S E V E N

162K 1.7K 7
                                    

Dira saat ini lebih tenang karena Deva nggak ada di dekatnya, yang membuat dia risih. Dia lebih memilih chattingan dari pada mengerjakan tugasnya. Toh juga nggak ada yang melihat dan melarangnya kok, dia sangat memanfaatkan situasi seperti hari ini.

Saat sedang asik bermain chat. Tiba-tiba pintu ruangannya diketuk. Hanya tiga kali ketukan, Dira bangkit dari duduknya kemudian membukakan pintu. Dan ternyata Imam sudah berdiri tepat dihadapannya.

"Deva belum datang juga ya?"

"Belum Pak, eh... Mam."

"Gitu dong, manggil saya nama aja gak perlu pakai Pak segala. Jadi lebih akrab gitu rasanya" balas imam sambil memberikan senyumannya yang sangat mempesona. Untungnya iman Dira kuat jadi nggak tergoda.

"Eh iya."

"Gue kira ini anak bakalan nanya, emang ada apa. Atau basa-basi kek" kata Imam dalam hatinya

"Udah kamu telpon, belum?"

"Udah tadi, katanya lagi sibuk. Ada rapat aja disuruh cancel."

"Kampret kali tuh anak! Suka-sukanya aja, gimana kalau Papanya tau? Bisa-bisa nggak gajian dia bulan ini" balas Imam sambil sedikit tertawa.

"Papanya?" kalau untuk ini Dira sedikit kepo, dia juga nggak tau siapa bos kantor ini, rencana sekalian ingin nanya ke Imam aja.

"Iya, Papanya kan bos sekalian pemilik kantor ini."

Dira terbelakak. Dia juga sedikit terkejut.

"Haaakkkk?!"

"Kenapa?"

"Eh... Ngga... Enggapapa."

"Pantes aja suka hati nenek buyutnya mau main pecat gue, rupanya anak bos toh. Jadi sok berkuasa gitu."

"Dir... Kok melamun."

"Eh... Enggak kok" balas Dira sambil mengedip-ngedipkan matanya.

"Kamu udah makan siang?"

"Belum."

"Mau makan bareng?"

"Emang cewek kamu nggak marah?" balas Dira.

"Sayakan nggak punya cewek, kalau kamu mau, kamu boleh jadi cewek saya."

"Wah gila bener nih anak! Baru juga kenal dah ngajak gue jadian, gue tonjok juga tuh muka baru tau rasa dia."

"Becanda kali, gitu doang langsung dipikirin" balasnya lagi sambil tertawa.
"Jadi gimana mau nggak?"

"Ehm yaudah, untuk kali ini saya terima."

"Lah berarti lain kali?"

"Ya belum tau" balas Dira sambil tertawa.

Imam emang tipikal orang yang mudah bergaul. Dia tidak mengutamakan gengsi untuk memulai pertemanan. Dengan cewek aja dia bisa bergaul, makannya banyak teman ceweknya. Tapi dia nggak tipe cowok playboy juga tidak kemayu. Dicatetya.

"Ternyata kamu lucu juga. Saya kira bakalan jutek, taunya bisa diajak bercandaan."

"Ya kali saya dikira psikopat apa."

"Mana tau" balas Imam sambil sedikit tertawa dan mendapatkan cubitan kecil di perutnya yang dilakukan oleh Dira.

Gimana mau dapat banyak, badan Imam ketat berbentuk. Jadi susah dapatkan lemaknya kecuali dipaha.

Mereka menuju kesebuah restorant ternama. Sambil menunggu pesanan, Imam memulai pembicaraan antara mereka.

"Kok kamu keknya udah dekat dan tau dengan Deva?"

Man Love PleasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang