[ Kamar 812 ]
Yura membelalakkan matanya menyaksikan jarum panah pada benda berbentuk persegi yang diinjaknya itu menunjuk ke angka lima puluh. Sejenak ia diam mematung menatap angka itu, lalu segera turun dari timbangan itu. Ia kemudian menginjaknya lagi untuk memastikan adanya kesalahan. Sayangnya, angka yang ditunjukkan masihlah angka yang sama.
"Wooaahhhh!!" teriaknya kesal. "Na eotteoke? Apa yang kulakukan sampai berat badanku naik 3 kg seperti ini?"
Di sisi lain Park Seol sedang berbaring di tempat tidurnya sambil membaca naskah drama, "Naik 3 kg tidak akan menjadikanmu seekor babi, Yura-ya..."
"Ini tidak bisa dibiarkan!" seru Yura lagi. Ia lalu membuka lemari pakaiannya, mengeluarkan celana pendek dan kaos oblong. "Kau mau ikut?"
"Lari di malam-malam begini?"
"Apa salahnya?"
"Kurasa tidak. Aku mau tidur saja..." kata Seol lalu meletakkan skenario yang dibacanya ke bawah bantal dan bersiap untuk tidur.
.
.
.
.
.
Waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Di jam segini rata-rata para murid akan berkumpul di lounge asrama atau di kamar mereka masing-masing. Jarang sekali ada yang berada di luar gedung asrama. Apalagi jika melakukan aktivitas olahraga seperti yang dilakukan Kang Yura pada saat ini.
Yura memang cukup menjaga keseimbangan berat badannya. Dulu Yura adalah seorang gadis bertubuh besar dan berpipi chubby. Banyak sekali yang mengatainya 'babi' atau 'si gendut'. Hingga akhirnya sesuatu membuatnya berniat menurunkan berat badan. Ia melakukan diet dan olahraga teratur sampai akhirnya di akhir kelas satu dia berhasil menjadi Kang Yura bertubuh ideal seperti saat ini. Pencapaiannya itulah yang membuatnya bersusah payah mempertahankan tubuhnya saat ini.
"Heol!" keluh Yura menghentikan langkah kakinya. Gadis itu pun mulai mengatur nafasnya akibat berlari. "Eoh?"
Yura melirik ujung lapangan yang sudah dikelilinginya tiga kali. Dari sana, tampak bayangan seseorang sedang melakukan hal yang sama. Bayangan itu pun kemudian berubah menjadi sosok namja yang semakin lama semakin dekat. Yura mengeryitkan dahinya mengenali orang itu. Sejak kapan namja itu berada di sini?
"Kau?"
Namja itu melemparkan senyum ke Yura. Ia berhenti berlari dan sambil melangkah mendekati Yura ia merenggangkan tubuhnya. "Sepertinya ini pertama kalinya kau olahraga semalam ini?"
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Yura.
"Olahraga? Setiap malam aku selalu melakukan ini..." jawab namja yang tak lain tak bukan adalah Choi Seungcheol.
Seungcheol masih meregangkan tubuhnya. Namja itu belum berkeringat. Sejenak mata Yura tampak tak beralih dari penampilan pemuda itu. Seungcheol mengenakan training panjang dan kaos tak berlengan. Otot lengannya yang berlekuk-lekuk terlihat jelas membuat Yura sempat pangling saat melihatnya.
"Jadi, kau sudah selesai?"
Yura menggeleng cepat, "Tentu saja belum..." jawabnya. Lalu Yura pun memutuskan untuk kembali berlari ke lapangan yang diikuti oleh Seungcheol di belakangnya.
Selama kurang lebih tiga puluh menit, Yura dan Seungcheol secara tidak langsung berolahraga bersama di tengah dinginnya malam. Sesekali Seungcheol sengaja mendahului Yura, lalu berbalik melakukan jalan mundur dan menggoda Yura. Sedangkan Yura, gadis itu hanya cuek dengan niat menjaga image juteknya di hadapan Choi Seungcheol.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANSAE!! (Seventeen's High School Love Story)
FanfictionCOMPLETED!!! Masih bertanya kenapa masa SMA adalah masa-masa yang paling sulit dilupakan? Persahabatan dan cinta, impian dan prestasi, segala hal baru yang akan kau temukan di sini. MAIN CAST 1. Choi Seungcheol 2. Kang Yura 3. Jeon Wonwoo 4. Par...