6. Up To You Kak

42 3 4
                                    

Jam sudah menunjuk ke angka tujuh pada saat film yang mereka tonton hampir selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam sudah menunjuk ke angka tujuh pada saat film yang mereka tonton hampir selesai. Hingga saat ini tak ada satu pun dari kelima anak itu yang memejamkan matanya untuk tertidur. Selama lebih dari 5 jam ini mereka hanya bermain game dan menonton film di TV. Tak ada kantung mata yang terbentuk di wajah mereka layaknya orang-orang yang tak tertidur semalaman. Justru kelimanya tampak sangat bersemangat pagi ini. Wajah mereka sangat cerah, secerah langit yang menghiasi kota pada pagi hari ini.

"Eh di sini ada yang bisa masak gak?" tanya Satria seraya melirik keempat temannya. Ini sudah lewat dari jam tujuh pagi dan saatnya bagi mereka untuk sarapan.

Seketika Arvid, Bara, dan Arial langsung melirikkan mata mereka ke arah Nevada. Tatapan keempat lelaki itu langsung dimengerti oleh Nevada. Tahu maksud dari mereka, Nevada mendesah kecil.

"Iya, iya. Gue yang masak," jawab Nevada pasrah. Walau sebenarnya malas, pada akhirnya Nevada memaksakan dirinya untuk pergi ke dapur.

Sementara itu, Arial, Arvid, Bara, dan Satria masih bertengger di depan TV, menonton film. Di sekitar mereka ada banyak toples kosong yang berserakan. Tadi malam toples itu terisi penuh dengan berbagai makanan. Waffles, keripik, cookies, permen, dan masih banyak lagi. Kini toples-toples itu sudah hampir habis, bahkan kebanyakan sudah kosong.

"Nevada! Tolong bikinin gue kopi ya!" sahut Satria tak lama setelah Nevada bangkit dari sofa. Satria menoleh ke belakang, tepatnya ke dapur yang menyatu dengan ruang keluarga.

"Gue juga!" Arvid menambahkan.

"Gue juga ya Nev. Nevada baik deh." sambung Arial.

"Jangan lupa bikinin buat orang ganteng juga ya!" sahut Bara sambil mengangkat jempolnya.

Mendengar sahutan dari keempat cowok itu, Nevada mendesah pelan seraya mengepalkan tangannya. "Tai lah," rutuk Nevada sambil menyalakan kompor.

"Berdasarkan omongannya Bara, berarti lo Cuma bikin 3 aja ya, Nev!" Arvid menyahut lagi.

"Lah kok tiga?" tanya Bara sembari memandang Arvid. "Kan cowokya ada empat."

"Iya tiga. Kan yang ganteng Cuma gue, Satria, sama Kak Arial doang. Lo nggak. Wkwk," jawab Arvid dengan ekspresi polosnya.

Bara langsung menjitak kepala Arvid, "Kampret lo!"

Melihat itu, Arial menggelengkan kepalanya pelan. "Yaelah Bar. Jangan salah. Lo bukannya nggak ganteng Bar. Tapi lo—"

"Tampan?" Bara memandang Arial dengan tatapan penuh harap. Sangat yakin kalau Arial akan membelanya dan berkata kalau ia tampan.

"Bukan. Lo bukannya nggak ganteng, tapi lo not handsome," kata Arial dengan nada santai seperti tidak punya dosa.

Mendengar ucapan Arial, Satria dan Arvid langsung tertawa kencang. Ucapan Arial yang sederhana itu terdengar lucu di telinga mereka. Bahkan Nevada yang tanpa sengaja mendengar pembicaraan mereka juga ikut tertawa. Sampai-sampai tangan Nevada bergetar ketika menuangkan bubuk kopi ke dalam cangkir. Ucapan Arial sangat mirip dengan kalimat yang sering diucapkannya. Maka dari itu Nevada tertawa hingga tangannya bergetar.

Ten Eyes To DisappearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang