Kami pulang bersama.
Aku, dan Eunji.
Dan tentunya, berada di bus yang sama.OH TUHAAANNN... aku terlalu senang untuk hari ini sampai-sampai aku tak punya kata untuk kudeskripsikan bagaimana perasaanku sekarang. Yang kulakukan dari tadi hanyalah tersenyum-senyum sendiri sambil menatap lama gadis yang kusuka -dan baru saja memelukku- disampingku.
Seperti hanya.. selangkah lagi saja untuk memilikinya jika seperti ini.
Eunji memandang lepas melalui jendela bus disebelahnya. Bisa kutebak dia tengah canggung karena kini aku menggenggam tangannya. Jarinya tak tertaut dengan jariku, bisa kurasakan telapak tangannya berkeringat.
Dasar... hahaha.
Eunji pasti sedang gugup sekarang. Aku nyaman saja sih, genggaman ini terasa hangat. Setidaknya ini bisa mengobati hatiku yang sempat terluka karena Daehyun sempat men... ah sial, lupakan sajalah.
Lupakan.
Kumohonnn :(((
Saat tanganku mencoba menautkan sendiri jariku dengan jari-jari miliknya, Eunji kaget dan menoleh. "Bisa lepaskan saja? Aku hanya.. hanya... ini tak nyaman."
Eunji menunjukkan kata 'tak nyaman' itu melalui ekspresi wajahnya. Dia menelan ludahnya beberapa kali.
Aku tersenyum, "Pantas kau berkeringat, apa hatimu juga berdebar?" Godaku.
Dengan cepat ia melepaskan tangannya dari tanganku, meninggalkan kesan dingin dan hampa disana.
"T-tidak." jawabnya singkat tanpa intonasi sambil memalingkan lagi wajah ke arah jendela.
Kau berdebar Eunji, aku tahu. Aku saja berdebar padahal kau tak melakukan apa-apa.
"Kau ini kenapa sih? Kau tak ingat tadi kau memelukku? Hah?" tanyaku sedikit kesal karena Eunji bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.
"Aku hanya kasihan melihatmu cengeng seperti tadi. Kau seperti anak anjing yang tersesat."
Anak anjing?
Apa artinya aku lucu? Menggemaskan?
ah aku tahu itu, sangat tahu."Apa berarti kau induk anjing yang sedang mencariku?" Balasku sambil mendekatkan wajahku membuatnya terkesiap.
"Hentikan Youngjae, banyak orang melihat kita tahu!" Eunji menahan wajahku dengan tangannya sambil memelankan suaranya.
"Atau... kau adalah kekasih dari anak anjing yang tersesat itu?" Lanjutku.
Eunji yang tadinya terganggu dan sibuk menghindar dari atensiku kali ini melihatku dengan cukup lama. Tangannya berhenti menekan wajahku lagi.
"Oooww... kau ternyata kekasih anjing itu ya?"
"Youngjae, aku benar-benar mual saat kau mengatakan itu. Jadi berhenti atau aku akan turun dan pergi meninggalkanmu." ancamnya.
"Seperti saat kau meninggalkan Daehyun dan menemuiku. Berarti jika aku yang ditinggalkan, kau akan menemui Daehyun?"
"Ya ampun Youngjae haruskah aku menjahit mulutmu?" Eunji yang mulai gemas cemberut padaku sembari menahan kesal.
"Kenapa wajahmu jadi lucu begitu sih? Hahaha." Aku mencubit pipi sebelah kanannya membuat dia semakin kaget saja.
Eunji yang biasanya pendiam dan terkesan ignorant malah bersikap cukup berlebihan saat aku mulai agresif padanya.
"Aku bosan." Kataku tiba-tiba.
"Ya sudah tidur saja."
Aku mendengus, lalu menyenderkan kepalaku di pundaknya.
"Eh, apa-apaan ini?"
"Tidur. Kau menyuruhku tadi kan?"
Eunji menggertakan giginya karena risih. Tetapi ia tak menyingkirkan kepalaku sama sekali.
"Apa harus begini? Aku bisa pegal tau."
"Leherku juga akan sakit kalau tidur sembarangan." Aku ngotot.
"Youngjae...." Eunji memanggilku dengan suara rendah, membuatku jadi sedikit berdebar apalagi jarak kami dekat sekali. Aku bisa menghirup aroma vanilla fragrance di sekitar kerah bajunya yang membuatku sedikit pusing tapi nyaman secara bersamaan.
"I-iya... ada apa?"
"Kenapa kau begitu keras kepala sih?"
"Apa bahumu sakit karena kepalaku keras?"
Eunji menanggapi jawabanku dengan rolling eyes nya, aku menegakkan kepalaku kembali dan melihat Eunji yang kelihatannya benar-benar muak denganku.
Gadis ini masih saja membuatku sulit. Atau dia yang mempersulit dirinya sendiri?
"Apa kau anti denganku? Apa aku penjahat yang harus kau hindari?" Tanyaku.
Eunji tak menjawab.
"Kalau begitu kau tak usah memelukku seperti tadi, membuatku berharap saja." Lanjutku.
Eunji masih tak menjawab, tapi wajahnya meminta sebuah pengulangan.
"Aku tau kau memiliki perasaan lain saat kau memelukku. Kenapa aku berharap? Karena saat aku memelukmu kemarin, pelukan sekarang itu seperti sebuah balasan perasaan untukku."
Eunji menggeleng, "Aku melakukan itu karena aku mengantisipasi jika kau begitu karena kesalahanku. Juga, aku berterima kasih karena kau melakukan hal yang sama untukku sebelumnya."
"Mari menganggap kau melakukannya karena maksudmu begitu. Tapi bahkan kau tak tau kenapa aku memelukmu."
Eunji benar-benar hanya melihatku dengan tatapannya yang takut. Takut akan hal yang mungkin sebelumnya dia tau.
"Aku terlalu mengkhawatirkanmu! Aku menyukaimu bodoh! Katanya kau pintar tapi begitu saja kau tak tau!"
"Aku tau!" Eunji menyambar cepat. Kali ini Aku yang terdiam.
"Aku hanya masih tak tau perasaanku. Aku benar-benar tak tau... aku bahkan takut menyukaimu." Jelas Eunji susah payah.
Aku tak ingin memaksanya untuk bertanya kenapa alasannya takut menyukaiku, yang pasti kuharap bukan karena Daehyun.
Aku melihatnya lebih lama, dan meraih kepalanya perlahan untuk disandarkan di pundakku. Eunji tak menolak, dan aku menahan tanganku untuk tetap dikepalanya sambil mengelus rambutnya pelan.
"Setidaknya kau tau perasaanku."
---
Hola!
sekitar 2 bln ga update terus.
mood aku ilang, inspirasi aku juga ilang, stress bgt akhir2 ini byk cobaan but istri oppa mah strong aja bismillah :'v
maaf bgt kalo judul ga sesuai sama isi, krn aku ga terlalu dapet feel pas nulis ini. *aku percaya feel author kalo lagi bagus bisa nular sama yg baca :v*
insha allah i'll do ma best di next chap ya😆maaf bgt y buat para readers aku kurang nambahin gif/picts cast padahal sebenernya byk bgt dan pada lucu😧 kalo ada waktu untuk koreksi aku pasti tambahin kok kekurangan work ini.
vote+comment ya. Thank's before👌
KAMU SEDANG MEMBACA
❄FREEZE❄ [Daeji X Jaeji]
FanficI love u by 3 steps ; Freeze, Warm, And.. Melt. ◼macnutells, 2k17