Do I love You?

4.9K 709 19
                                    

Jimin merasa bahwa sedari tadi Hoseok menatapnya.

"Apa yang ada di pikiranmu, J-Hope?" Tanya Jimin. sementara Hoseok hanya menggeleng dengan senyuman jahil di bibirnya.

"Kau terlalu aneh Jimin-ah. Kau bahkan tidak berhenti tersenyum, apa yang salah padamu? Kau habis terbentur? Atau kau baru saja terjatuh?"

"Ya! Diam lah. Kau berisik sekali." Namun Hoseok malah tersenyum mendengarnya.

"Brengsek."

"Tidak baik mengumpat pagi-pagi." Itu bukan Hoseok, melainkan Taehyung. Untunglah lukanya tidak terlalu parah. Berterima kasih lah pada wajahnya yang tampan. Ia tidak terpengaruh sama sekali dengan luka-luka itu.

"Jadi kau sudah menjelaskannya pada kekasih mu?" Tanya Taehyung mengambil tempat di dekat Hoseok. "Dia bukan kekasihku."

"Tapi kau menyukainya Jim. Tidak usah mengelak." Kata Hoseok membuat Jimin yang meminum kopi tersedak.

"Kau ini sok tahu sekali."

"Hai J-Hope-ah, biarkan ia berfikir. Bagaimana pun kau sudah harus memberikan tanggal kepastian pada ayah."

"Tanggal kepastian?" Tanya Hoseok membuat alis Taehyung terangkat. Ia memandang Jimin yang juga tengah bingung menatapnya, meminta jawaban.

"Tentu saja tanggal kepastian menikahi Min Yoongi, ah apa yang ku katakan haha."

Hoseok dan Jimin mengabaikan Taehyung yang terlalu garing. Apa sih yang coba ia katakan. "Hei J-Hope, kenapa kau selalu menggunakan ini?" Tanya Taehyung. Lalu percakapan Taehyung dan Hoseok hanya terdengar dengungan di telinga Jimin.

Jimin mendesah pelan. Ia malah memikirkan musuhnya disaat seperti ini. Apakah ini baik untuknya? Sial. Jimin menegakkan tubuhnya seraya menggeleng pelan. Membuang jauh pikirannya tentang pria manis semanis sugar- suga. Ia mencoba berkonsentrasi pada tumpukan dokumen penting di atas meja kamarnya. Ia masih belum bisa ke kantor. Untuk itulah J-Hope menemaninya.

Ingatkan Jimin untuk berhenti makan yang manis-manis lain kali.

.

.

.

Yoongi mondar-mandir di ruangannya. Ia tidak bisa berkonsentrasi sedikit pun hari ini. Jungkook belum pulang mengambil coklat-coklat pesanan pelanggan. Tangannya menjambak rambut, menarik-narik frustasi. Kenapa otaknya penuh dengan bibir Jimin, ah, maksudnya dengan pria brengsek tidak tahu diri itu.

Benar-benar gila. Ia ingat ia yang mencium Jimin. demi Tuhan, ia mencium Jimin. Apa yang di pikirkan nya saat itu? Ia bisa gila!

"Hyung aku datang." Teriak Jungkook

Yoongi hampir terpeleset saking kagetnya. Pasalnya, ia tengah membayangkan dirinya dan Jimin dibawah lampu jalan sedang ber-berci-bercium-AH! Ia bisa gila. Benar-benar.

"Jungkook-ah, biar ku bantu." Yoongi mengangkat beberapa kotak coklat dari tangan Jungkook. Setelah meletakkannya dengan tumpukan lain, Yoongi menarik tangan Jungkook. Sementara Jungkook hanya menatapnya.

"Mianhae, hyung minta maaf. Untuk semua yang hyung katakan dan sikap hyung padamu akhir-akhir ini. Aku hanya terlalu bodoh." Sesal Yoongi. Jungkook hanya tersenyum menanggapinya. Ia maju untuk memeluk Yoongi yang menegang karena kaget.

"Sudahlah hyung. Sebenarnya aku ingin menjelaskannya pada hyung. Hanya saja, aku terlalu penakut. Taehyung hyung benar-benar jahil. Ia juga mengerti jika berada di posisimu."

Rupanya Jungkook mengetahuinya, dan si brengsek Taehyung itu juga sudah menceritakan semua. Yoongi merasa sangat bodoh sekarang.

Yoongi menepuk pelan punggung Jungkook dengan senyuman paling indah di bibirnya. Diam-diam ia bersyukur karena Jungkook tetaplah Jungkook yang dulu.

I Found My Flat LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang