Didepan kelas 1-A ketika Kinal mulai keluar dari kelasnya.
Langkah ku terasa berat, napas ku pun demikian. Prasangka baik dan buruk terus berputar-putar didalam pikiran ku selagi aku melangkahkan kaki ku menuju taman sekolah.
"Nanti akan seperti apa ya reaksi kak Ve ketika aku jelasin semuanya?"tanyaku dalam hati.
Dan ditempat yang berbeda dalam waktu yang hampir bersamaan.
Siapa sangka, seseorang yang dahulu sangat spesial dalam hidup ku yang pernah hilang bagaikan ditelan bumi tiba-tiba sekarang kembali lagi ke dalam kehidupan ku. Sembari menghitung langkah kaki dengan perasaan tak menentu aku pun terus berjalan menuju taman sekolah.
"Sebenarnya aku sudah bisa menebak apa yang akan dikatakan Kinal. Dan menurutku hal ini tidak perlu dilakukan. Karena sepertinya aku sudah tidak memperdulikannya lagi."kesalku dalam hati.
Dan kedua sekarang hampir sampai.
Ve POV
Aku pun sampai terlebih dahulu ditaman sekolah dan langsung duduk dibangku yang ada.
"Kinal mana sih masa aku harus nunggu dia kaya gini?"ucap ku gelisah sambil melihat sekeliling.
Beberapa detik kemudian.
"Hay, kak Ve! Maaf ya bikin kakak nunggu."ucap seseorang dari belakang tubuh ku.
Tanpa menoleh sedikit pun. "Mau apa memanggil aku untuk nemuin kamu disini?"ucap Ve ketus.
"Aku mau jelasin kejadian sebenarnya yang terjadi dua tahun lalu kak."ucap Kinal yang langsung berpindah posisi dan ikut duduk dibangku yang sedang aku duduki ini.
"Erm. Gak perlu deh Nal kayanya. Aku juga udah gak peduli lagi kok."ucapku masih dengan nada ketus sambil tersenyum sinis.
"Jangan begitu dong kak Ve-"
Aku pun langsung bangun dari tempat duduk ku dan langsung memotong pembicaraan Kinal. "Apa? Jangan begitu? Kamu bilang begitu sama aku? Ngaca deh Nal! Harusnya aku yang bilang begitu. Kamu itu spesial buat aku. Kamu sangat penting buat aku. Aku tuh udah menganggap kamu adik aku sendiri Nal."aku mencoba mengusap pipiku yang mulai terasa basah oleh air mata.
"Cukup kak, aku muak dengan kenyataan itu. Aku sayang sama kak Ve. Aku tuh ingin diakui lebih dari seorang adik."ucapnya dengan nada sedikit marah.
Aku pun hanya mematung didepan Kinal. Aku bingung apa yang harus aku katakan. Jujur, dari awal bertemu dengannya aku merasa dia adalah seorang adik yang cukup ideal untuk ku. Tetapi tidak untuk seorang kekasih.
"Gimana kak? Apakah kak Ve akan membalas perasaan cinta ku ini dan bersedia menjadi pacarku?"tanya Kinal yang membuatku semakin kebingungan.
Aku pun menarik napas dalam-dalam dan mencoba untuk berkata yang sejujurnya terhadap Kinal.
"Oke, jadi begini ya Nal. Aku juga sayang sama kamu, tapi hanya sebatas Adik gak lebih. Jadi maaf Nal aku nggk bisa balas perasaan kamu. Sekali lagi aku minta maaf."ucapku sambil berlari meninggalkan Kinal yang sepertinya sangat shock dengan pertanyaan yang aku lontarkan terhadapnya barusan.
Kinal POV
Aku melihat kak Ve sudah duduk dibangku taman sekolah. Aku pun muncul dibelakang tubuhnya dan langsung menyapanya, tetapi dia menjawan dengan ketus sapaan ku. Lalu aku berniat menjelaskan, dia tidak ingin mendengar penjelasan ku dan memang dia sudah tidak peduli terhadapku. Dan yang aku paling ingat dari ucapan kak Ve adalah.
"Aku juga sayang sama kamu, tapi hanya sebatas Adik gak lebih."
Kesal, marah dan sakit hati ini ketika mendengar kenyataan ini.
Dengan perasaan ku yang sangat hancur ini aku pun mulai beranjak meninggalkan tempat ini.
~~~~~~~~
Familyzone, oh VeNal malang nasibmu nak \ :'v
Kemaren gak update lagi bad mood gitu, ternyata oh ternyata sorenya liat info babang grad T_T
Tapi tidak terlalu sedih sih, mungkin itu keputusan yang terbaik dan sepertinya memang sudah saatnya.
Oke, terima kasih untuk yang sudah membaca^^
Ditunggu comment dan votenya (^O^)/
Terima kasihhhh!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
Why?(Discontinue)
FanfictionCerita dari pasangan tabu didunia peridolaan antara Ghaida Farisya dan Jessica Veranda a.k.a GhaiVe. Seperti apakah jalan yang mereka lalui untuk menyatukan cinta mereka ? Yosh...Hajimemashou^^