■ 21 [YESTERDAY ; H U G]

220 31 5
                                    

Selama aku berdiri terpaku di tempatku,
selama itu pula Daehyun tak melepaskan ciumannya pada bibir Eunji.
Eunji hanya diam meski kutahu sebenarnya dia tersentak. Eunji tak menghindar ataupun sempat mengelak. Semua terlalu tiba-tiba untuknya.

Untukku juga.

Geram. Tentu.

Aku saja yang duluan dekat dengan Eunji tak berani melakukan hal seperti itu. Sebatas hasrat pun tidak. Karena dimataku, Eunji adalah perempuan baik yang akan selalu kuhargai.

Tapi entah Daehyun, dia melakukan atas dasar apa.
Karena dia menyukai Eunji? Sesuka apa sih sampai dia berani melakukan itu?
Apa cuma karena ingin pamer saja di depanku?

Dulu, dia pernah mengatakan akan mendapatkan first kiss di SMA dengan wanita yang ia sukai. itu kuanggap lelucon yang seakan memang terbiasa terjadi antara kami.

Tapi semua yang terjadi di depanku? Mustahil mengharapkan ini adalah mimpi.

Ini nyata, dan sakitnya terasa.
Menusukku. Meninggalkan celah penuh luka.

Lari!
Lepaskan ciuman itu!
Bawa Eunji!

Berulang kali runtutan rencana itu memenuhi pikiranku. Namun apa? Aku tetap di tempatku. Seperti bodoh, si bodoh dengan segala rasa sakit di hatinya. Dan dia semakin bodoh saat berpura-pura menikmati rasa sakit itu.

Daehyun melepaskan ciuman itu dengan perlahan. Eunji yang masih terkejut memandang Daehyun dengan tanda tanya hebat. Setelah itu, Eunji melihatku yang masih tetap berdiri ditempat semula hal antara mereka bermula.

Eunji terlihat bersalah dan khawatir saat melihatku.

Untuk apa Eunji kau memasang ekspresi itu? Apa karena kau sudah tahu kalau aku menyukaimu? Sehingga kau tahu bahwa aku terluka?

Datanglah kalau begitu, jangan diam.
Jangan membuatku semakin terluka.

Daehyun mengikuti arah tatapan Eunji. Bajingan itu melihatku puas.
Aku hanya merasakan tanganku mengepal kuat, dan semakin kuat seiring bertambah lebar senyuman itu.

Eunji tak melakukan hal lain selain menatapku. Tak pernah aku melihat tatapannya yang seperti ini, dia seperti menaruh perasaan berarti dimatanya yang coba ia salurkan melalui kontak denganku.

Karena aku merasa tak menemukan tempatku disini, aku lebih baik pergi saja.

Ketika aku hanya bisa diam, membiarkan pedang itu menusukku lebih dalam.
Dan kaupun hanya diam, seolah membantu menusukkan pedang itu lebih dalam lagi.

Aku benar-benar pergi.
Segala rencana di otakku kuabaikan begitu saja. Mungkin akan kutinggalkan disini saja sebagian rasa sakitku. Setidaknya Eunji bisa merasakannya.

Tapi tak kudengar langkah kakimu yang mengejarku dan meneriakkan kalimat untuk mencegahku pergi.

Yang kudengar hanya langkah kakiku yang semakin menjauh darimu, Eunji.

••••

Aku berjalan menuju taman kota.
Diseberang jalan dari taman kota ada halte bus menuju rumahku juga disana.

Mm.. iya.

Disini tempat kita berbicara pertama kalinya sejak kita menjadi dekat seperti sekarang. Saat itu dia kesal padaku, karena aku ketahuan mengikutinya.

Aku tersenyum simpul saat teringat itu. Mengingat bagaimana dia terlihat lebih cantik dari penglihatanku sebelumnya, bagaimana sisi lain dari dirinya yang mampu memukau ku, dan bagaimana dia tersenyum yang benar-benar membuatku jatuh hati.

❄FREEZE❄ [Daeji X Jaeji] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang