Lie

6.4K 870 28
                                    

Awalnya Yoongi merasa aneh saat berada diantara Hoseok dan Namjoon. Hal itu semata karena mereka adalah orang yang ramai. Yoongi adalah orang yang memilih tidur ketimbang sekedar ngobrol dan bersenda gurau. Baginya itu tak lebih dari hal yang sia-sia. Lama kelamaan, Yoongi merasa ia menemukan suasana baru selain sisi nyamannya bersama Jin.

Hoseok baginya adalah sang mood maker. Sementara Namjoon adalah lelaki yang ramah, jauh dari kesan sangar di wajahnya. Yoongi merasa sedikit bersalah tentang awal pertemuan mereka.

"Jadi, namamu adalah Suga?" Tanya Hoseok. Yoongi hanya mengangguk. Itu adalah panggilannya dari Jin hyung. Jin bilang kalau Yoongi itu sangat manis ditambah kulitnya yang bersih dan menawan, layaknya gula- sugar.

Diam-diam Yoongi mengagumi kamar Namjoon, sangat rapi dengan beberapa perabotan kecil dari keramik yang dipajang disudut ruangan. Nampaknya Namjoon sangat menyukai anjing, lebih-lebih anjing itu ia namai Rap Monster. "Ah, anjing itu memang pemalas, ia lebih suka tidur. Sangat berbeda denganku." Kata Namjoon dengan arah pandang yang sama seperti Yoongi. Menatap Anjing coklatnya yang tengah tertidur.

"Anjing itu adalah pemberian Jimin. Ohya, omong-omong Jimin... dimana dia?"

Benar. Yoongi hampir melupakan hal satu itu. Park Jimin. Di acara penyambutannya ini, harusnya ada Jimin disini. Tetapi ia belum juga datang. Lagi pula, siapa yang peduli. Yoongi bahkan lebih memilih jika tak ada Jimin.

"Tidak kok tidak. Jimin pasti datang hyung. Lihat saja, ah, itu dia." Hoseok menunjuk kearah pintu yang menampilkan Jimin diantaranya. "Ayo masuk saja." Teriak Hoseok.

Jimin masuk dengan cueknya, tampaknya ia sering masuk ke sini bahkan ia langsung duduk menyilangkan kaki di atas sofa panjang. Dan sialnya, Jimin duduk di samping Yoongi. Pemuda berambut hitam itu hanya mendengus berkali-kali.

"Nah, semua sudah berkumpul bagaimana kalau kita berkenalan secara resmi? Ayo ayoo!" Hoseok adalah yang paling bersemangat. Ia bahkan sudah berdiri dan memberi salam.

"Namaku Jung Hoseok. Kalian bisa panggil aku Hoseok saja, dan khusus Jimin, ia memanggilku J-Hope. Apapun itu, mari kita berteman. Kamarku ada di lantai tiga. Tepat di samping kamar Jimin. Salam kenal Suga, ah, mungkin aku harus panggil Suga hyung?"

Yoongi menaikkan alisnya melihat betapa cerianya Hoseok. Lagi pula, Suga hyung? Tidakkah terlalu aneh?

"Baiklah, selanjutnya aku saja. Halo namaku Kim Namjoon. Tetapi teman-teman kerjaku memanggilku Rap Monster. Ehm, aku tidak sepenuhnya bohong kan? Tapi kau bisa panggil aku Namjoon saja."

Yoongi melihat Namjoon tersenyum dengan lesung pipi yang begitu dalam lagi. Ia makin yakin kalau Namjoon adalah pria yang lembut. Ia jadi ingat dengan Jin hyung.

"Selanjutnya Jimin..." sorak Hoseok. Namun Jimin hanya duduk diam dan menganggap bahwa sorakan Hoseok hanyalah angin lalu. "Ya! Jimin! Cepat perkenalan!" Tangan Hoseok menariknya untuk segera bangun. Dengan enggan, Jimin memberi salam.

"Namaku Jimin. Park-tampan-Jimin. "

"Hanya itu?" Hoseok menatapnya sementara Jimin hanya mengangkat bahu acuh. Apa tadi katanya? Tampan?

"Sudah sudah, Kami sudah memperkenalkan diri. Jadi Suga ssi silahkan."

Yoongi bangun dari duduknya. Memberi salam dengan setengah hati. "Namaku Min Yoongi. Jin hyung sering memanggil ku Suga. Kalian bebas memanggil ku apa saja. Suga atau pun Yoongi."

Hoseok mengangkat tangannya, "Bagaimana dengan orang tuamu?"

Yoongi tampak terkejut mendengarnya. Beberapa saat ia terdiam, lalu akhirnya tersenyum. "Aku sudah tidak memiliki orang tua sejak kecil. Aku hidup dengan keluarga Jin hyung. Sampai akhirnya aku bisa menyewa flat sendiri. Seperti sekarang."

I Found My Flat LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang