Part 05

413 100 31
                                    

Di dalam pesawat yang sedang terbang menuju ke Jakarta, om Kahfi terheran-heran melihat istrinya yang semenjak dua menjak tadi terus senyam-senyum tidak karuan. Rasa-rasanya tadi sewaktu beliau melewati jalanan sepi, beliau sudah membaca semua bacaan agar tidak ada mahluk halus yang menggangu perjalanan dia dan istrinya.

"Ma, kenapa senyam-senyum terus? Ada yang lucu?" tanya om Kahfi khawatir seandainya istri tercintanya kesambet atau kerasukan roh penasaran di dalam pesawat. Ke mana dia harus mencari tabib untuk menyembuhkannya?

Tante Anita menoleh ke samping.

"Laila itu cantik banget yah, pa? Mirip-mirip artis Thailand gitu, Darian pasti suka!" puji tante Anita sambil tertawa memikirkan kegiatan apa saja yang akan dilakukan nanti bersama menantunya. Hah.. nasib tidak punya anak perempuan. Tante Anita sebelumnya selalu cemburu ketika melihat teman-temannya yang suka pergi shoping dan ke salon dengan anak perempuan mereka. Kini sebentar lagi dia bisa melakukan itu dengan menantunya!

Ahmad Kahfi ikut tersenyum juga.

"Jangankan Darian, papa aja suka."

Nah, nah, nah loh! Hidung tante Anita langsung kembang-kempis mendengar penuturan suaminya. Si abang ini, jangan bilang kalau.... mau ngambil jatah anak juga!

Om Kahfi langsung tertawa melihat gelagat istri tercintanya yang kesal.

"Maksud papa itu, papa suka sebab Laila lah yang akan menjadi istri dari anak kita. Menurut papa, Laila dan Darian itu seperti pinang dibelah dua. Sangat cocok. Kayak kita....." Uhui! Sudah tua tapi tetap romantis. Itulah Ahmad Kahfi.

Tante Anita tertawa dan mencubit lengan suaminya gemas. Bikin salah paham aja nih si abang.

Seorang pramugari yang kebetulan melintas di samping kursi mereka melihat kemesraan pasangan lanjut usia itu sambil tersenyum. Namun jauh dalam lubuk hati yang paling dalam, pramugari itu melontarkan sumpah serapah dan kemarahannya kepada takdir. Itu semua terjadi karena sampai saat ini dirinya masih saja menyandang gelar 'jones'. Kesian...kesian..
Sabarlah wahai pramugari. Mari kita do'akan agar dia bisa tabah dalam menghadapi cobaan ini.

* * * * * *

Darian keluar dari mobil setelah sebelumnya memperhatikan keadaan sekitarnya. Itu semua untuk mengantisipasi kalau-kalau ada orang yang mengenali siapa dirinya. Dia harus ekstra hati-hati. Karena jika ada kecerobohan sedikit, itu bisa menjadi berita hangat dan membuat jadwalnya berantakan lagi.

Dengan topi yang petnya menutupi seperempat wajah, Darian memasuki sebuah gedung apartemen dengan sangat hati-hati. Dia melirik jam yang ada di pergelangan tangannya. Owh shit! 20 menitnya akan berakhir sebentar lagi. Dengan cepat dia berlari menuju sebuah lift. Dia menekan tombol nomor lima. Pintu lift akan tertutup.

Tapi....

"Tunggu!"

Darian kaget saat ada seorang pria yang bergegas masuk sebelum pintu lift itu benar-benar tertutup dengan sempurna.

Pria bertubuh lumayan gemuk dengan kacamata bulat itu meminta maaf kepada Darian sebelum menekan tombol nomor enam.

Darian hanya diam sambil berdiri menjauh dari orang itu. Topi yang awalnya hanya menutupi seperempat wajah kini sudah menutupi separuh wajahnya. Dia tidak ingin dikenali.

1

2

3

CE'ESTE •SLOW UPDATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang