Dira adalah sosok anak yang sangat rajin, tekun, ramah, dan tidak sombong. Dia selalu biasa hidup sederhana. Dia juga mudah bergaul dengan siapa saja. Tapi, mungkin tidak dengan atasannya yaitu DEVA.
Dia merupakan lulusan S1 di salah satu Universitas Negeri yang paling bagus di kotanya. Dia lulus menggunakan jalur beasiswa. Biarpun mendapatkan beasiswa, namun dia tidak pernah sombong. Berbeda dengan mahasiswa lain yang menggunakan jalur mandiri, sombongnya minta ampun. Dira juga paham kenapa mereka sombong, tapi mereka hanya menyombongkan harta orang tua mereka. Bukan hasil kerja mereka sendiri.
***
Dira sudah memakai seragam yang diberikan oleh Deva langsung untuknya. Dia bangga bisa menggunakan seragamnya itu. Gimana tidak? Perusahaan yang menerimanya termasuk perusahaan terbesar dan terkenal.
"Sumpah demi apapun gue seneng banget!" cetusnya didepan kaca. "Gue harus bisa tidak ngecewain laki-laki resek yang menjadi atasan gue itu. Tidak ada salah aja gue bisa diomelin, gimana kalau gue buat salah? Bisa-bisa ya gue langsung di keluarin" katanya sambil merapikan pakaian.
Dira terus berkaca. Mungkin karena dia kegirangan atau apalah. Dia tidak pernah menggunakan make up, melainkan hanya memakai bedak baby yang bisa membuat kulit wajahnya tampak lebih lembut. Dia juga tidak perlu menggunakan lipstick menor-menor, karena warna bibirnya sangat alami. Dia hanya meletakkan sedikit pelembab agar bibirnya tidak kering.
Dia mulai keluar dari kost-annya. Karena takut terlambat, dia berjalan agak lebih cepat dari biasanya. High heels yang dipakainya sangat tidak nyaman. Dia nggak biasa memakai sepatu semacam ini, dia biasa hanya memakai sepatu kets yang lebih nyaman dan bebas.
Sekitar lima menit dia baru sampai di simpang, padahal kost-an dengan simpang jaraknya tidak jauh, hanya saja sepatu yang dipakainya saat ini sangat mengganggu dan nggak biasa.
Dira terus-terusan melihat jam yang melingkar di tangan sebelah kirinya. Sudah hampir duapuluh menit dia menunggu, namun bus atau angkutan umum tidak ada satupun yang lewat. Adapun yang lewat tapi dipenuhi oleh anak sekolahan.
Dira berdecak. "Gila! Jangan bilang hari pertama gue kerja harus dapat omelan, gak berjalan lancar seperti yang sering gue lihat di sinetron-sinetron" katanya dengan nada sedikit tinggi.
Dia terus-terusan melihat jam yang berada ditangannya. Detik, menit, terus berjalan. Dia bingung mau gimana, naik taksi uangnya masih belum ada. Kalau adapun pasti masih bisa digunakannya buat makan siang nanti. Ya kalian tahu sendiri taksi itu ongkosnya mahal banget, kalau untuk anak kost seperti dirinya.
Dia terus berdecak dengan sedikit gelisah. Tiba-tiba sebuah mobil Jazz berhenti tepat dihadapannya, dan seorang laki-laki dengan gaya yang sangat simple tapi bisa memikat hati para wanita keluar dari mobil itu.
"Hah? Dia Deva! Sekarang gue harus apa?" seru Dira dalam hati dan sedikit kaget.
"Pagi Pak" sapa Dira.
"Kenapa kamu belum ada dikantor? Gak bisa tau ini sekarang udah jam berapa?" balasnya sedikit membentak.
"Udah dari tadi saya disini nunggu angkot tapi pada penuh Pak" balas Dira dengan nada pelan.
"Baru hari pertama juga, lo udah terlambat!" katanya lagi dengan nada yang sedikit meninggi.
"Sorry Pak, kasih saya kesempatan lagi. Saya janji bakal nggak terlambat lagi."
"Oke gue kasih kesempatan, tapi kalo lo lakukan itu sekali lagi silahkan angkat kaki dari kantor. Sekarang mending lo ikut sama gue."
"Hello emang lo siapa kali sih! Sampe beraninya main pecat-pecat gue segala!" seru Dira dalam hati. Sedikit melamun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Man Love Pleasure
Romance[Romance Story] 21+ Deva Baswara adalah seorang pecandu seks. dia bisa melampiaskan birahi seksnya kepada siapa saja. Tapi, dia tidak biseks dan dia bisa menjaga dirinya dari penyakit mematikan. Dia awalnya menjadikan seks hanya sebagai hiburan, na...