Devon Pov
Di pagi hari ini adalah pagi yang sangat membahagiakan, bagaimana tidak, gadis yang telah kehilangan kegadisannya karena gue kini dengan napas teratur dan mata terpejam ada di hadapan gue lebih tepatnya di pelukan gue.
Ya, kita berdua kembali tidur bersama, tetapi kali ini benar-benar hanya sebatas tidur bersama. Kami masih menggunakan pakaian semalam walaupun keadaan kami berantakan.
Gue kembali memperhatikan Asia yang sekarang masih terpejam menghadap gue.
She is so beautiful and sexy.
Itu yang sekarang terlihat dari wajah Asia yang berhadapan dengan gue. Wajahnya yang cantik walaupun terpejam no make up.
Itu salah satu yang gue suka dari Asia, dia adalah gadis yang tidak pernah berdandan secara berlebihan. Kadang dia sama sekali tidak berdandan dan gue suka itu.
Dan bibirnya, bibirnya benar-benar sexy terlihat sedikit membengkak karena semalam gue lumat habis-habisan. Mengingat semalam bikin gue seketika menegang.
Oh My God, Asia adalah satu-satunya wanita yang bisa membuatku frustasi karena cinta dan napsu yang sama-sama besar.
Para wanita jangan menghakimi pemikiran gue itu, karena apa? Ya karena para kaum pria tak akan jauh-jauh dari yang namanya pikiran mesum kami ini.
Itu juga yang menandakan kami normal dan bukanlah pemain anggar. Bukanya gue menghakimi dan menjelek-jelekkan para penganut pemain anggar tapi ya karena sesungguhnya pikiran kaum pria ya banyak yang mengarah kesitu. Apa kalian mengerti?
Jika tidak lupakanlah perkataan gue tadi. Kini gue kembali menatap Asia yang masih ada di dalam pelukkan gue.
Hari ini adalah hari senin dan seharusnya gue sama Asia masuk sekolah, tetapi gue memutuskan bolos untuk menenangkan pikiran Asia. Sebenarnya pikiran gue juga. Dan jami butuh untuk saling mengenal lagi, sebelum kami menikah.
Ya orang tua kami memutuskan untuk segera menikahkan kami, walaupun fisik dan materi gue siap tetapi mental gue sedikit down.
Bagaimana tidak, kami akan. Menikah di usia yang sangat muda gue baru 2 Bulan yang lalu menginjak usia 19 tahun sedangkan Asia pun masih menginjak usia 18 tahun walaupun 2 Bulan lagi usianya genap 19 tahun.
Gue cuma takut kalau saja tingkah remaja labil kita membuat pernikahan kami goyah, dan gue gak bisa ngebayangin kehilangan Asia intuk ke 2 kalinya.
Gue merasakan pergerakan lembut di samping gue, Asia mungkin sedikit terusik karena sedari tadi tangan gue bermain di rambut panjangnya.
"Hey As, wake up beb." bisik gue tepat ditelinganya, dan Asia sedikit menggeliat kecil mungkin merasa geli karena hembusan nafas ku yang tepat di telinganya. Salah satu area sensitive Asia.
Gue pun hanya bisa terkekeh geli, ketika Asia hanya bergumam,sedetik kemudian Asia mengeratkan pelukannya kepadaku dan kini wajahnya sebagian tenggelam di wajahku.
Hembusan nafas teratur Asia membuatku merutuki diriku sendiri. Bagaimana gue gak sebel kalau itu semua membuat tubuh bagian bawah gue menegang seketika.
"As, baby bangun ini sudah siang." gue sekali lagi ngebangunin Asia, tapi yang ada kini dia melungkarkn salah satu kakinya di atas salah satu kakiku.
"As, hey apa aku harus menciumu supya kamu segera bangun, karena sekarang aku sedah sangat lapar..."
Sangat sangat lapar dan membuatku ingin segera melahapmu. Teriak ku dalam hati.
Ya, jika Asia tak segera menyingkir sekarang gue bisa bisa menjadikan Asia sebagai menu utama, pembuka, dan penutup yang sangat menggiurkan dan nikmat untuk pagi hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
sleep with my ex-boyfriend (the secret story series #1)
Romance⚠PRIVATE ACAK⚠ Sebuah kecelakaan yang membuat kisah mereka kembali terjalin. . . . . . sebelumnya aku mau minta maaf karena versi awal aku hapus dikarenakan menurut aku terlalu berantakan mungkin Yang udah baca juga ngerasain. Aku harap kalian bis...