It Will Never Changes We

31 7 0
                                    

Telat? Ia telat lagi ..
Maaf ya
Silahkan baca aja wes





Paginya para siswa bersiap untuk pulang. Mereka membereskan semuanya. Hingga akhirnya mereka selesai dan langsung berkumpul di dekat bus yang akan mereka naiki.
Reyn dkk masih saja perang dingin dengan Andra dkk.
Andra dkk pun mendekat ke tempat Reyn dkk. Tapi Reyn dkk langsung masuk ke dalam bus.
Di dalam bus mereka tidak duduk dengan Andra dkk.
"Jujur gw kecewa Vin" ucap Reyn sambil menatap Vini
"Aku tau kok Reyn. Tenang aja mereka ntar juga sadar" ujar Vini menenangkan Reyn
"Huh.. iya Vin " jawab Reyn.
Tiba-tiba Andra dkk mendekat ke arah mereka. Andra dkk berlutut di depan Reyn dkk(mereka duduk di belakang sendiri jadi depannya luas) . Reyn dkk hanya melihat mereka dengan wajah datar.

"Maafin kita ya" kata Handi

"Emang kata maaf bisa ngembaliin kepercayaan kami gt aja?" Ucap Mey dengan dingin

"Kami ngaku kalo kami salah, tapi mohon maafin kita" pinta Andra sambil memegang tangan Reyn dan langsung di tepis oleh Reyn.

"kalian pikir dengan berlutut kayak gini kami lgsg bisa maafin, kami butuh waktu! Pikir dikit lah!!" Bentak Reyn

"Kami mohon Reyn. Beri kami maaf. Kami mohon. Kami janji nggak akan ngulangin lagi" Ujar Rio

"mungkin yang lain masih bisa percaya sama pacar masing-masing. Lah gw ? Janjinya aja di ingkari terus? Masih harus gw maafin? Gitu? Enak banget idup lo" jawab Reyn sambil berdiri hendak pindah tempat duduk tapi Andra langsung memeluk kaki Reyn .

"Reyn kasian Andra . Mending maafin deh" kata Flo

"Lo pikir hati gw gak capek apa ? Lo pikir gw bisa dengan gampangnya maafin dia lagi. Mau maafin dia aja gw harus mikir. Emm.. Bu Nindy boleh saya minta tolong?", kata Reyn

Lalu Bu Nindy datang sambil berlari ke arah Reyn.
"Iya apa nak?"

"Tolong suruh dia melepas pelukannya di kaki saya. Kalo bu Nindy nggak mau juga gak papa. Mungkin Bang Vero ntar minta putus ke Ibu" (Nindy =pacar Vero)

"Eh iya iya. Andra lepas kaki Reyn"

"Tapi bu..." belum Andra menyelesaikan ucapannya Bu Nindy pun langsung memotong

"Kamu gak bisa di atur apa? "

"Iya bu saya lepas" Andra pun melepas tangannya pada kaki Reyn

"Kak Nin gw mau turun. Ntr ke rumah ya? Gw mau lo nemenin gw. Bang Ale nginep di rumah temennya. Bang Vero lembur" ucap Reyn dengan wajah dingin

"Okelah . Mau pindah di depan? Ayo sama aku" ajak Nindy.

Bu Nindy dan Reyn pun berpindah tempat duduk di depan. Para siswa dan guru yang tadi menyaksikan pertengkaran antara Reyn dkk dan Andra dkk pun menyibukkan diri dengan kegiatan masing-masing.

"Kalian maafin kami kan? " tanya Handi

"Iya udh lah gak usah di bahas lagi. Janjinya tepatin tapi" jawab Mey

"Siap boss" ucap Andra dkk minus Andra

Andra diam dan melamun. Dia memikirkan cara agar Reyn mau memaafkannya . "Kalo gw berhenti rokok? Gimana nasib gw. Ntar gw jadi uring-uringan. Gak semudah itu juga gw lepas dari rokok." Batin Andra . Di perjalanan Reyn dan Andra hanya melamun hingga sampai di sekolah. Sesampainya di sekolah Reyn langsung menuju parkiran untuk pulang ke rumah. Reyn tidak mendengarkan panggilan teman-temannya. Dia pergi dari lingkungan sekolah dengan kecepatan tinggi.

Sesampainya di rumah Reyn langsung menelfon Nindy untuk segera ke rumahnya. Tak berapa lama Nindy telah sampai.

"Assalamualaikum" ucap Nindy sambil memasuki kamar Reyn

"Waalaikum salam"

"Kenapa.dek? "

"Gak ada kak. gw lagi gak ada temen aja"

"Oh... jangan sampe sakit gara2 masalah tadi."

"Gw gk yakin kak, sekarang aja udh mulai pusing"

"Hem yaudah istirahat. Gw disini kok. mungkin nginep sih"

"Yauda gw tidur ya kak"
Nindy pun mengelus kepala Reyn hingga Rryn tertidur. Saat Reyn tertidur Vero datang dan langsung masuk ke dalam kamar Reyn.

"Loh kok km di sini sayang? "

"Iya adek kamu minta temenin."

"Oh... aku pulang agak cepet soalnya denger cerita kalo dia berantem sama Andra"

"Iya emang. Tadi rame di bus. Aku aja kena ancem sama dia"

"Kok bisa? "

"Aku di suruh buat ngusir Andra"

"Hemm.. pasti kalo gak mau , dia nyuruh aku mutusin kamu ya?"

"Iya betul sekali. Eh kamu gak ganti baju dulu? "

"Eh iya . yaudah aku duluan ya. ntar aku ke sini lagi"

"Iya.."

Vero pun keluar dari kamar Reyn. Nindy pun hanya bermain ponselnya. Lalu tiba-tiba ponsel Reyn berbunyi. Dan Reyn langsung bangun dan memeluk Nindy.

"Eh kenapa dek? "

"Kak kasih gw saran. Gw sayang sama Andra. Tapi dia gak pernah ngehargain itu semua"

"Masalah rokok kan ? Kamu bilang aja gini "silahkan aja lanjutin ngerokoknyabtapi kalo udah sakit gak usah ke aku" , dijamin deh dia langsung kicep" jawab Nindya sambil terkekeh

"Lah terus ini Andra nelfon gw gimana? "

"Angkat aja"

"Okelah"

"halo"

"Iya halo?"

"Kamu masih marah? "

"Menurutmu? "

"Masih. , aku harus gimana? "

"Kamu silahkan aja sihmau lanjut ngerokok..."

"Lanjutin.."

"Tapi kalo udh sakit jangan ke aku ya"

"Ah... oke-oke. aku janji gak bakal ngerokok lagi. janji demi ,Allah."

"Yaudah awas aja!"

"Iya sayang. sana sudah istirahat dulu. Jangan lupa makan"

"Oke oke. Assalamualaikum"

"Waalaikum salam"

Sambungan pun terputus. Nindy pun tersenyum dan berpamitan keluar kamar. Reyn pun mengizinkan , setelah itu Reyn pun bergegas mandi.

>bersambung<

Sudah yak
insya allah lanjut besok
Maafkan kalo ada typo.
byeeee

Always Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang