Deva harus menjaga ketat Dira. Dia tau bagaimana sifat licik Mia itu, yang bisa melakukan apa saja karena uangnya. Deva bahkan menyuruh orang untuk mengikuti Dira kemanapun ~lebih tepatnya bodyguard~ tapi dia menolak dengan alasan dia bukan seorang anak kecil yang harus dilindungi.
Deva tetap bersikeras pada Dira, dia tetap menyuruh orang untuk mengikuti Dira kemanapun. Namun, tanpa sepengetahuan Dira.
Pernah suatu hari Dira ketemuan dengan Mia. Karena orang suruhan Deva sudah mengetahui wajah Mia, cepat-cepat mereka menghubungi Deva. Sehingga tidak lama kemudian, Deva datang ketempat dimana Dira dan Mia ketemuan. Dira sampai heran kenapa Deva bisa mengetahui dirinya disini. Padahal dia tidak ada memberitahunya. Berbeda dengan Mia, dia beranggapan kalau Dira wanita pengecut, yang taunya cuma ngadu dan selalu berlindung dibawah ketiak Deva.
"Dir" tegur Deva dengan nada bertanya.
"Apa?"
"Lo kemaren ngapain Jumpain dia?" diam beberapa saat. "Dia nggak ngancam atau berbuat jahat ke elo kan?"
"Lo ih terlalu over kali ke gue. Dia cuma mau minta maaf ke gue, dia minta maaf dari hatinya yang paling dalam, dan itu tulus" Dira diam. "Katanya." lanjutnya lagi sambil tersenyum manis.
"Jangan percaya 'katanya'."
"Serah lo deh."
"Dir, gue mau ngomong. Boleh?"
"Yaelah, lo aneh. Selama ini lo kalau mau ngomong gak perlu izin dulu kan."
"Iyasih" balas Deva menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ya udah, mau ngomong apa?"
"Gue suka sama lo" kata Deva dengan cepat.
Dira terkejut mendengar pengakuan Deva. Pipinya memerah seperti kepiting rebus. Entah kenapa, jantungnya berdetak dengan cepat, begitu juga dengan Deva. Jantung Deva tidak kalah cepat dengan Dira. Dia bahkan berfikir kenapa tiba-tiba mulutnya berkata seperti itu, itu beneran refleks.
"Gue tau lo masih bingung mau jawab apa. Karena lo tau gue gimana yang dulu. Memang gue ngaku, dulu gue suka main wanita, minum-minuman keras juga. Tapi, sekarang itu semua hanya masa lalu gue, dan itu semua berkat lo. Lo yang udah buat gue ngejauhin barang haram itu semua. Dan satu hal yang perlu lo ketahui, gue tidak pernah sama sekali menyentuh yang namanya Narkoba." kata Deva dengan menekankan kalimat terakhirnya.
Dira semakin tidak bisa berkata apa-apa. Dia bingung dengan perasaannya. Disatu sisi Deva sangat menyayanginya dan Dira juga. Tapi disisi lain, Dira hanya orang biasa, dia tidak kaya seperti Deva. Dia sudah cukup malu dengan kejadian- kejadian masa lalunya, dimana saat dia dan kekasihnya dulu sudah saling mencintai, hanya saja keluarga kekasihnya itu tidak setuju, karena Dira tidak Sederajat dengan keluarganya.
"Dira" Deva berhasil mengejutkan dirinya dari lamunannya. Dia melamun memikirkan itu semua.
"Dir, lo gak mau?"
"Bukan... Bukan, beri gue waktu untuk menjawab semuanya."
Deva sedikit senang mendengar perkataan Dira barusan. Dira tidak menolaknya, tetapi dia hanya perlu menunggu Dira untuk berfikir.
"Yaudah, gue bakalan nunggu sampai kapanpun. Tapi jangan kelamaan ya, please" balas Deva memohon ditambah senyum mesum yang tersinggung di bibir tipisnya.
Dira hanya mengangguk Paham dan tersenyum sangat manis. Senyum Manis yang baru pertama kali dilihat oleh Deva setelah senyum Mamanya.
Mulai saat itu, Dira sangat canggung berada didekat Deva. Namun berbeda dengan Deva, dia bahkan bersikap sangat santai dan itu sangat cool menurut Dira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Man Love Pleasure
Romance[Romance Story] 21+ Deva Baswara adalah seorang pecandu seks. dia bisa melampiaskan birahi seksnya kepada siapa saja. Tapi, dia tidak biseks dan dia bisa menjaga dirinya dari penyakit mematikan. Dia awalnya menjadikan seks hanya sebagai hiburan, na...