BAB 11

1.6K 85 0
                                    

"Apa jangan-jangan, pendonor ginjal untukku adalah... Park Ji Woon?!" ucap So Ra dalam hati.

So Ra pun sampai di DongKook Hospital. So Ra bergegas pergi keruangan Dong Wook. Saat sampai...

"So Ra," ucap Dong Wook. "Ada apa kau datang kesini?" tanyanya.

"Aku ingin bertanya sesuatu," jawab So Ra. "11 tahun yang lalu, ayahmu yang melakukan operasi ginjalku, bukan?" tanyanya.

"Ya, benar," jawab Dong Wook.

"Apakah, ayahmu pernah mengatakan bahwa ginjalku berasal dari korban kecelakaan?" tanya So Ra.

Dong Wook kaget dengan perkataan So Ra itu. "So Ra...." ucapnya.

"11 tahun yang lalu, saat aku sedang sekarat, adik Dosen Park terlibat dalam kecelakaan," potong So Ra. "Dia dibawa kerumah sakit ini, tapi nyawanya tidak tertolong," lanjutnya.

"Karena, orangtuaku memohon pada ayahmu untuk menyelamatkanku," ucap So Ra. "Ayahmu meminta persetujuan kepada keluarga korban kecelakaan itu untuk mendonorkan organnya," lanjutnya seraya menangis.

"Ayahmu, pasti pernah mengatakan hal ini padamu, bukan?" tanya So Ra. "Benarkan, adik Dosen Park yang mendonorkan ginjalnya untukku?" tanyanya lagi.

Dong Wook hanya terdiam dan menundukkan kepala.

"Kau, mengetahui hal ini dari awal, bukan?" tanya So Ra. "Kenapa kau diam saja? Kenapa kau tidak memberitahuku sejak awal? Jika kau memberitahuku, aku tidak akan mendekati Dosen Park," lanjutnya seraya menangis.

"Apa kau juga memberitahu Dosen Park tentang hal ini?" tanya So Ra. "Aku ingat dia bilang, dia akan menemui. Dan setelah itu, sikapnya berubah," lanjutnya.

Dong Wook masih terdiam.

"Pasti sangat menyakitkan untuknya melihatku," ucap So Ra. "Pasti menyakitkan, dia akan menikahi wanita yang ternyata dalam tubuh wanita itu, terdapat organ adiknya sendiri," lanjutnya seraya menangis.

So Ra pergi meninggalkan Dong Wook menuju keruang arsip. Dia meminta izin untuk melihat rekam medis milik dirinya sendiri. So Ra diizinkan masuk, penjaga ruang arsip mengambilkan arsip milik So Ra tahun 2005 silam.

Alangkah terkejutnya dia, saat melihat tulisan 'Mendapatkan donor ginjal dari pasien bernama Park Ji Woon.'

Dengan seketika, So Ra menangis. Dong Wook hanya memperhatikan So Ra dari balik rak arsip.

"Dan pada akhirnya, kenyataan pahit ini harus kau ketahui juga, So Ra," ucap Dong Wook dalam hati.

##########

So Ra termenung di kamarnya. Dia hanya melihat keluar jendela dengan tatapan kosong.

"Pasti benar-benar menyakitkan untuk Dosen Park jika melihatku," ucap So Ra dalam hati seraya menitihkan air mata. "Aku benar-benar minta maaf, telah mengambil sesuatu milik adikmu. Jika aku tau, ginjal ini milik adikmu. Aku tidak akan mendekatimu. Maafkan aku," lanjutnya seraya menangis.

Tok tok tok

So Ra bergegas menghapus air matanya. "Bolehkah Ayah masuk?" tanya Tuan Yeong Soo dari luar.

"Masuk saja, Ayah," jawab So Ra.

Tuan Yeong Soo pun masuk ke kamar So Ra. "Kau menangis?" tanyanya. "Apa terjadi sesuatu?" tanyanya lagi.

So Ra menggeleng. "Apa perutmu sakit? Kepalamu? Kakimu? Tangan..." tanya Tuan Yeong Soo tanpa henti.

"Tidak, Ayah," potong So Ra. "Aku baik-baik saja," lanjutnya.

"Syukurlah," ucap Tuan Yeong Soo. "Tapi, kenapa kau menangis?" tanyanya.

"Aku sedih, karena telah mengambil barang milik orang lain," jawab So Ra dengan mata berkaca-kaca.

"Apa? Kau mencuri?" tanya Tuan Yeong Soo.

"Aisshh... tentu saja tidak," jawab So Ra sedikit kesal. "Untuk apa aku mencuri? Aku sudah punya segalanya," lanjutnya.

"Ayah hanya bercanda," ucap Tuan Yeong Soo seraya tertawa.

"Disaat putri kesayangan Ayah sedih, Ayah masih bisa bercanda," ucap So Ra dengan wajah cemberut. "Menakjubkan sekali," lanjutnya.

"Maaf, maaf, hehehe," ucap Tuan Yeong Soo. "Ayah hanya ingin menghiburmu. Maaf ya, kalau Ayah tidak bisa menghiburmu saat kau sedih," lanjutnya seraya memeluk So Ra.

"Jika saja, aku memiliki saudara. Aku pasti tidak akan kesepian begini," ucap So Ra. "Jika saja, aku bisa meminta sekarang. Aku ingin punya saudara laki-laki," lanjutnya.

Raut wajah Tuan Yeong Soo seketika berubah. "So Ra, sebenarnya..." ucapnya. "Ada sesuatu yang..." lanjutnya.

Ting ting ting

Ternyata, ada pesan masuk di handphone So Ra. "Sebentar, Ayah," ucap So Ra seraya melihat pesan itu.

Ternyata, itu pesan dari Dosen Park, "Kau baik-baik saja? Kak Eun Bi bilang, tadi pagi kau datang kerumah mencariku. Tapi, kau pergi tanpa sepatah kata sambil menangis. Apa terjadi sesuatu?" tulisnya.

"Pesan dari siapa?" tanya Tuan Yeong Soo.

"Hanya dari operator," jawab So Ra. "Tadi, Ayah ingin bilang apa?" tanyanya.

"Ada sesuatu hal yang bel..." jawab Tuan Yeong Soo.

Ting ting ting

Pesan kembali masuk ke handphone So Ra. Masih dari Dosen Park, "Apa kau sudah mengetahuinya? Jika sudah. Berhentilah menangis. Kau telah diberi hadiah yang indah. Jika kau tidak mensyukurinya, pasti si pemberi hadiah akan sedih." tulisnya.

So Ra terdiam dengan mata berkaca-kaca. "Kau baik-baik saja?" tanya Tuan Yeong Soo. "Mungkin kau butuh waktu sendiri. Baiklah, Ayah akan membiarkanmu sen..." lanjutnya.

Perkataan Tuan Yeong Soo terpotong karena So Ra menggenggam erat tangannya. Ternyata, So Ra sesak nafas.

"So Ra, kau baik-baik saja?" tanya Tuan Yeong Soo. "Ayah akan telfon ambulans," lanjutnya seraya mengeluarkan handphone dan bergegas menelfon ambulans.

"A--ayah...aku tidak bisa bernafas," ucap So Ra dengan nafas yang sesak.

##########

DON'T FORGET VOTE + COMMENT ^_^

Married With Him If You DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang