Sebelumnya sorry nih lama update. Abisnya bingung😂😂.
Lanjut gih bacanya😘.
***
Malam ini Deva sedang asik bermain game. Dia tidak lagi memperdulikan siapapun mengganggunya. Juga saat Mamanya masuk kekamarnya dan membawa semangkuk soto hangat.
Kenapa Deva tidak gabung dengan Papanya saat makan malam tadi? Karena dia males nanggepin sikap Papanya. Mungkin saja Papanya masih dingin dengannya atas kejadian kemarin.
"Deva sayang, ini Mama bawakkan soto buat kamu. Mumpung masih hangat dimakan gih, ntar keburu dingin udah gak enak lagi." kata Mama sambil meletakkan soto tadi diatas nakas.
"Hm... Iya..." jawabnya datar.
Mama mendekatinya dan duduk ditepi kasur. "Mama tau kenapa kamu tidak gabung makan dengan Papa tadi."
"Bagus kalau Mama sudah tau, jadi aku gak perlu jelasin kan?" balasnya cuek.
"Yaudah sotonya dimakan ya, Mama mau kebawah beresin bekas makan tadi" kata Mama sambil meninggalkan kamar anaknya itu.
Kalau nggak dimakan sayang. Kebetulan perutnya juga laper banget. Apalagi kalau Mama yang masak, restoran termahalpun bisa kalah enaknya.
Sebenarnya sudah dari tadi dia ingin sekali melahap masakan Mamanya itu. Mencium aromanya saja sudah buat dia goyah. Tapi, ya dia juga jual mahal dong biar kelihatan lagi marahnya. Dia juga nggak perlu cuekin Mamanya, karenakan dia nggak punya masalah apa-apa dengan Mamanya. Tapi mungkin biar Deva dapat perhatian lebih dari Mamanya.
Deva bangkit dari kasurnya dan mulai mengaduk soto yang diberikan mamanya tadi. Aromanya memenuhi satu ruangan kamarnya.
"Sorry Ma, sebenarnya dari tadi juga aku udah laper banget. Tapi ditahan aja biar Mama gak keliatan cemas saat aku mencomot makanan ini seperti orang kesetanan" kata Deva sambil sedikit nyengir.
Dalam waktu yang sangat singkat, Deva berhasil menghabiskan makanannya. Kalau bisa dibilang mungkin hanya beberapa kali mengambil napas.
Selesai makan, dia duduk didepan meja rias yang ada dikamarnya. Meja itu diberikan oleh Mamanya. Nggak mungkin bangetkan kalau dia yang membelinya sendiri.
Dia menatap dirinya didepan kaca dengan tatapan kosong. Dia bingung, apa harus dia luan yang minta maaf atau menunggu sampai Papanya yang harus minta maaf. Kalau ditunggu sampai Papanya minta maaf mungkin tunggu matahari terbit dari barat.
Dua lelaki itu sama-sama keras. Betul kata pepatah, buah jatuh nggak jauh dari pohonnya. Begitu juga dengan Deva dan Papanya yang sama-sama egois.
Lamunannya seketika membuyar saat mendapatkan ketukan pelan dari balik pintu kamarnya.
"Dev kamu sudah tidur?"
Terdengar suara Mama memanggil dari balik pintu.
Deva berdiri sambil melangkah membukakan pintu."Belom Ma, kenapa?"
"Mama cuma mau ngambil piring kotor bekas makan kamu tadi" balas Mama tersenyum. Kemudian masuk kekamarnya dan mengambil mangkuk dan piring kotor diatas nakas.
Saat melihat senyum Mamanya, ibaratkan senyum malaikat yang benar-benar diciptakan buat dia seutuhnya. Ingin sekali rasanya dia memeluk Mamanya ini. Tapi you know lah.
"Mama kok repot-repot sih pake dijemput segala kekamarku, kan aku bisa anter sendiri" balasnya dengan nada yang pelan.
"Ngarepin kamu? Tunggu disuruh dulu baru dilakukan" kata Mama sambil mengacak rambutnya dan tertawa kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Man Love Pleasure
Romance[Romance Story] 21+ Deva Baswara adalah seorang pecandu seks. dia bisa melampiaskan birahi seksnya kepada siapa saja. Tapi, dia tidak biseks dan dia bisa menjaga dirinya dari penyakit mematikan. Dia awalnya menjadikan seks hanya sebagai hiburan, na...