DuaPuluh Sembilan - Lembang?

14.2K 971 46
                                    

PLEASE. sebelum baca pencet vote dulu, oqe? habis itu comment. Gila aja dark readersnya sampe 1k+ 😂 jd mohon kerjasamanya ya, sama2 menghargai HEHE.

%%%

"Bi, Mama sama Kak Franda mana?" Tanya Fanya dengan suara yang pelan.

"Nyon-"

"SSTTT! Pelan-pelan." Potong Fanya karena Bi Inah berbicara terlalu keras.

Bi Inah yang mengerti pun mengangguk-angguk, "Nyonya lagi arisan, kalo non Franda baru di kamarnya konser." Jawab Bi Inah dengan suara yang amat pelan.

"Sip-sip!" Fanya mengacungkan jempolnya. Ia menggendong tas ranselnya.

Belum genap selangkah ia ingin keluar dari rumahnya, Bi Inah memburunya dengan pertanyaan.

"Lah-lah, Non Fanya iki kemana? Kok bawa-bawa tas begitu toh." Tanya Bi Inah dengan logat Jawanya yang kental.

"Rahasia. Bilang aja ke Mama nanti Fanya pergi. Dah ya, Bi. Driver Fanya udah jemput." Fanya segera berlari sebelum Bi Inah menanyainya lagi dan sebelum ia kepergok melarikan diri.

"Kita mau kemana, Mbak?" Tanya driver itu dengan ramah.

"Ke daerah Lembang, Pak. Ini alamatnya." Jawab Fanya sambil menyerahkan sobekan kertas.

Driver itu mengangguk dan segera menggas mobilnya menuju alamat yang dimaksud Fanya.

Fanya membuka aplikasi instagramnya sebentar, hanya untuk melihat-lihat dan me-like beberapa foto yant dianggapnya bagus.

Ia memfoto jalanan dari dalam mobil lalu menambahkan tulisan 'Bye x' dan mempostnya. Jadilah snapgram.

Fanya segera memode pesawat dan mengunci ponselnya kembali.

--

Beruntung sore ini perjalanan menuju Lembang tidak macet, sehingga ia lebih cepat sampai di rumah Neneknya.

"Makasih, Pak." Fanya menyerahkan beberapa lembar uang kepada sang sopir.

"Eh, Mbak." Panggil sopir itu.

"Kembaliannya ambil aja, Pak." Ujar Fanya pede.

"Anu-bukan itu tapi mbak." Balas sopir itu merasa tak enak.

"Lah, terus?" Tanya Fanya bingung.

"Uangnya kurang 10 rebu." jawab Sopir itu.

yah malu, tolong :(

"Ah, si bapak. Kirain apaan, yaudah nih saya kasih 15 sekalian buat jajan anaknya. Makasih ya, Pak." Ujar Fanya lalu cepat-cepat pergi dari hadapan supir itu.

"Fanya tolol amat sih," Gerutunya pada dirinya sendiri. "Malu-maluin segala, dasar. Kalo gini caranya mah duit jajan gue abis!" Lanjutnya.

Fanya menapaki jalanan desa yang cukup sepi lantaran sekarang sudah pukul 19.00.

"Assalamu'alaikum," Fanya memencet bel rumah Neneknya.

"Walaikum-eleh eleh, Non Fanya kapan kesini? Sama siapa?" Mbak Ella, pembantu Nenek yang membukakan pintu terkejut karena kedatangan Fanya yang tiba-tiba.

Fanya hanya menanggapinya dengan senyum tipis, "Nenek mana, Mbak?" Tanya Fanya.

"Ibuk ada, Non. Baru sembahyang tapi. Masuk dulu, Mbak bikinin coklat anget kesukaan Non Fanya." Ajak Mbak Ella.

"Makasih, Mbak." Fanya duduk di ruang tamu dengan kaki yang ia luruskan di sofa.

"Loh, Fanya?" Tiba-tiba seorang wanita paruh baya muncul. "Kok nggak bilang nenek kalo kesini? Kesini sama siapa?"

Cinta dan Obsesi ✖ idrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang