Fall

4.9K 688 23
                                    

Hal yang ingin Jimin lakukan saat ini adalah membebaskan dirinya dari Min Yoongi. Kenapa pria berambut hitam dan kulit seputih susu itu selalu ada dalam otaknya? Ia bahkan tidak dapat berkonsentrasi sedikit saja.

"Ehm, bos. Maaf, bukannya kau sudah memeriksa semua file ini? Lalu untuk apa aku datang membawanya lagi?" seorang pria tengah berdiri dengan tumpukan file ditangannya. Sementara Jimin hanya memeriksa buku kecilnya yang ada di genggaman tangan kanannya. Ia bahkan tidak melihat seberapa banyak file yang menantinya.

"Letakan saja."

"Tapi bos, ini─"

"Ku bilang letakkan saja. Tidak usah protes." Pria itu menjatuhkan semuanya hingga hampir menutupi wajah Jimin, lalu berjalan keluar pintu sebelum sekali lagi menatap bosnya yang terlihat aneh.

Jimin mengambil file paling atas langsung membukanya. Matanya beredar membaca baris demi baris semua yang tertera di dalamnya.

"Sial! Semua file ini memang sudah aku selesaikan ketika lembur kemarin! Sial! Aku jadi tak punya kerjaan lagi." Desahnya membanting file itu ke tumpukan asalnya. Bukan tanpa alasan ia melakukannya. Ia hanya ingin mengenyahkan sosok Yoongi dari otaknya. Tentu saja dengan menyibukkan diri. Tapi ia tidak bisa.

"Apa kau sedang sibuk?" seseorang mengetuk pintunya yang setengah terbuka. Itu adalah Taehyung. Jimin hanya mengangguk menatapnya.

Taehyung berjalan dengan begitu pelan. Menatap berkeliling pada ruangan Jimin. berbeda dengan ruangannya yang tampak lebih anak muda. Jimin bahkan terkesan kolot dengan warna-warna mati ini. Dengan kaki jenjangnya, Taehyung mengambil posisi di hadapan Jimin. sebelum menempatkan dirinya dengan nyaman pada kursi terdekatnya.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Taehyung.

Jimin masih enggan mengangkat kepalanya. Ia terus mencoret-coret catatannya. Lalu merobeknya dan membuangnya ke sembarang tempat. Taehyung baru menyadari jika ternyata sudah banyak korban kertas yang tergeletak tak berdaya di kaki Jimin.

"Kau berniat mengotori ruangan mu dengan sampah kertas itu?" Jimin mendongak menatap Taehyung yang menyeringai.

"Apa kau baik-baik saja?" kesadaran baru saja datang menghampiri Jimin, membuat keningnya berkerut mendengar pertanyaan Taehyung.

"Kenapa aku harus tidak baik-baik saja?" Tanya Jimin.

"Kau bukan seperti Jimin. kau melamun, mengumpat, mencoret catatan mu, lalu merobeknya dan membuangnya. Lalu melakukan hal itu lagi seperti siklus. Kau mabuk?"

Jimin menatap catatannya yang kini menipis dengan coretan di sana-sini. Lalu mendengus menyadari jika sedari tadi objek yang ia tulis tetap saja. Min Yoongi. Ia menggerang dengan menarik rambut halusnya.

"Kurasa kau harus istirahat dan menemui seseorang."

"Menemui seseorang?" alis Jimin menyatu. "Tentu saja.. mungkin kau ada janji dengan seseorang yang aku, yeah aku tidak tahu. mungkin seseorang yang kau pikirkan sedari tadi." Tepat. Perkataan Taehyung tepat pada hati Jimin.

"Yang ku pikirkan? Siapa?" Tanya Jimin menyembunyikan nadanya suaranya yang mulai terlihat mencurigakan.

Taehyung mengangkat bahu. "Mungkin Min Yoongi."

"Yak!!!" Jimin berteriak seraya bangkit dari duduknya. Ia hanya kaget saja. Kenapa Taehyung menebaknya terlalu benar.

"Wae?" Taehyung menyeringai nya.

Jimin mengakuinya. Taehyung benar. Ia sudah membuat janji untuk bertemu dengan seseorang. Dan orang itu adalah Min Yoongi.

.

I Found My Flat LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang