1.3 Target - 3

60 6 0
                                    


BANDUNG, ID

Sudah lebih dari 10 menit mereka berkeliling taman film, namun Keduanya belum mengeluarkan satu patah kata pun. Cowok yang berdiri di sebelah kanan itu mengatupkan rahang. Mata bulatnya memandang cewek yang ada di hadapannya dengan tatapan mengintimidasi. Dibalik sikap tenangnya itu, si cowok telah menyiapkan sebuah rencana.

Sementara itu, si cewek tampak sibuk dengan ponselnya. Sibuk mengetik sesuatu di sana.

"Tumben ngajak ketemuan. Ada apa?" Cewek itu akhirnya membuka suara usai ia menaruh ponselnya di saku jaket.

Salah satu sudut bibir cowok itu tertarik ke atas. Bibirnya yang berwarna merah serta penuh itu terlihat sangat menggoda. Cowok itu menyeruput minumannya dengan santai. "Kemaren malem kemana aja?" Tanya cowok itu.

Cewek bermata sipit yang berjalan di sampingnya memutar kedua bola mata dengan malas. "Di rumah. Emangnya kenapa?"

"Serius di rumah?" Cowok itu menaikkan salah satu alisnya. Memandang cewek itu dengan tatapan tenang yang agak mengintimidasi.

Air muka cewek itu langsung berubah. Wajahnya yang tadi tampak tenang mulai gelagapan. "Iya,"

"Oh..." Cowok itu menganggukkan kepalanya dengan santai. Ia mengangkat tangan kirinya yang sedang memegang ponsel. Jempolnya dengan lincah bergerak-gerak di layar ponsel itu. Ia menekan logo LINE, lalu melihat isi chat yang ada di sana. "Beef teriyakinya enak ya?" Sindir cowok itu seraya terus menelusuri LINE.

Cewek bermata sipit yang tadinya sedang memandangi jalan raya itu pun menoleh. Kedua alis cewek itu langsung bertautan ketika ia melihat ponsel yang di pegang oleh cowok di sebelahnya yang merupakan pacarnya. Jantungnya langsung berdegup kencang. "Kok bisa ada di kamu sih?" Tanya cewek itu. Ia kebingungan karena ponselnya tiba-tiba berada di tangan pacarnya. Padahal ia ingat sekali kalau tadi ia menaruhnya di saku jaketnya. Pasti ia tidak sadar jika cowoknya mengambil ponsel darinya.

"Ganti password ya?" Cowok itu tidak memedulikan pertanyaan si cewek. Ia malah balik bertanya.

Kerutan pada kening cewek itu bertambah ketika mendengar ucapan pacarnya. Cowok itu pasti sudah mencoba membuka ponselnya menggunakan password lama, tetapi tidak bisa. Namun cewek itu bingung karena sekarang pacarnya dengan santai membuka LINE yang berisi chat pribadinya dengan teman-temannya. Yang jadi pertanyaannya, bagaimana ia bisa membukanya padahal cewek itu tidak memberitahu password baru kepada si cowok.

"Siniin hape aku!" cewek itu berusaha meraih ponselnya. Refleks cowok itu langsung menjauhkan tangannya agar si cewek tak dapat menjangkaunya.

"Wih, Regan siapa tuh?" Cibir cowok itu lagi. Tampak tenang. Mata bulatnya memandang layar ponsel milik pacarnya sambil terus menscroll bagian chatnya.

Si cewek mendengus kesal. "Balikin atuh!" pintanya.

"Cie selingkuh nih," kata cowok itu frontal. Ia memberikan senyuman tanda meledek.

Saat itu juga, si cewek merasa jantungnya mau copot. Ia ketahuan!

"Kamu mah. Aku nggak selingkuh," sanggah cewek itu seraya merengek.

Cowok itu melirik si cewek selama sedetik. "Serius nggak selingkuh? Terus ini maksudnya apa?" Cowok itu mengangkan ponsel pacarnya tinggi-tinggi.

"Ari mah! Balikin hape aku! Itu bukan apa-apa, Ari," pintanya. Si cowok tetap menjauhkan ponsel itu dari pacaranya. Sedetik kemudian, cewek itu merebut dengan paksa ponsel miliknya dari tangan si cowok. "Kamu jangan ngeselin dong."

Cowok itu menyunggingkan senyumannya. "Udah kamu nggak usah ngelak. Kamu selingkuh kan?" tuduhnya. Jika cowok lain tahu kalau pacarnya selingkuh, biasanya mereka akan memarahi pacarnya serta memberikan tatapan nggak suka. untuk yang satu ini tidak. Cowok berparas tampan itu justru tampak tenang dan santai.

Ten Eyes To DisappearTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang