Alexa
Kembali ke rutinitas kerja. Syuting film baru tanpa Juna. Tetap garapan Fauzan. Tetap dari novel best seller Indonesia.
Aku beruntung, aktingku di film sebelumnya, masuk nominasi Festival Film. Artinya, perfileman Indonesia mulai memperhatikanku. Itu sebabnya Fauzan berani memberiku peran utama. Awalnya Fauzan berniat memasangkanku dengan Juna, namun berubah rencana tepat satu minggu sebelum proses reading. Juna terlanjur terikat kontrak dengan PH lain. Proses syutingnya bersamaan.
Meski secara pribadi aku tidak respek pada Fauzan. Tetapi bermain di filmnya adalah impianku sejak mengenal dunia keartisan. Tangan dingin Fauzan selalu menjadikan pemainnya menjadi bintang papan atas. Entah mitos entah bukan, setiap bintang yang pernah bermain di filmnya, tarifnya naik. Hal itu terjadi padaku. Seperti mimpi. Semua terjadi begitu cepat sejak skandal dibuat. Honorku melesat naik. Kepercayaan diriku turut membumbung mendukung aktingku yang kian baik.
RR bukan lagi momok. Meski belum seratus persen, namun perubahan sikap Terry, Vera, dan beberapa staf membuatku nyaman. Rachel dengan mudah setuju ketika Terry minta asisten pribadi untukku kelar film Fauzan yang tayang dua bulan lalu. Seharusnya RR baru memberi asisten pribadi jika dalam satu tahun ada kontrak dengan minimal tiga PH Film atau tiga sinetron stripping dengan minimal episode seratus. Lalu aku? Baru satu film Fauzan dan satu drama FTV yang belum tayang sudah dikabulkan. Mmm, entah karena merasa bersalah pernah menganggapku nihil atau apa, yang pasti sikap Terry berubah nyaris seratus delapan puluh derajat.
Ponselku berdering tepat ketika break scene. Nama Juna berkedip di layar. Kugeser tombol panah ke kanan dan kusapa hangat.
"Ay, kamu udah makan belum?" Pertanyaan standar yang Juna ucapkan tiap menelpon siang. Kukulum senyum tipis seraya mengatakan bahwa aku belum lapar. Namun kali ini Juna tidak menanggapi dengan protes atau merepet memberi nasihat, melainkan bergumam lega.
"Nih, makan sekarang ya!" Secepat kilat kuputar badan mendengar suara Juna terdengar dekat. Begitu berbalik kudapati sosok menjulang itu mengusungkan paper bag Sushi Kiosk ke depan mataku. Pantas dia lega aku belum makan siang.
"Maaf ya hanya sushi instan. Beli di PI tadi, sekalian lewat," tukas Juna sambil nyengir.
"Bukannya kamu lagi di Jagakarsa? Kok malah jalan-jalan ke mal dan ke sini?" kataku menyebutkan lokasi syuting Juna seraya mengambil alih paper bag dari tangan pria itu.
"Kangen," cuma itu jawaban Juna sambil mengerdipkan satu mata. Seharusnya pipiku merona disanjung pacar, nyatanya tidak, aku hanya tersenyum kecil demi tak membuat Juna kecewa saat melihat ekspresi wajahku yang mungkin biasa saja.
Belum sempat kuletakkan paper bag Sushi Kiosk di meja bundar, Juna menarik bahuku dan mengecup keningku. "Aku kembali ke lokasi ya, Ay, Cuma dikasih break sebentar." Aku menganga. Juna datang hanya untuk antar sushi? Bela-belain ke Lebak Bulus cuma untuk ini?
"Udah nggak usah protes. Aku nganter juga karena ada perlu," imbuh Juna melihatku membeliak protes.
"Perlu apa?" aku mengedikkan dagu. Juna kadang bertingkah seperti orang kurang kerjaan padahal jadwal syuting dia lebih padat dariku
"Perlu lihat mood boosterku," jawab Juna enteng. Matanya menatap teduh. Pipiku menghangat.
"Udah ah sana, lain kali aku nggak mau ya, kamu ke sini hanya untuk antar makan. Masih ada Ratih yang urus aku," kataku menyebut nama asistenku seraya bertelak pinggang.
"Aku nggak janji ya." Juna tertawa kecil, membalik badan dan melambaikan tangan.
Sepeninggal Juna aku tercenung menatap paper bag Sushi Kiosk. Perlakuan Juna yang hangat ini yang membuatku makin hari makin merasa berdosa. Juna tulus mencintaiku sementara aku tulus mencintai Arya. Sehangat apapun Juna memperlakukanku, tetap Arya yang merajai hatiku. Entah kapan aku mengakhiri semua ini.
YOU ARE READING
No One, But You
RomansaSeharusnya Alexa bahagia. Impian menjadi rising star terwujud. Ditambah limpahan cinta Juna yang menjadikannya istimewa. Namun, hati Alexa tetap gersang, tanpa Arya di sisinya. Juna tahu dirinya menyedihkan. Mencintai wanita yang mencintai pria la...