HalfAlive 5 : Maaf

1.9K 144 0
                                    

"Nih Fy"

Sivia memberikan semangkok bakso di hadapan Ify. Baru saja Sivia ingin duduk di samping Ify, namun Alvin datang dan menarik Sivia tak lupa membawa piring yang berisi nasi goreng.

"Lah, aku mau di bawa kemana kak?" Tanya Sivia heran.

"Temenin gue makan" jawab Alvin sambil terus menarik Sivia.

Rio hanya tersenyum, Alvin memang sangat bisa di andalkan!

"Teman-teman lo emang suka modusin cewek?"

"Gak semuanya sih, lagian Alvin gak mungkin modusin adik gue"

Ify hanya mengangguk lalu mulai memakan baksonya. Merasa terus di perhatikan akhirnya Ify memberhentikan aktivitas menikmati baksonya lalu menatap tajam cowok yang sedang menatapnya sambil tersenyum.

"Kenapa?" Tanya Rio ketika Ify menatapnya tajam

"Nih" Ify menyodorkan bakso yang sudah berada di garpu ke Rio.

Rio mengangkat sebelah alisnya, "Kenapa?"

Ify memutar kedua bola matanya, "Gue gak suka di liatin kalau lagi makan, nih makan"

Rio sudah tak bisa menahan senyumnya dan tentu saja Rio menerima suapan bakso dari Ify. Kesempatan tidak datang dua kali!

Rio mulai mengunyah baksonya, namun terhenti ketika matanya tak sengaja melihat sebuah perban di pergelangan tangan Ify.

"Untung aja Ify datang nolongin aku, tapi tangannya sempat ke gores pisau om-om itu"

Rio baru ingat kalau Ify terluka ketika menolong Sivia dengan cepat Rio menelan baksonya. . Bukan salah Rio jika dia baru melihat luka itu, salahkan seragam Ify yang berlengan panjang itu.

Rio menahan tangan kanan Ify, "Ini luka yang kemarin?"

Ify melihat kearah pandangan Rio lalu mengangguk.

"Gue minta maaf" lirih Rio

"Santai aja"

"Eum—Gue pengen makan" seketika Rio langsung melepas pegangannya pada tangan kanan Ify.

"So—sorry"

**

"Mami Antha pulang!" teriak Antha ketika sampai di ruang tamu.

"Iya! Mami di dapur lagi masak special untuk brondong-brondong cakep" sahut sang Mami

Memang hari ini mereka berempat berkumpul di rumah Antha. Diantara mereka berempat orang tua Antha lah yang paling sering kelihatan di rumah, tapi Antha adalah salah satu anak dari pengusaha sukses di Asia.

"Nih Mami baru beli keripik pisang keju khusus buat Mario" ujar Mami Antha sembari memberikan toples.

"Makasih mam" ujar Rio dengan senyum manisnya.

"Eum—Alvin mau minum apa?" Tanya mami Antha sedikit bingung dengan penerus Adhikari yang tidak pernah menampakkan ekspresi apapun sejak pertama kali bertemu.

"Air mineral saja mam" jawab Alvin dengan nada dan wajah datarnya.

"Okidoki, mami balik ke dapur dulu" pamitnya.

"Aishhh"

"Nape lu Tha?" Tanya Gabriel ketika melihat ekspresi kesal Antha.

"Cewek itu ribet banget, gimana pun pasti cowok yang salah"

"Cewek itu simple. Dengan mereka IYA berarti IYA, kadang IYA maksudnya NGGAK, kadang IYA berarti bisa juga TERSERAH. Dengan mereka NGGAK berarti NGGAK, kadang NGGAK maksudnya IYA, kadang NGGAK bisa juga berarti TERSERAH. Simple kok" ujar Alvin sambil memainkan ponselnya.

"Lo ngomong mantra apaan?" ujar Rio sambil terkekeh mendengar penjelasan Alvin.

"Anjrit itu simple banget Vin"

Antha hanya berdecak lalu kembali sibuk dengan ponselnya.

**

Rio baru saja memarkirkan motornya dan tak sengaja dia melihat sosok yang sedang di incarnya. Ify. Gadis itu sedang sibuk membaca buku catatan sambil berjalan tergesa-gesa.

Rio tersenyum lalu mencoba mengejar gadis itu, "Lagi belajar buat ulangan?" Tanya Rio ketika sudah berhasil mengejar Ify.

"He-em" jawab Ify lalu kembali sibuk dengan buku catatannya.

Tiba-tiba Rio menarik Ify karena ada siswa yang berlarian di koridor.

"Thank's" ujar Ify

Rio mengangguk, "Makanya kalau malam belajar"

"Iya Pak, yaudah gue masuk ke kelas dulu. Da-ah" pamit Ify

"Belajar yang bener!" teriak Rio karena Ify sudah berlari kecil kearah kelasnya dan di balas acungan jempol oleh Ify.

Melihat gadis itu sudah mulai meresponnya tak disadari Rio menyunggingkan senyumnya lalu meninju udara tidak peduli beberapa orang di koridor memperhatikannya dengan tatapan aneh, "Yes!Yes!"

**

Rio terus mengumpat selama berada di koridor sekolah. Hal ini karena Antha tiba-tiba menelfonnya karena Thia memergokinya tengah berciuman di UKS.

Rio hanya pasrah, sangat tidak mungkin jika dirinya harus memakai baju perempuan ke sekolah bukan? Image nya sebagai anak pemilik yayasan yang sangat di sukai banyak perempuan akan sangat amat hancur.

Rio mempercepat langkanya ketika mendengar suara barang jatuh. Sesampainya di UKS terlihat Thia yang sedang memegang cutter dan menodongkannya kearah Antha dan seorang gadis dengan name tag Putri Dwi Caesar.

"LO GAK CINTA SAMA GUE JADI KENAPA LO GAK NINGGALIN GUE, ANTHA!" teriak Thia.

"Thi tenang dulu i-itu cutter loh" ucap Antha dengan kedua tangan di udara.

Thia hanya terisak dan terus menggelengkan kepalanya. Rio menghela nafas panjang lalu berjalan mendekati Thia dan dengan gerakan cepat Rio melempar cutter dan menarik Thia kedalam dekapannya.

Antha cukup kaget dengan hal yang dilakukan Rio, seperti ada yang mengganjal di dadanya ketika melihat adegan di hadapannya.

"Thi"

Baru saja Antha ingin mendekati Thia namun gadis itu menyuruhnya untuk tidak bergerak sedikitpun.

"Biar gue yang jelasin ke Thia, Tha" ujar Rio lalu membawa Thia keluar dari UKS.

Antha hanya mengangguk lemah sembari terus menatap punggung gadisnya yang terus menjauh hingga menghilang.

"Maaf"

"Maafin gue Thi, Maafin kebrengsekan gue" lirih Antha.

Half AliveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang