BAB 16

2K 88 1
                                    

"Jadi sebenarnya, pendonor ginjal untukku adalah..." ucap So Ra dalam hati. "Kakakku sendiri?!" lanjutnya.

"Kau baik-baik saja?" tanya Dosen Park.

"I--ini... i--ini..." jawab So Ra terbata-bata. "Ini adalah Kakakku," lanjutnya.

"APA?!" ucap Dosen Park kaget. "Park Ji Woon adalah Kakakmu?" tanyanya.

So Ra mengangguk. "Jangan bercanda, So Ra," ucap Dosen Park. "Ini sama sekali tidak lucu," lanjutnya.

"Aku serius," ucap So Ra. "Adikmu, Park Ji Woon adalah Kakakku," lanjutnya.

"Bagaimana bisa?" tanya Dosen Park.

So Ra menceritakan semuanya pada Dosen Park.

"Jika, Ji Woon adalah Kakakmu, maka..." ucap Dosen Park. "Pendonor ginjal untukmu adalah Kakakmu sendiri?" tanyanya.

"Iya," jawab So Ra. "Itu adalah hal yang paling menyedihkan untukku," lanjutnya seraya menangis.

"Sudahlah, jangan menangis," ucap Dosen Park seraya memeluk So Ra. "Kau baru saja mengetahui semuanya. Ini semua bukan salahmu," lanjutnya.

##########

Hari kelulusan So Ra pun tiba. So Ra diizinkan orangtuanya datang ke acara tersebut. Meskipun, dia masih harus didampingi oleh tim medis.

"Lulusan terbaik dari Seoul National University tahun ini adalah..." ucap sang rektor. "Nona Choi So Ra," lanjutnya.

Seluruh mahasiswa dan para tamu undangan memberi tepuk tangan yang meriah untuk So Ra. So Ra pun naik ke atas panggung. Sang rektor memindahkan tali toga So Ra dari kiri ke kanan dan memberikan selamat. So Ra diberi kesempatan untuk berpidato.

So Ra berjalan menuju podium.

So Ra membungkuk hormat. "Anyyeong haseyo, aku Choi So Ra," ucap So Ra. "Suatu kebanggaan bagiku bisa menjadi lulusan terbaik dari universitas ini," lanjutnya.

"Semua ini aku persembahkan untuk Ibu dan Ayahku," ucap So Ra dengan mata berkaca-kaca. "Yang telah membesarkanku dengan sangat baik, sehingga aku bisa menjadi seperti ini," lanjutnya.

"Aku persembahkan semua ini, agar Ibu dan Ayahku tidak terus menangis karenaku," ucap So Ra seraya menangis. "Semoga dengan ini, aku bisa terus membuat mereka tersenyum," lanjutnya.

"Kelulusan ini, bukanlah suatu acara perpisahan," ucap So Ra. "Melainkan suatu acara untuk memulai awal yang baru," lanjutnya.

"Untuk semua teman-teman yang ada disini," ucap So Ra. "Mulailah awal baru dengan hal yang baik, agar kalian bisa mendapatkan akhir yang bahagia," lanjutnya.

"Terima kasih untuk semua kenangan yang telah kalian berikan untukku," ucap So Ra. "Semoga kalian semua sukses dalam meraih cita-cita," lanjutnya seraya membungkuk hormat mengakhiri pidatonya.

So Ra turun dari panggung. Setelah acara selesai, seluruh mahasiswa berkumpul di depan gedung universitas. Mereka semua bersiap untuk melempar toga bersama.

1...

2...

3!!!

Semua mahasiswa bersama-sama melempar toganya ke udara, begitu juga So Ra. Kebahagiaan benar-benar terasa pada saat itu. So Ra berfoto ria dengan teman-temannya. So Ra juga berfoto dengan Dosen Park.

Tiba-tiba saja, So Ra batuk-batuk.

"Kau baik-baik saja?" tanya Dosen Park yang memegangi tubuh So Ra.

So Ra menutupi mulutnya dengan tangannya. Batuknya tidak kunjung reda. Saat So Ra melihat telapak tangannya, terlihat ada darah disana. So Ra sesak nafas. Dengan seketika, So Ra tidak sadarkan diri dipelukan Dosen Park.

Tim medis bergegas membawa So Ra ke rumah sakit. Saat sampai di rumah sakit, So Ra bergegas dibawa ke ruang ICCU.

Setelah Dong Wook dan tim medis menangani So Ra, Dong Wook menemui Tuan Yeong Soo, Nyonya Hye Ra dan Dosen Park di ruang kerjanya.

"Bagaimana keadaan So Ra?" tanya Tuan Yeong Soo.

"Pembuluh darah kapiler di dalam paru-parunya mengalami kerusakan," jawab Dong Wook. "Atau dalam medis biasa disebut hipertensi pulmonal," lanjutnya.

"Selain itu juga, dari hasil rontgen terlihat," ucap Dong Wook. "Bahwa So Ra sekarang mengidap penyakit paru-paru basah," lanjutnya.

"APA?!" ucap Tuan Yeong Soo kaget. "Kenapa bisa jadi separah ini?" tanyanya.

"Ini akibat masalah pada jantungnya," jawab Dong Wook. "Jika saja masalahnya bukan terletak pada jantungnya, maka tidak akan jadi separah ini," lanjutnya.

"Kita harus segera mendapatkan pendonor jantung untuk So Ra," ucap Dong Wook. "Jika dalam waktu dekat ini kita tidak mendapatkannya. Maka, So Ra harus melakukan transplantasi jantung mekanik," lanjutnya.

Disisi lain, So Ra yang sedang tidak sadarkan diri sedang bermimpi dalam tidurnya. So Ra bermimpi, dia sedang berada di depan pintu ruang ICCU. So Ra melihat Kakaknya berdiri 5 langkah di depannya.

"Kakak," ucap So Ra.

"So Ra," ucap Ji Woon seraya tersenyum.

"Kenapa aku baru mengetahuinya sekarang?" tanya So Ra. "Semua kenyataan ini sangat menyakitkan untukku," lanjutnya.

"Rahasia akan terungkap seiring berjalannya waktu. Kau harus menerimanya. Meskipun itu menyakitkan," jawab Ji Woon.

Tiba-tiba saja, detak jantung, nadi dan tekanan darah So Ra melemah. Semua itu terlihat di bed side monitor. Bed side monitor mengeluarkan bunyi. Suster bergegas memberitahukan keadaan So Ra pada Dong Wook. Setelah mendapatkan kabar tersebut, Dong Wook bergegas pergi ke ruang ICCU.

Saat sampai di ruang ICCU, Dong Wook berserta tim medis bergegas menangani So Ra. Dong Wook memberikan CPR pada So Ra. Tapi, bed side monitor hanya menunjukkan sebuah garis.

Disisi lain...

"A--apa, sekarang waktunya aku pergi?" tanya So Ra.

Ji Woon tersenyum pada So Ra.

##########

Gimana guys ceritanya? Apa yang bakal terjadi sama So Ra? Apakah So Ra bakal meninggal? Eitss ini belom epilog lhoo... Penasaran sama kelanjutan ceritanya?

Tunggu di next chapter ^_^

DON'T FORGET VOTE + COMMENT ^_^

Married With Him If You DareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang