Empat Puluh Satu: New Hope

10.2K 393 26
                                    

ps; ini udh ku publish drtd jam 4 sore, tp taunya error hhh :(

***

2 Januari 2018

Tahun baru,
Semangat baru,
Harapan baru,
Pacar baru? Ah tidak, Fanya ingin fokus terlebih duhulu pada pendidikannya.
Kisah cintanya di tahun sebelumnya sungguh rumit dan tidak menghasilkan apa-apa, yang ada hanya membuat Fanya sakit hati.

Cukup lah, Fanya menyia-nyiakan waktunya untuk hal tidak penting seperti itu.
Cinta akan datang dengan sendirinya, dan kalau memang jodoh pasti akan bertemu.

Aku lelah jatuh cinta, lebih tepatnya menjatuhkan hati pada orang yang salah lalu mematahkan hatiku secara perlahan.

Fanya menutup novelnya setelah membaca rentetan kalimat di atas, ia menyenderkan punggungnya di sofa yang empuk.

Tling!

Rizki A. : jalan yuk

Senyum Fanya mengembang, Rizki memang tau bagaimana cara menghilangkan penat ataupun kegalauan di hati Fanya.

Kejadian beberapa hari yang lalu, Fanya bertemu Rizki di Starbucks dan menceritakan semua yang terjadi malam itu. Dan apa reaksi Rizki? Ia memeluk Fanya dan berkata semua akan baik-baik saja.

"Kata kakak gue, kalo cewek lagi galau yang dibutuhin adalah pelukan dan kalimat penenang."

Itu kata Rizki waktu itu. Rizki juga menasehati Fanya agar lebih tegar ke depannya, berdamai dengan masa lalu.
Rizki adalah sosok yang baru Fanya kenal saat kepulangannya ke Indonesia.
Namun, mengapa mereka bisa seakrab ini dalam waktu yang singkat?

Fanya: jemput 15 menit lg, gue mau siap2.

Rizki A. : okaaaaaayyyyy

Tanpa perlu waktu lama, Fanya segera bersiap-siap. Ia memilih menggunakan style yang simple. Kaos stripes 3/4 lengan, dengan rok hitam selutut serta sling bag.
Fanya sedikit memoleskan beberapa make up di wajahnya, seperti mascara, BB cream, bedak, dan lipcream. Fanya sadar semakin ia tumbuh dewasa, ia harus memperhatikan penampilannya.

"Mau kemana?" Tanya Thalia yang melihat putri bungsunya berpakaian rapi sedang menuruni tangga.

"Jalan, Ma." Jawab Fanya singkat.

"Sama siapa? Iqbaal?" Tanya Thalia kepo. "Tumben jalan sama dia." Lanjutnya berkomentar.

"Bukan." Jawab Fanya malas, lagi-lagi Iqbaal.

"Lah, terus siapa? Aldi? Alisha?" Tanya Thalia bertubi-tubi.

"Rizki, temen Fanya yang baru." Jelas Fanya.

"Yang mana? Kok mama belom pernah ketemu sih?"

"Waktu itu ketemu di bandara, tanya Kak Franda deh dia tau." Jawab Fanya pada mamanya yang super duper kepo masalah percintaan Fanya.

Thalia mengangguk-angguk, "Yaudah, hati-hati. Mama titip salam aja buat Ricky."

"Hah? Ricky siapa? Rizki, Mama...."

Cinta dan Obsesi ✖ idrTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang