F I V E T E E N

102K 1.4K 19
                                    

Sudah dua jam Dira menunggu dari waktu yang di tentukan oleh Mia. Sebernya, sudah niat Dira untuk tidak datang tadi, karena perasaan dia tidak enak. Tapi, sebagai seorang wanita yang bertanggung jawab, dia rela datang dan menunggu Mia. Tapi malah anak itu yang mengingkari janjinya. Saat Dira sudah mau pergi dari tempat janjian mereka, tiba-tiba saja dia disergap dari belakang oleh tangan kekar dan kasar yang dilapisi oleh sapu tangan.

Dira pingsan ketika menghirup aroma yang menyengat dari sapu tangan itu. Awalnya dia sempat berontak dan mau melihat siapa orang yang akan menculiknya itu. Tapi, tenaga orang itu terlalu kuat dan membuat diri Dira lemas kemudian pingsan di dekapan lelaki berotot itu.

Ternyata benar, perasaan Dira yang mendadak tidak enak tadi sudah terjawabkan. Dia diculik dan dibawa ketempat yang kumuh, kotor, dan bau, seperti gudang pakaian dalam bekas.

Terakhir kali Dira membaca pesan dari Mia kalau dia akan datang telat, hingga Dira mau menunggunya. Tapi, kata telatnya sudah kelewatan. Dia membiarkan Dira sendiri dan menunggunya dengan waktu yang cukup lama di tempat yang sepi itu. Kalau saja Dira tidak ingat kata emaknya, dia bakalan pergi dan ninggali Mia, lebih tepatnya tidak nepati janjinya sama Mia.

Saat ini Dira di dudukkan di bangku kayu seperti bangku sekolahan, dengan tangan dan kaki diikat, muka ditutupi dengan kain hitam pekat. Dia belum juga sadarkan diri.

Orang yang menculiknya tidak sabar menunggunya hingga sadar. Dan tidak ada lagi pilihan lain untuk membuatnya sadar selain menyiramnya dengan seember kecil air. Dira akhirnya terbangun dengan terbatuk-batuk, sebab air yang disiram ke mukanya itu ketelan dan masuk kehidungnya.

Awalnya dia mengira kalau Mia yang melakukan itu, tapi perkiraannya salah. Setelah dia membuka matanya. Dia melihat dua orang wanita dan satu orang pria yang berbadan kekar, dan pria itulah yang sudah membawa Dira ke gudang itu.

Dia tidak mengenali orang-orang itu. Terlebih lagi, orang itu mukanya menyeramkan yang tidak biasa dilihat Dira kecuali di film-film.

Seorang wanita yang berumur sekitar 30an dengan menggunakan hotpants dan tanktop berwarna hijau yang memperlihatkan sedikit belahan dadanya dan bentuk tubuhnya. Dengan make up yang terlalu menor. Wanita satunya lagi berumur sekitar 25an dengan menggunakan minidress pink tipis yang memperlihatkan bercak pakaian dalamnya.

Mereka tersenyum sinis ketika melihat Dira sadar.

"Sadar juga lo," kata salah seorang wanita yang mukanya sedikit tua.

"Mau apa kalian?" tanya Dira dengan suara bergetar, akibat menahan tangisnya.

"Lo tanya kita mau apa? Hah!" kata wanita satunya lagi sambil menghembuskan napasnya yang mengeluarkan asap rokok didepan wajah Dira.

Saat mau menjawabnya, wanita itu langsung memotong perkataan Dira.

"Lo nggak tau itu daerah kita? Kenapa? Hah! Lo mau ngerebut pelanggan kita iya?"

"Pelanggan apa?! Gue nggak ngerti" kata Dira membentak.

"Berani-beraninya lo ngebentak kita!" kata wanita tua itu sambil memegang rahang Dira dengan kasar. "Lo pelacur baru? Hah?"

Dira sama sekali tidak mengerti dengan perkataan dua wanita itu. Pelacur? Pelanggan?

"Kalau lo mau jual diri, harusnya lo cari tempat lain. Gara-gara lo bediri-bediri nggak jelas tadi, pelanggan kita jadi fokus ke elo! Jangan mentang-mentang lo punya body gaya gini bisa suka-suka hati lo"

"Maksud kalain apa???! Gue nggak ngerti!"

Tar

Satu tamparan mendarat di pipi kiri Dira, saat dia mau membalas pukulan wanita itu, dia baru sadar kalau saat ini tubuhnya sedang diikat dan dia cuma bisa pasrah.

Man Love PleasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang