Ya.
Aku bukan tipikal orang yang mudah memeluk wanita seperti itu, bahkan aku tak melakukan hal seperti itu pada mantan-mantanku yang dulu.
Siapa mereka?
Kau tak perlu tahu sekalipun kau sangat ingin tahu.
Mereka masa lalu.
Masa lalu tidak penting.Dan hatiku masih berdebar hingga saat ini. Saat aku berbaring dengan posisi yang sangat nyaman di ranjangku. Entah kenapa, pelukan itu seolah membekas di tubuhku sepenuhnya. Sekarang masalah aku tiba-tiba memeluknya itu sudah bukan hal utama lagi, yang terpenting adalah ;
Dia membalas pelukanku.
Jika orang awam yang terbiasa melihat sikap dingin menusuknya, pasti akan menganggap hal ini mustahil.Aku mengacak rambutku, gemas sendiri. Tapi kemudian aku bimbang. Pasti setelah ini kami akan menjadi canggung dan kemungkinan dia akan menjauhiku lagi.
"Apaan sih kau tiba-tiba memelukku?"
"Jangan dekati aku, aku trauma"
"Kau tidak sopan sekali!"Apa?
Pikiran macam apa tadi?
Apa dia akan berkata itu setelah semua kejadian ini?Semoga saja tidak.
Karena jika begitu mana mungkin dia membalas pelukanku?Tidur yang nyenyak malam ini ya, Eunji!
••••
"Youngjaeee.. banguuun. Lihat jam!" seru ibu sayup-sayup sambil membuka tirai kamarku. Satu hal yang kusadari, terang.
"Jam berapa ini memang?" Tanyaku sambil menggeliat malas.
"Kau hanya punya setengah jam untuk bersiap. Cepat, kenapa kau jadi susah bangun seperti ini sih?" protes ibu. Aku tak menghiraukannya dan segera mandi.
"Jika sudah selesai, ibu tunggu kau di meja makan." Kata ibu lagi. Aku hanya mengangguk sekenanya.
Sumpah ya, malam ini aku nyenyak sekali. Seperti.. sedang dalam pelukan seseorang. Hah? Apaan sih? Lupakan!
••••
Aku menghampiri ibu di meja makan sambil membetulkan kerahku. Saat melihatku, ibu dengan cekatan menata mangkuk kecil di hadapannya, untukku rupanya. Entah kenapa hal kecil seperti itu membuatku tersanjung. Ah, aku lebih sensitif akhir-akhir ini.
"Cepat sarapan, kau bisa terlambat." Suruh ibu. Aku duduk lalu mulai mengambil nasi dan menyumpit potongan ayam, lalu kuletakkan di atas nasi. Setelah aku menyatukan keduanya pada satu sumpit, aku memasukkannya dalam mulutku. Aduh Youngjae, mendetail sekali.
"Rambutmu lebih rapih dari biasanya. Kenapa kau jadi lebih fokus pada beberapa hal?" Ibu mulai mengoceh lagi. Aku kurang paham.
"Biasa saja kok." Jawabku, memang begitu.
"Cara kau bersisir, makan, bahkan berjalan. Kau lebih terlihat santai. Semua terlihat puitis bagi ibu." Jelasnya sambil terkekeh. Sedetik kemudian aku merasa malu. Tapi aku masih tak merasa seperti apa yang ibu katakan. Aku hanya merasa lebih sensitif. Dan hatiku lebih hangat setelah kejadian semalam.
"Kau tidur sangat nyenyak ya? Kau tau berapa kali ibu membangunkanmu?" Tantang ibu.
Aku mencoba menebak, "3kali?"
"4 kali. Ditambah Zelo sekali." Ralatnya. Alu sedikit terkejut. Namun tak berkata apa-apa karena mulutku yang masih penuh.
"Iya sih, malam tadi aku nyenyak sekali. Rasanya hangat, aku merasa nyaman sekali saat tidur." kataku beralasan.
"Kau memang pakai selimut kan? Apa cuaca memang sedikit dingin?" Ocehnya lagi.
Aku menandaskan isi mangkuk, "Hangat, nyaman sekali. Seperti dalam pelukan seseorang." celetukku.
KAMU SEDANG MEMBACA
❄FREEZE❄ [Daeji X Jaeji]
FanfictionI love u by 3 steps ; Freeze, Warm, And.. Melt. ◼macnutells, 2k17