Jam menunjukkan pukul 11.34 ketika Nevada memasuki ruangan yang Skylar tunjuk sebagai kamarnya. Ini sudah tengah malam namun Nevada tidak merasa mengantuk. Mungkin karena ia baru saja terbangun dari bius 3 jam yang lalu, jadi ia belum merasa ingin tidur.
Di pinggir tempat tidur, Nevada mengarahkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Salah satu sudut bibirnya tertarik ke atas. Agaknya Nevada menyukai kamar itu. Warnanya yang didominasi warna putih dan abu-abu itu terlihat mengagumkan di mata Nevada. Apalagi di bagian salah satu bagiannya terdapat kaca besar yang berfungsi sebagai jendela. Lewat kaca itu Nevada bisa melihat pemandangan di luar rumahnya.
Hingga saat ini Nevada masih tidak mengerti mengapa ia tiba-tiba mendapatkan misi ini. Padahal ia merasa biasa saja. Tak ada yang spesial atau pun berbeda. Nevada bahkan tak yakin dapat melakukannya. Entahlah, ia tak tahu. Yang jelas ia harus bisa menemukan ketiga benda itu tanpa ketahuan. Berharap saja selama menjalankan misi, ia atau pun empat temannya tidak mengacau sehingga tak ketahuan. Ini jelas-jelas bukan misi yang biasa. Bukan misi mengambil uang palaknya Daniel atau misi menyelesaikan misteri hilangnya pulpen di sekolah. Ini misi yang bahaya. Resikonya adalah penjara. Mengingat hal itu membuat Nevada merinding.
Tenang. Misi itu belum dijalani. Gue harus latihan dulu. Gue pasti bisa. Anaknya Tom Cruise pasti bisa.
Nevada mencoba menstabilkan napas agar dirinya dapat tenang. Well, hal itu berhasil dalam beberapa menit. Menit selanjutnya, Nevada justru merasa kebingungan. Kali ini ia memikirkan keadaan keluarganya. Nevada yakin, sekarang pasti Austin, ibu, dan ayahnya sekarang sedang panik karena anak perempuannya tidak kunjung tiba di rumah. Nevada bahkan tak sanggup membayangkan seberapa cemas ibunya. Oh tidak.
Nevada sadar ia harus tinggal di sini dalam jangka waktu yang lama. Kalau begitu, ia tidak akan masuk sekolah dalam beberapa bulan. Lantas bagaimana dengan sekolahnya? Bagaimana Nevada mendapatkan pendidikan? Lalu jika ia kembali pulang ke Indonesia, apa yang akan ia lakukan di sana?
Pikiran-pikiran itu membuat Nevada pusing. Ia menarik rambutnya dengan frustrasi lalu menjatuhkan kepalanya tepat di atas bantal. Di satu sisi Nevada merasa senang tinggal di sini. Di sisi lain ia merasa khawatir dengan semuanya yang ada di rumah.
Nevada memejamkan matanya, berharap ia akan tidur dalam waktu beberapa menit kemudian. Sayangnya hal itu tidak terjadi. Hingga 15 menit kemudian ia tetap terjaga. Lantas Nevada memilih untuk pergi ke luar dan menonton TV.
"Kaga tidur lo?" tanya Nevada begitu ia tiba di ruang keluarga. Matanya mendapati Satria, Bara, dan Arvid sedang duduk di depan TV sambil memegang controller. Mereka sudah berganti baju, begitu pun Nevada. Baju yang disediakan orang-orang asing itu sangat cocok dengan tubuh mereka.
Satria menoleh, "Lah gue kira lo udah tidur Nev."
Nevada menggeleng seraya duduk di salah satu sofa. "Gue nggak bisa tidur. Lo semua juga nggak bisa tidur?"
Mereka bertiga mengangguk secara bersamaan dengan mata yang tertuju pada layar TV.
"Sinyal hape kalian gimana? Udah ketemu?" tanya Nevada menaikkan kedua kakinya ke atas sofa.
"Sabodo teuing, Nev. Bodo amat gak ketemu sinyal. Yang penting ada wifi," jawab Arvid.
"Yoa. Mana wifinya kenceng banget. Lo udah coba?" tanya Bara melirik Nevada selama beberapa detik.
Nevada menggeleng. "Belom. Terus lo semua udah ngabarin keluarga lo?"
Semuanya menggelengkan kepala.
"Belom. Kayaknya gue belum siap buat ngabarin mereka. Soalnya ini rumit banget, Nev. Gue belum mempersiapkan kata kata buat ngejelasin ke mereka." jelas Satria. Salah satu tangannya mengambil makanan yang ada di dalam toples, salah satu tangannya memegang controller.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ten Eyes To Disappear
ActionSatria, Arvid, Arial, Bara, dan Nevada. 5 remaja berbeda sifat, kepribadian, serta latar belakang. Tetapi tertarik dengan satu hal yang sama, Magic. Kelima remaja yang tidak jauh dari bercanda bercandaan itu tiba-tiba saja dipersatukan dalam s...