cap bibir!

154 4 0
                                    

Semuanya berubah seratus persen, berbanding seratus lima puluh derajat dengan Ayla yang dulu, yang selalu mengandalkan luapan emosi yang meledak-ledak, dan selalu mencari keributan. Kini justru, Ayla yang tak tahu malu bermanja dan bermesraan tak tahu tempat kepada Revan.

Dengan perut yang sudah membesar, Ayla dengan bangga mengenakan jas dokternya kemana-mana. Mungkin terdengar seperti hal gila yang tidak mungkin dilakukan oleh Ayla dengan rasa gengsi selangit. Tapi ini benar-benar Ayla yang sesungguhnya, yang nakal dan pembangkang. Sudah seminggu ini, sejak Revan secara langsung mengirimkan surat resign milik Ayla ke pihak rumah sakit ayahnya itu, Ayla selalu memakai snellinya kemana-mana. Ke supermarket di pakai, di rumah juga di pakai, dan bahkan sampai acara 7 bulanannya yang terselenggara begitu meriah, sampai harus memakai jas dokternya. Untungnya, Revan dengan cerdasnya mengajukan konsep medis untuk desain acara 7 bulanan Ayla, memang terkesan gila, di saat semua pasangan suami isteri mengadakan acara 7 bulanan dengan upacara adat istiadat, sekaligus menurunkan budaya khas, tapi mereka menyajikannya dalam konsep desain acaranya, Medical.

Dan sekarang, Ayla tak tahu malu menyeret Revan dari meja operasi untuk makan siang. Beruntung, operasi kali ini yang memegang kendali penuh adalah Dokter Rizky, jika tidak… habislah pekerjaannya.

“Makan dong. Aaaa.” Ayla menyodorkan sendok terakhir yang sebelumnya ditolak oleh Revan, sebab perutnya sudah tidak bisa menampung lagi. Ayla membawakan bekal untuk orang kuli, bukan untuknya, bisa-bisanya ia membawa jatah makan orang serumah untuk jatah makannya sendiri.

“Aku udah kenyang.. Ay.” Revan menelan ludahnya, saat Ayla mulai memberengut dan siap ngamuk, “Iya aku makan.” Dan untuk sendok terakhir ia menahan rasa mual dan segala bentuk protes dari perutnya, “Ay… ada pasienmu itu.” Tunjuk Revan mengarah ke belakang Ayla, dan ketika Ayla berbalik ke belakang di sanalah, Revan membuang makanan dari mulutnya ke tong sampah yang letaknya tak jauh darinya.

“Mana ada pasienku disini.” Cibir Ayla setelah melihat ke belakang, tak ada pasien kejiwaan satu pun yang ia temui.
“Pasti ada,, ini kan rumah sakit umum sayang.” Tangan Revan mengelus rambut Ayla lembut, penuh kasih sayang. Tapi gerakan tangan Revan berhenti begitu Ayla mengeluarkan sesuatu yang ajaib dari dalam tas nya. Cermin dan sebuah lipstick. UNTUK APA??

Ayla membuka lipsticknya, menghiraukan tatapan orang-orang di sekitarnya, yang berkasak-kusuk heran dan tertawa kegelian melihat keanehan seorang dokter yang datang menyeret suaminya yang masih memakai pakaian operasi untuk makan siang di kantin. Ayla menggoreskan ujung lipstick merah berkilaunya di atas bibirnya dengan gerakan menggoda. Sementara di depannya Revan sudah salah tingkah, ingin menghentikan namun takut isterinya ngamuk-ngamuk, jika tidak di hentikan, bikin malu.

“Bangcul..” panggil Ayla dengan senyum seringai, bedanya kini Revan tak lagi melihat gigi susu hitam dan berjarak itu, yang ada hanya bibir ranum merah berkilau dan deretan gigi putih yang ia lihat ketika Ayla berseringai.

“Apa?!” Revan meneguk air putih di depannya dengan sarkatis, melihat bibir Ayla bergerak-gerak sensual, tak hanya itu lidah Ayla ikut berperan di dalamnya. Mungkin jika mereka sedang tidak di kantin, Revan pasti sudah menerkam Ayla sekarang juga. Sayangnya sikon tidak memihaknya, tidak mungkin bukan, ia mencium isteri nakalnya di depan umum.

“Bangcull…” panggil Ayla lagi, dan Revan hanya bisa meneguk ludahnya melihat Ayla memonyong-monyongkan bibirnya dengan menggoda.

“Wush! Wanita berhijab kok gitu!” Revan menutup bibir Ayla dengan telapak tangannya, ia hendak menceramahi Ayla namun malah tangannya yang di kecup Ayla sampai warna lipstiknya tertinggal.

Revan menganga tak percaya menatap telapak tangannya yang putih kontras dengan warna lipstik Ayla yang merah pekat. Ayla tidak pernah berdandan dengan lipstick merah pekat begitu, ia betul-betul mengabsen produk make up dan warna-warna yang sering di gunakan isterinya, dan...... Ayla bukan pengagum lipstick merah pekat yang berkilau seperti yang di gunakan para ibu-ibu arisan. LANTAS DARIMANA DIA MEMBELI LIPSTICK PERSETAN ITU!.

Revan hendak berlari mengejar Ayla, namun tak kesampaian.. Ayla sudah pulang dengan menaiki mobil yang di kendarai oleh supirnya. Ia mengacak rambutnya frustasi, banyak orang yang menatapnya dengan tatapan geli bahkan ada orang yang secara terang-terangan tertawa, siapa lagi kalau bukan sahabatnya sejak SMA. Dokter Rizky yang berjalan dari kejauhan tengah tertawa terbahak teringat ekspresi kesal Revan ketika isterinya datang memakai snelli kerjanya, padahal dia tidak bekerja di rumah sakit ini, tak hanya itu, Ayla juga membuat rusuh di ruang operasi dengan terus memanggil nama suaminya memakai nama panggilan kecilnya ‘bangcul’ . tanpa tedeng aling-aling, Revan langsung keluar dari ruang operasi setelah meminta ijin, dan langsung membungkam mulut bising Ayla.


Lebih parahnya lagi, Revan yang masih memakai pakaian operasi disuapi sebakul nasi dengan gaya pesawat terbang khas anak kecil, setelahnya di tutup dengan bibir merah berkilau yang beradegan sensual di depannya, seolah menawarkan pencuci mulut yang lebih segar.

“Dokter Revan… isterinya.. Wow!” Dokter Rizky tiba-tiba sudah ada di depannya,mengacung dua jempol sambil mengedipkan sebelah matanya nakal.

“Aish! Ku pukul juga!” Revan mengangkat tangannya isyarat memukul.

“Apa itu? Cap bibir? Bahahahahhahah!!!” Dan pecahlah tawa dokter-dokter di belakang Rizky mentertawakan cap bibir merah di telapak tangan Revan.

“Ah …. Ayla kau tetap bocah nakal.” Gumam Revan menarik tangannya di udara, bergegas masuk ke dalam ruangannya, karena ia yakin Rizky dan pasukan dokternya pasti akan membullynya habis-habisan.

Di dalam ruangannya, Revan melepaskan pakaian operasinya, lengkap dengan pelindung kepalanya. Ia kembali mengenakan snellinya, dan mencuci tangannya di wastafel ruangannya.

Usai mencuci tangan, Revan mendongak di cermin melihat ada sesuatu yang ganjal dengan snellinya. “Ba… bagaimana bisa?” Revan sampai tak bisa berkata-kata saking kagetnya, “AYLAAAAAA!!!!” teriak Revan geram, melihat snelli kerjanya penuh dengan cap bibir merah Ayla di bagian depannya.
***
Huwehehhee..  Baru nongol lagi sayaaa! Biasalaahh...  Perlu semedi dulu sebelum JGMYL tamatt..  Ceileh..  Keep reading and give me your vomment!  Muach, salam bibirnya Ayla.

Just Give Me Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang