F O U R T E E N

106K 1.3K 7
                                    

Sudah dua hari sejak putus cintanya, Deva tidak masuk kerja. Dira merasa sedikit cemas. Dimana dia takut Deva mengambil keputusan yang menyebabkan dirinya sakit. Atau jangan-jangan dia sampai nekat bunuh diri. Oh no! Deva tidak bakalan melakukan itu. Dia orang berpendidikan, nggak mungkin kan cuma gara-gara putus cinta dia sampai melakukan hal bodoh semacam itu.

Sudah berkali-kali Dira nelepon Deva, tapi tidak diangkat. Sudah berkali-kali juga, dia ngeSMS Deva, tetap tidak dibalas.

Dira akhirnya berinisiatif untuk ke apartemen Deva setelah selesai kerja nanti. Kalaupun Deva tidak ada di apartemennya, dia akan kerumahnya, tapi tidak sampai masuk. Karena lagi-lagi orangtuanya pasti bilang 'Terimakasih'. Buat apa? Ya untuk perubahan Deva belakangan ini.

***

Sore hari pun tiba, Dira yang masih belum menyelesaikan pekerjaannya terpaksa lembur. Karena selama dua hari ini, dia yang mengurus pekerjaan Deva. Bukan sedikit, tapi banyak. Untungnya dia dapat mengatasinya dengan berpikir santai tanpa grasak-grusuk.

Sekarang sudah memasuki waktu maghrib, dan Dira belum juga selesai. Sepertinya dia akan membatalkan niatnya tadi untuk menjumpai Deva.

Cacing-cacing diperutnya sudah mulai berontak. Karena dari tadi siang, Dira belum ada mengisi perutnya dengan nasi. Dia hanya memakan camilan yang biasa dibawaknya untuk menemaninya bekerja.

Saat-saat perutnya mulai keroncongan, disaat itu juga dia berhenti meneruskan pekerjaannya. Ditambah lagi, satu per satu lampu ruangan yang lain sudah tidak menyala. Dimana hanya terdapat 4 ruangan yang ada di lantai 6 gedung kantor itu.

Dira semakin ketakutan. Disaat lembur sama Deva saja, baru ditinggal ketoilet dia sudah keringat dingin. Dira memang orang yang tegar dan jutek. Tapi kalau sudah berhubungan dengan mistis, bisa-bisa dia mati berdiri. Karena dia terlalu sering nonton film horor yang bertemakan perkantoran. Disaat semua lampu tidak menyala lagi, disaat itulah seperti ada yang memain-mainkan lampunya sendiri. Kadang kedap-kedip selama sekali, atau bahkan sampai tiga kali. Nggak pernah lebih. Makannya saat ini dia ketakutan, takut kejadian yang ada di film yang di tontonnya, bakal terjadi disini. Berbeda kalau di daerah tempat dia ngekos, itukan daerahnya rame penduduk.

Saat Dira sedang sibuk-sibuknya menyusun semua barangnya ke tas. Disaat itu juga kejadian yang tidak diinginkannya terjadi, saat ini dia sedang berdiri membelakangi pintu masuk. Lampu diruangannya dimain-mainkan selama berkali-kali, tidak seperti di film yang sering di tontonnya, biasa hanya sampai tiga kali. Ini sudah lebih dari tiga kali. Kakinya gemeteran. Keringat dingin mulai turun dari keningnya, sekarang sudah membasahi bajunya. Mukanya pucat. Dia beneran ketakutan. Kemudian lampu berhenti dimainkan, tapi dalam posisi tidak menyala. Dira semakin ketakutan, nafasnya terburu padahal dia tidak ada bergerak sama sekali. Langkah kaki terseret terdengar dari belakangnya, dan sekarang terdengar semakin mendekat. Tiba-tiba saja apa yang ditakutkannya tadi sudah memegang pundak kanannya. Dia semakin gemeteran. Ingin mengeluarkan suara teriakan 'minta tolong' saja rasanya sudah tidak sanggup lagi. Mukanya pucat dan semakin pucat saat tangan itu membalikkan tubuhnya. Dia tidak dapat melihat jelas, karena matanya kabur dengan genangan air mata. Tiba-tiba saja, lampu HP menyala dan menampakkan wajah yang selama dua hari ini dirindukannya.

Dia tertawa menggeleger, yang memenuhi satu lantai yang sudah kosong ini. Seakan-akan tidak ada terjadi apa-apa. Dira yang mengetahui itu langsung meninju perutnya tidak kuat karena dia sudah lemas. Dan kemudian mencubit dada bidang laki-laki itu, namun tidak dapat, karena terlalu keras.

"Ma... Maaf, gue berlebihan tenyata" kata Deva sambil tertawa lebar, sampai-sampai matanya menyipit, saking asiknya tertawa.

Dia kemudian merangkul tubuh Dira. Dira langsung menjatuhkan tubuhnya dipelukan Deva, saat ini dia benar-benar lemas, bukan karena ketakutan. Tapi, itu salah satunya. Ditambah lagi dia sedang kelaparan.

Man Love PleasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang