Tigapuluh Delapan: Disappeared

10.7K 486 35
                                    

Sorry for typo's 😁

••

Bagi para penumpang selamat datang di bandar udara Kingsford Smith, waktu setempat menunjukkan pukul delapan lebih lima menit waktu setempat.

"Dek..Dek.." Seorang perempuan paruh baya menggucang-guncangkan tubuh remaja di sebelahnya yang masih tertidur nyenyak.

"Uh? Yeah?" Fanya mengerjapkan matanya beberapa kali dan menatap wanita di sampingnya dengan tatapan bingung.

"We're arrived. You look so tired, apakah ada yang bisa Tante bantu, Dek?" Wanita ini menawarkan bantuan pada Fanya sembari tersenyum.

Fanya membalas senyuman itu, "No, thanks. I can handle it by my self."

Wanita itu mengangguk, "Baik, Tante duluan ya." Pamitnya lalu mulai melangkah untuk keluar dari pesawat.

Fanya menghela nafasnya kasar, "Gue tadi mimpi apa sih?" Gusarnya lalu menggeleng-gelengkan kepalanya.

--

Saat ini, Fanya sudah berada di perjalanan pulang dari bandara menuju rumah Aunty nya.

"Are you tired, hun?" Tanya Aunty Keyla pada Fanya karena sedaritadi Fanya hanya diam menatap jalanan luar.

"Uhm, little bit." Jawab Fanya seadanya karena jujur sedaritadi ia masih memikirkan mimpinya.
Bagaimana bisa ia bermimpi kalau nyawa Iqbaal berada di ujung tanduk.

Nggak, nggak. Iqbaal pasti baik-baik aja, ya dia pasti baik-baik aja, Pikir Fanya.

"Kita mampir ke tempat makan dulu ya, Fanya. Tadi Kenzo nitip makanan, kamu mau nitip apa? Biar aunty beliin sekalian." Tanya Aunty Keyla lembut.

"Apa aja deh, Ty. Fanya bingung." Jawab Fanya lalu terkekeh.

"Yaudah, aunty samain aja ya?" Tanya Aunty Keyla meminta persetujuan dari Fanya.

"Boleh." Sambut Fanya sambil tersenyum.

Selepas Aunty Keyla keluar dari mobil untuk memesan makanan, Fanya memilih berada di dalam mobil.

"Iih, bisa-bisanya sih gue mimpi kayak tadi? Serem." Gumam Fanya.

Fanya segera mengambil ponselnya untuk menelfon Aldi ataupun Alisha guna menanyakan kondisi Iqbaal terbaru.

Tuutt..tuutt..tuutt..

"Ah, iya. Kan gue belom ganti kartu disini. Mana bisa dibuat nelfon!" Lanjut Fanya.

"Oke, Fanya. Calm down, Iqbaal baik-baik aja dan tadi cuma mimpi. Okay, tarik nafas, hembuskan." Fanya berusaha menenangkan pikirannya dan tidak berpikir macam-macam tentang Iqbaal.

"Let's go home!" Entah kapan aunty nya masuk ke mobil yang jelas saat ini ia terkejut.

"You scared me, Aunty!" Ujar Fanya yang masih sibuk mengatus nafasnya karena terkejut.

Aunty Keyla terkekeh lalu kembali menjalankan mobilnya. Tujuan selanjutnya, home.

Tak butuh waktu lama untuk sampai di rumah Aunty Keyla, saat ini Fanya sudah menjejakkan kakinya di pekarangan rumah yang bergaya minimalis ini.

Cinta dan Obsesi ✖ idrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang