Part 11

152 8 0
                                    


Apa?!!

Ayla menyimpan teriakan terkejutnya dalam hati, ia sungguh tak percaya. Dean, lelaki yang sudah setahun terakhir dekat dengannya, lelaki yang sosoknya ia kagumi dari kacamata perempuannya, telah beristeri. Dan tidak ada yang tahu sama sekali? Oh, apa jangan-jangan disini hanya dia yang tidak tahu, seperti misalnya kalau Nida adalah kakak kandungnya dan oh! ia hanya berharap Nida menjadi kakak kandungnya, mengingat hubungan mereka sudah sangat erat seperti saudara yang sesungguhnya. dan sekarang, ia merasa malu telah merebut kekasihnya. dan rasanya, ia tidak memiliki muka untuk bertemu dengan Kak Nida. itulah yang membuat dia, tak bisa mengabari kak Nida dan hanya menunggu Kak Nida mengabarinya namun nyatanya tidak. ya, seharusnya ia sudah paham hal itu, tentus aja Kak Nida kecewa. aish! kenapa ia jadi ingat kak Nida dan terkoneksi untuk mengingat insiden di hotel.

"Ja.... jadi kau sudah menikah?"

Dean mengangguk lemah, "Sudah lebih 6 tahun ia meninggal."

"Apa aku orang yang penting? Sehingga aku bisa kau undang ke makam isterimu?" Ayla menelan ludahnya dalam-dalam, sedikit ragu untuk bertanya langsung, 'apa disini hanya ia yang tidak tahu?'.

"Kemarilah... akan ku kenalkan kamu pada evelyn."

Ayla mengangguk patuh, seperti kerbau di cucuk hidungnya ia berjalan pelan dan duduk di samping Dean, batinnya masih bertanya-tanya, apakah alasan Dean menyembunyikan status pernikahannya dari umum? Lalu... apa masalahnya?.

"evelyn... ini Ayla." Dean mulai membuka suara, "Ayla yang kamu kenal."

"Eh ia mengenalku?"

"Diam dan dengarkan." Lirik Dean ketus, "Beberapa tahun yang lalu... aku bertemu Evelyn saat koas di rumah sakit. Dia bukan dokter, tapi seorang perawat. Kau tahu, dia wanita yang sangat cantik... dan bahkan dia di sebut-sebut dewinya rumah sakit, karena saking cantiknya."

"Jadi kau mau bilang aku jelek?"

Tuk! Satu pukulan kecil dari telunjuk Dean mendarat di keningnya, Ayla hanya mendesis walau dalam hati ia mengumpat pelan perlakuan Dean yang sangat mengingatkannya pada Reval, "Emang kamu bikin tensi darah naik ya."

"Iya-iya aku dengerin." Sahut Ayla setengah mencibir.

"Aku mencintai Evelyn, tapi... Dia sama sekali tidak pernah tahu kalau aku mencintainya. Dia hanya mencintai satu orang, yaitu... Revan."

Seketika Ayla merasa asupan udara di sekitarnya menyempit, Revan? Lantas, apa yang patut dicintai dari lelaki itu? lelaki pengecut yang hanya bersembunyi di balik punggung orang tua Ayla. Tanpa sadar Ayla mendelik sinis mendengar nama lelaki itu.

"Dia mencintai Revan setengah mati. Ia merasa Revan adalah segalannya. Mungkin ia akan mati jika tak melihat Revan. Evelyn memperjuangkan segalanya untuk Revan. Dan bodohnya..." Dean tersenyum pahit, "Revan sama sekali tidak pernah melihatnya sebagai wanita. Maksudku, Revan hanya menganggap Evelyn hanya rekan kerja, bawahan, atau perawat biasa. Aku yang melihat itu merasa sangat miris, orang yang ku cintai di campakkan bahkan tak pernah dilihat sama sekali. Saat itu aku marah, tapi aku tak bisa meluapkannya. Mungkin tanpa sengaja, atau memang takdir... di suatu tempat Evelyn bertemu dengan Reval.. ya kau tahu, mereka kembar identik yang hanya orang tertentu yang tahu perbedaannya. Evelyn memang bodoh, ia tak benar-benar mencintai Revan, buktinya ia tak bisa membedakannya. Yang kemudian kuketahui, kalau Reval jatuh hati pada Evelyn..."

"Apa?!" kali ini Ayla merasa dunianya semakin hancur, Reval tidak pernah mengatakan apapun tentang Evelyn, apalagi mereka pernah terikat suatu hubungan.

"Ya, mereka saling mencintai. Dan tak lama kemudian Evelyn menghilang." Tangan Dean mengusap nisan evelyn dengan sayang, kedua matanya sudah berkaca-kaca, dan Ayla tahu, sejak tadi Dean berusaha menahan air matanya.

Just Give Me Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang