataan ini terlalu pahit untuk di terima." _Ayla_ "Aku mencintai tunanganku. Tapi,, inilah jalan yang harus ku ambil." _Revan_ "Aku mencintai tunanganku. Tapi,,, inilah takdir yang harus ku terima." _Nida_