Persiapan Kemah Besar

820 36 0
                                    

15.30
"Teman-teman, abis ini rapat persiapannya di taman belakang aja gimana? Biar seger," Lily kembali mengumumkan di depan kelas.
Sebagian anak berteriak menyetujui usul Lily.
Aku pun setuju. Pelajaran hari ini membuatku penat, kumpul di taman sekolah yang terletak di belakang kelas ini kedengarannya seperti ide yang bagus.
"Aku duluan ya guys, nanti kalian nyusul ke taman ya!"
"Oke!" Sahut Toto, anak laki-laki gemuk yang duduk persis di depan Ana.
Ana yang duduk di sebelahku memasukkan pensil dan sketchbooknya ke tas ransel hitamnya. Sementara aku masih melihat soal di buku paket matematika yang dijadikan PR hari ini. Ah, memusingkan.
"Aku duluan ke taman ya," Kata Ana padaku sambil berdiri.
"Oh, iya Na."
Ia berjalan tanpa menatapku sedikit pun.
Hanya Ana yang menyusul Lily ke taman. Semua anak masih di kelas ini, memasukkan buku-buku ke tas, sebagian menata kursi sambil berbincang-bincang.
Aku pun segera memasukkan buku matematikaku ke tas.
"Vir, yok ke taman," Ajak Andi, anak yang duduk tepat di depanku.
"Iya bentar, Ndi."
Setelah memasukkan buku dan merapikan kursi, aku, Andi dan Toto bergerak menuju taman sekolah di belakang kelas ini.

"AAAAAAAAAAAA!"

Baru saja keluar kelas, terdengar jeritan dari belakang kelas.
Tanpa berpikir, kami bertiga pun bergegas lari menuju taman. Jantungku berdetak lebih kencang seakan hal menarik akan terjadi. Aku mendengar Toto bertanya "eh.. Apa itu??" Tapi tidak kupedulikan.

Apa yang kulihat adalah Ana duduk dibawah pohon sambil memegang pensil dan sketchbooknya.

Aku mengalihkan pandanganku ke arah kiri.
Terlihat seorang siswi berdiri memegang kepalanya dengan wajah ketakutan di depan kursi taman yang panjang. Di kursi itulah duduk seorang Lily. Dari belakang, Lily hanya terlihat sedang menunduk.
Aku tidak tahu apa yang dilihat gadis itu pada Lily sampai membuatnya menjerit ketakutan.
Setelah kuberjalan cepat menuju gadis itu, barulah aku tau apa yang terjadi.
Lily yang daritadi terlihat menunduk, ternyata pisau menancap di perutnya.

Tatapan mata Lily tak bernyawa.

Dan angin perlahan berhembus di taman sore ini.

A Friend of MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang