Jimin membuka matanya perlahan. Cahaya terlampau silau datang dari hadapannya. Kakinya berpijak pada sebuah dataran. Sekelilingnya dipenuhi dengan hamparan ilalang. Matahari menyengat membiaskan cahaya kekuningan.
Kepalanya menoleh, mencari tahu dimana ia berada sekarang. Sebelum pandangannya bertemu dengan mata hitam itu. Dengan balutan tuxedo hitam kontras dengan kulitnya yang seputih kapas.
Jimin tersenyum begitu sosok di hadapannya tersenyum.
"Min Yoongi?" bisiknya pelan, di selingi suara angin berbisik di telinga. Tidak ada yang Yoongi lakukan. hanya berdiri dengan pandangan sedih. Ia merentangkan tangannya seolah ingin memeluk Jimin, meski ia tahu jarak mereka begitu jauh.
"Min Yoongi?"
Ia merasakan ilalang di sekelilingnya beterbangan mengelilingi tubuhnya. Menyapu dagunya yang telanjang. Ia tersenyum samar. Karena ia mencium wangi Yoongi, wangi kesukaannya.
Jimin mengerjap pelan. Menyesuaikan matanya dengan cahaya yang masuk melalui celah gordennya. Ia mengerjap lagi ketika merasakan wangi yang ia kenal. Wangi Min Yoongi. tunggu─
Min Yoongi?
Ia bermimpi?
Matanya terbuka sepenuhnya.
mengerjap berulang kali.
Ia melihat rambut hitam berantakan berada di antara lehernya. Menggesek geli di sana.
Jadi... itu adalah rambut Yoongi? Ia sedang memeluk Yoongi, begitukah?
Rasa kagetnya perlahan berubah menjadi senyuman saat matanya menatap bibir merah Yoongi. Di situ, ia telah mencium Yoongi. Dengan segala kebodohannya.
"Aku mencium Yoongi?" tanyanya pada diri sendiri.
Ia bergerak perlahan. Menyibak selimut yang menutupi setengah tubuhnya. Berjalan menjinjit takut Yoongi akan terusik dan bangun.
Lagi-lagi ia tersenyum mengingat betapa bodohnya Yoongi karena tak kuat minum tapi masih memaksa untuk minum.
Ia menggeleng pelan.
Stupid Yoongi, ia begitu menyukainya.
.
.
.
.
Yoongi menyipitkan matanya saat cahaya menyengat. Ia baru saja selesai bermimpi buruk. Karena dalam mimpinya ia bertemu dengan Jimin yang menyebalkan. Lebih menyebalkan dari yang ia temui dalam kehidupan asli.
Yoongi mengerutkan keningnya begitu melihat Jimin tengah membawa segelas susu menuju meja kerjanya. Ia bahkan berhenti menguap ketika Jimin tersenyum menyapanya.
"Pagi Yoongi. Akhirnya kau bangun."
"Apa yang kau lakukan?" teriak Yoongi dengan raut muka menyeramkan. Ia melotot lebar.
"Apakah salah jika aku minum susu di flatku sendiri?" Tanya Jimin dengan seringai.
Yoongi kembali mengerutkan alis. Makin bertanya-tanya. Ia menolehkan kepalanya memandang barang-barang yang berada di sekelilingnya.
Jelas ini bukan kamarnya. Hanya beberapa barang yang ada di sini. Namun terlihat rapi dan berwarna abu-abu layaknya rambut Jimin.
Ia menoleh pada Jimin. pemuda itu masih menyeringai.
"Kenapa aku di sini?"
Ya, Yoongi pasti akan bertanya tentang hal ini. Ia tidak kaget lagi.
"Begini ya tuan Min. kau semalam mabuk pada gelas ke dua." Jimin mengatakannya dengan nada mengejek. "Karena kunci flatmu ada di Jin hyung, maka aku membawa mu ke sini." Lanjutnya. Ia kembali menghadap laptopnya dan mengetik sesuatu di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Found My Flat Lover
FanfictionYoongi tidak pernah menyangka, hidupnya yang tenang akan terusik oleh Park-sialan-Jimin. dan yang terparah adalah mereka tetangga di flat baru Yoongi. Bad Summary Yoonmin/MinYoon by. greyabugrey