"A...apa yang terjadi?" seru Jihoon begitu dia dan teman-temannya yang lain masuk ke dalam unit kesehatan sekolah.Tak ada yang menjawab Jihoon. Semua hanya fokus dengan perawatan yang dilakukan pada kaki Soonyoung. Dokter Kang mengoleskan sebuah salep ke kaki Soonyoung yang memerah dan semua orang bisa mendengar rintihan kesakitan dari mulut Soonyoung. Namja itu bahkan seperti akan menangis.
"Ditahan..." pesan Dokter Kang. "Terkena bubuk soda api tanpa adanya udara memang akan membuat kulitmu seperti terbakar... Untungnya ini tidak separah luka bakar. Kau hanya harus memakai salep ini secara rutin... mungkin satu minggu ini akan sembuh..."
"Jadi satu minggu Soonyoung harus memerban kakinya?" tanya Guru Park.
"Ya..."
"Eotteoke? Kau kan harus melatih kami..." kata Yura.
"Ssaem, kenapa bisa ada soda api di sepatu Soonyoung?" tanya Jun.
"Benar. Itulah yang juga ingin aku tanyakan..." gerutu Guru Park. "Kalau begitu biar kami para guru yang memeriksa hal ini. Kalian semua, kembalilah ke kamar. Untuk latihan selanjutnya aku akan mencari cara agar kita bisa latihan tanpa Soonyoung untuk sementara..."
Para murid pun mematuhi perkataan Guru Park dan segera keluar dari ruangan itu. Tersisa Guru Park dan juga seorang murid yang tampaknya tak ingin pergi dari sana. Sejak tadi ia terus memasang wajah khawatir. Matanya tak beralih dari Kwon Soonyoung.
"Lee Jieun, kau tak kembali ke kamar?" tanya Guru Park.
Masih memandangi Soonyoung, Jieun pun akhirnya memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Meskipun sebenarnya dia masih sangat ingin menemani Soonyoung.
"Kau yakin kau tidak tahu apa-apa tentang bubuk soda api itu, Soonyoung-ah?" tanya Guru Park lagi. Soonyoung menggeleng lemas. "Baik. Aku janji aku akan menemukan orang yang terlibat dalam insiden ini..."
"Ka...msahamnida, Ssaem..."
**********
[ Keesokan harinya... ]
Suasana kelas hari ini terlihat seperti biasa. Byun Baekhee sudah masuk meskipun tampaknya dia masih sedih memikirkan hubungannya yang sudah berakhir dengan Jang Doyoon. Hanya Raeyeong yang terlihat setia menemaninya. Entah sejak kapan keduanya menjadi dekat.
Di sisi lain, Lee Jieun di bangkunya terlihat gelisah. Baik Park Seol maupun Yura belum datang ke kelas dan itu mungkin penyebab Jieun diam. Tapi sesungguhnya Jieun sedang memikirkan sesuatu.
"Kwon Soonyoung!" suara Jun pun memecahkan lamunan Jieun. Gadis itu menoleh ke pintu masuk kelas, di mana Soonyoung dengan sulit berjalan memasuki kelas menggunakan tongkat penyangga.
Soonyoung tersenyum lemas ke arah teman-temannya. Sesaat kemudian ia menolehkan kepalanya tepat ke Jieun, mempertemukan pandangan mata keduanya. Senyuman Soonyoung perlahan memudar berganti ekspresi lemah saat melihat Jieun. Ekspresi yang sama juga dikeluarkan gadis itu bahkan Jieun terlihat ingin menangis melihat kaki Soonyoung.
"Pasti rasanya sakit kan namja bodoh?" gumam Jieun dalam hatinya. Dia ingin menanyakan itu langsung pada Soonyoung sebenarnya. Sayangnya ia sangat ingat jika dirinya dan Soonyoung sedang perang dingin.
"Kalian masih belum baikan?" lagi-lagi sebuah suara memecahkan lamunan Jieun. Kali ini adalah suara Seol, yang entah sejak kapan sudah duduk di bangkunya.
Jieun menggeleng, "Dasar namja tidak jelas. Aku masih bertanya-tanya penyebab dia tidak mau bicara denganku..."
"Kupikir kau yang harus menanyakan langsung..." saran Seol.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANSAE!! (Seventeen's High School Love Story)
FanfictionCOMPLETED!!! Masih bertanya kenapa masa SMA adalah masa-masa yang paling sulit dilupakan? Persahabatan dan cinta, impian dan prestasi, segala hal baru yang akan kau temukan di sini. MAIN CAST 1. Choi Seungcheol 2. Kang Yura 3. Jeon Wonwoo 4. Par...