Kami berjalan sampai tiba di depan pagar rumah Eunji. Saat aku menggenggam tangannya tadi di bus, antara kami menjadi sangat canggung. Tapi aku masih aneh, Eunji tak marah sama sekali. Saat Daehyun berubah, Eunji juga ternyata berubah. Secara tak sadar aku menenangkan diriku sendiri.
"E.. Aku akan masuk ke dalam." katanya sambil tersenyum kaku dan ragu-ragu untuk melangkah.
"Um, ya masuklah. Aku juga akan pergi." jawabku sama-sama kaku.
Aku mulai melangkah pergi ke rumahku.
"Youngjae!" cegahnya tiba-tiba. Aku menoleh cepat.
"Terima kasih karena telah menenangkanku." ujarnya terdengar tulus.
Jleb!
Aku tersenyum, "Jangan pikirkan apa-apa lagi. Utamakan saja dirimu sendiri, kau harus baik-baik saja." pesanku.
Eunji mengangguk dan mulai melangkah masuk ke rumahnya.
Aku juga mulai melangkah menuju rumah.
Entahlah, tapi rasanya aku bahagia sekali hari ini. Tentunya, aku lebih bersemangat untuk bersaing dengan Daehyun.
••••
"Aku pulang!"
Ibu terdengar menyahut dari arah ruang keluarga. Aku menghampirinya dan mendapati dia tengah bersantai sambil menonton tv. Aneka cemilan dan majalah memenuhi meja kecil di hadapannya. Kulit wajahnya dipenuhi masker yang biasanya dipakai untuk perawatan kecantikan.
"Apa yang ibu lakukan? Ibu sudah cantik." Kataku menggodanya.
Ibu menoleh padaku, "Ayahmu saja tak pernah mengatakan itu. Kau anak ibu yang tampan dan baik." Goda ibuku balik. Aku tersenyum simpul.
Saat hendak berbalik ke kamar, ibu memberitahuku. "Tadi ada Daehyun kesini."
Aku berbalik cepat dan menghampirinya di kursi lalu menyerbunya dengan berbagai pertanyaan. Ibu terkejut, "Kau ini kenapa sih seperti baru bertemu Daehyun saja, bukankah dia teman dekatmu?" tanya ibu.
Aku terbungkam beberapa saat, aku memilih untuk mengatakan 'ya' akhirnya. "Daehyun, dia mau apa kesini?" tanyaku lagi pada ibu. Kali ini dengan sikap yang biasa.
"Dia memberikan sebuah bingkisan kecil. Dia hanya mengatakan untuk memberikannya padamu. Ibu tak membukanya, ibu meletakannya di kamarmu." terang ibu.
Aku berpikir sejenak, apa yang diberikan Daehyun padaku? saat seperti ini dia masih ingin memberi hadiah?
"Tapi, apa ada yang terjadi pada Daehyun?" tanya ibu membuyarkan lamunanku.
"Memangnya dia kenapa?" Tanyaku pura-pura.
"Waktu dia kesini tiba-tiba dia berubah jadi sangat sopan. Biasanya dia bertingkah konyol seperti anak kecil. Ibu tak masalah, malah ibu merasa terhibur. Tapi ibu hampir tak mengenalnya saat dia tiba-tiba menjadi begitu. Apa yang terjadi padanya?" Jelas ibu sambil bertanya.
Ibu sudah menyadarinya, bagaimana kalau ibu menanyakan tentang aku dan Daehyun juga?
Aku berpikir keras, "Aku juga tidak tahu, dia akhir-akhir ini begitu. Sepertinya dia sadar kalau dia sudah semakin dewasa." jawabku akhirnya.
Ibu manggut-manggut, "Ya syukurlah." sahut ibu. Sebelum ibu menanyakan hal lain tentang Daehyun, aku bergegas pergi ke kamarku.
Aku mencari-cari bingkisan yang ibu maksud. Bingkisan itu ada di atas meja belajarku. Aku mengambilnya dan melihat-lihat sejenak. Bingkisan itu berbentuk kotak, semua tampak rapih, dia membungkusnya dengan kertas kado bermotif cheese cake. Cheese cake adalah makanan kesukaan Daehyun. Entah dia sengaja atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
❄FREEZE❄ [Daeji X Jaeji]
FanfictionI love u by 3 steps ; Freeze, Warm, And.. Melt. ◼macnutells, 2k17