Boy in luv

5.5K 767 21
                                    

Jika saja ada yang disesalkan oleh Yoongi adalah kenapa Jin memilihkan flat ini untuknya. Flat ini bagus, fasilitas lengkap, serta dekat dengan kota membuat akses jadi lebih mudah. Hanya saja, kenapa ada Jimin disini? Apakah ia mengikuti pelajaran Cara menghancurkan hidup Min Yoongi? Ingatkan Yoongi untuk berpiknik nanti agar ia tak terlalu stress.

Kedainya Nampak penuh, bukan hanya anak-anak namun juga orang dewasa. Yoongi melayani para pelanggannya dengan senyuman. Tidak ada umpatan yang biasanya keluar dari bibirnya.

"Bisakah kami pesan?" Tanya seseorang membuat Yoongi buru-buru mengeluarkan note nya, tanpa melihat dan fokus menuliskan, "Apa yang anda pesan, Tuan?"

Tak ada jawaban bahkan sampai beberapa detik berikutnya, membuat Yoongi mendongak melihat sang sumber suara dan betapa terkejutnya ia.

"Jimin?"

"Ya, jika kau lupa ingatan, namaku memang Jimin."

"Sedang apa kau disini?" Tanya Yoongi melupakan tujuan awalnya.

"Menurutmu, apa yang dilakukan seseorang disini?"

"Mengganggu hidupku, mungkin." Jawaban tak terduga Yoongi membuat Jimin menyeringai, "Apakah kau merasa terganggu dengan diriku yang nyaris membuat mu ngiler, baiklah. Maaf ya." Yoongi tahu, Jimin sedang mengejeknya.

"Sangat ciri khas sekali Jimin."

"Apa maksudmu?" Tanya Jimin.

Yoongi menyimpan kembali note nya sementara tangannya masuk ke dalam kantong. "Kau dan rasa percaya dirimu. Lagi pula, buat apa kau disini?"

"Apa lagi yang dilakukan seseorang di kedai roti selain memesan roti?" Tanya Jimin, membuat Yoongi tersenyum mengejek. Ia bahkan hampir tertawa lebar. "Apakah kau buta, Jimin? Ini adalah kedai permen, jika kau butuh hal sepeti roti tawar, kau bisa berjalan ke seberang sana. Ada bakery army di sana."

Alis Jimin tertaut. Ia melihat alamat yang diberikan Namjoon padanya. Apakah ia salah masuk kedai? Ia sangat yakin dan percaya diri saat memasuki kedai yang memang terlihat manis cocok dengan pekerjanya, ah, maksudnya cocok dengan isi makanannya, permen.

Yoongi masih menatapnya lekat. Sebelum akhirnya Jimin tersenyum kecil, mengelak "Aku sengaja, karena ku pikir akan ada roti manis yang dijual disini. Ternyata tidak? Ah, kau mengecewakan pelanggan mu."

"Apa yang kau maksud adalah donat? Kami hanya ada itu saat ini."

"Baiklah, apapun itu." Jimin mengangguk-angguk.

Yoongi mengendus kesal, "Apa yang kau pesan?" akhirnya Yoongi kembali menaikkan note nya, dengan wajah mendelik karena Jimin yang Nampak senyum menggoda. Astaga.. ingatkan Yoongi untuk mandi setelah ini.

" Yang termanis yang pernah ada. Yang kau buat." Kata Jimin.

Yoongi menatap Jimin dengan sebuah sensasi yang aneh di perutnya. Yang ia maksudkan adalah donat buatan Yoongi yang manis, hanya saja Yoongi mengira Jimin mengatakan bahwa ia manis. Ah sudahlah. Yoongi makin kacau.

"Semua yang ada disini adalah buatan ku." Kata Yoongi membuat Jimin menganggukkan kepala, "Oh great kau hebat."

Yoongi memutar bola matanya jengah.

"Baiklah, kau bisa tunggu 10 menit di meja nomor 3."

Yoongi langsung beranjak ke dapur untuk menyiapkan pesanan Jimin. Meninggalkan Jimin dibalik punggungnya.

Sebenarnya Yoongi sangat menyukai membuat roti, hanya saja memikirkan ia membuat roti untuk Jimin moodnya jadi buruk.

Yoongi berdiri di belakang meja kasir dengan senyum yang dibuat-buat. Hari ini ia sudah menggerutu lebih dari dua puluh kali atau bahkan lebih. Ia menatap meja no. 3 tempat Jimin menunggu. Dan sialnya, Jimin tertidur di sana dengan wajahnya yang tampan, ah, bukan. Tetapi dengan tampangnya yang bodoh. Dengan langkahnya yang kesal, Yoongi menghampiri Jimin.

I Found My Flat LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang