Kejujuran

183 16 21
                                    

Ghaida POV

Seperti ada yang aneh dengan Kinal hari ini. Dia langsung pergi begitu saja ketika bell pulang sudah berbunyi, seperti terburu-buru dan ekspresinya telihat begitu gugup.

"Aku harus mengikutinya."gumamku dalam hati.

Dari jarak yang agak jauh terlihat sosok perempuan yang akan segera duduk dibangku taman sekolah, aku yakin itu kak Ve. Dia sedang apa ya duduk sendirian disana?

"Ehhh!"ucapku yang kaget ketika melihat Kinal menghampiri kak Ve dari arah belakang.

Aku pun langsung mendekat dan berniat untuk mencari spot yang lumayan strategis.

"Aha!"ucapku sumringah ketika melihat tanaman-tanaman berdaun rindang yang agak tinggi yang berjarak tidak terlalu jauh dari mereka tetapi tidak terlalu dekat juga.

Dengan mengandap-ngendap aku menuju spot tujuan ku.

Sepertinya keduanya sudah memulai pembicaraan mereka. Tetapi yang aku dengar itu seperti sebuah pertengkaran. Dan aku tidak mengerti sebenarnya ada apa antara Kinal dan kak Ve. Karena Kinal juga tidak pernah bercerita apa pun tentang kak Ve. Makanya aku tidak tahu kalau mereka sudah saling kenal dan terlibat masalah yang sepertinya lumayan serius.

Tiba-tiba aku mendengar ucapan yang membuatku kaget. "Kamu itu spesial buat aku. Kamu sangat penting untuk aku. Aku tuh udah menganggap kamu adik ku sendiri Nal."ucap kak Ve dengan nada tinggi.

Lalu sepertinya Kinal memotong ucapan kak Ve dan berkata kalau dia suka sama kak Ve dan meminta kak Ve untuk menjadi pacarnya.

"WHAT?"ucapku yang lepas kontrol tetapi aku langsung membungkam mulutku dengan kedua tanganku.

Aku diam beberapa saat dan mencoba melirik kearah mereka.

"Huft... Sukurlah mereka tidak mendengar suara aneh yang aku timbulkan barusan."aku pun langsung mengusap dada ku

"Ehhh... Kok kak Ve pergi sambil nangis gitu?"

Aku pun mencoba pergi dari tempat ku untuk mengikuti kemana kak Ve pergi.

Ternyata kak Ve menuju toilet. Akupun semakin mendekat ketempat kak Ve berada.

Dari dalam toilet.

"Maaf Nal, tapi aku gak bisa jadi pacar kamu. Aku cuman anggap kamu sebagai adik ku gak lebih. Dan sepertinya aku sudah menyukai seseorang. Dia pahlawan ku yang menyelamatkan ku sekaligus orang pertama yang berbuat macem-macem kepada ku. Ya, dia sahabat kamu Nal."ucap kak Ve yang membuat ku membulatkan mata ku mendengar ucapannya.

"Apaaaa??? Kak Ve suka sama aku? Loh kena-"

"Kamu ngapain disitu?"ucap seseorang dari dalam toilet yang baru saja membuka pintu.

Dalam hati ku. "Waduh kok kak Ve keluar gak ketuk pintu dulu 'ehh nggk perlu ya. Heheegaringasli"

"Eh kak Ve. Hehee... Nggk kak aku kebetulan lewat aja kok."ucapku dengan muka yang sedikit basah gara-gara keringat dingin yang mulai keluar.

"Astaga Ghaida alasan mu klasik banget pasti kak Ve gak percaya."omel ku dalam hati

"Kebetulan lewat? Ngapain kamu lewat toilet? Lagian arah gerbang sekolah kesebelah sana bukan kesebelah sini. Terus kamu kok tau nama aku? Tau dari mana?"tanya sang bidadari bertubi-tubi yang membuatku bingung.

"Ada lagi gak kak pertanyaannya? Soalnya barusan banyak banget ya nanyanya kaya lagi ulangan. hehee"ucapku cengengesan memecahkan ketegangan.

"Gak lucu. Ayo jawab kamu ngapain disini? Kamu nguping ucapan ku tadi kan?"tanya kak Ve dengan nada sedikit kesal.

"Iya kak, maaf ya. Tapi aku juga suka kok sama kak Ve 'eh bukan-bukan. Maksud ku aku juga suka pengen ketoilet. Hehee"

Kemudian kak Ve memalingkan wajahnya kemudian dia tanpa pamit pergi dari hadapanku.

"Bodoh. Bodoh .bodohhh... Ghaida kamu ngomong apa tadi."ucapku sambil menjedot-jedot kan kepala ke tombok.

Dan dengan perasaan kesal karena ucapanku sendiri dan malu karena ketahuan kak Ve aku pun mutuskan untuk pulang tanpa menemui Kinal. Karena Kinal akan heran kalau jam segini aku masih ada disekolah.

~~~~~

Masih pada pantengin cerita ini kan 😅
Mudah2an deh hehee 😅

Ditunggu kritik dan sarannya^^
Votenya juga dah sekalian :'v

Terima kasih banyak...

Why?(Discontinue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang