Part 7

3.8K 140 0
                                    

Devon Pov

"Eh Dev, gue masih penasaran. Bagaimana bisa lo tidur and having sex sama Asia?." Pertanyaan itu di ajukan oleh Dylan begitu saja, padahal sedari tadi kami sedang asyik membahas tentang cewek yang menyatakan perasaannya kepada Bule, dan dengan gampangnya Bule tolak.

Padahal, menurut saksi mata yang bernama Muhammad Dylan Prasta Raharja, alias Dylan yang memang di TKP, bahwa cewek itu adalah salah satu dari cewek-cewek yang mempunyai wajah cantik dan prestasi yang gemilang. Tapi kalau gue sih lebih cantik Asia. Forever and always.

"Lo pada kan tau, karena gara-gara gue sama Asia mabuk dan yang bikin kita berakhir 1 minggu lagi nikah. Bokap sama nyokap gue ngeliat bro?" Dengan malas gue menjawab pertanyaan Dylan, bukannya gue gak bahagia. Tapi, males aja bicara masalah tentang malam panas yang bikin gue gak perjaka lagi. Bukan hanya karena itu privasi gue sama Asia, tapi mengingat malam itu lagi memancing hasrat gue buat nemuin Asia dan nyeret dia ke kamar gue.

"Ya elah, maksud gue bukan yang itu, tapi cerita komplit se komplit-komlplitnya. Dari lo masuk kamar, buka baju, dan enaenanya jangan lupa, itu yang paling penting." Dan seketika gue lempar muka Dylan dengan bantal sofa yang tak bersalah itu.
"Anjing!! Gue itu minta cerita bukannya bantal sofa."

"Kalau lo penasaran, ya lo cari aja cewek, terus itu cewek lo tidurin. Bereskan masalah." Bule menpali dengan alis yang dia naik turunkan, untuk menggoda Dylan.

Dan bantal sofa yang tak bersalah itu kembali melayang, dan mendarat dengan Indah di kepala Bule. Gue cuma bisa geleng-geleng kepala dan tertawa secara bersamaan, melihat tingkah absurd sahabat seperjuangan gue.

"Bule sialan, gue memang cowok brengsek dan suka kalau lihat cewek telanjang, tapi gue bukan lo yang suka jebol gawang orang sembarangan, dasar Bule udik." Dylan pun hanya bisa mendengus sebal saat melihat Bule yang hanya cengengesan setelah mendengar unek-unek Dylan.

"Ya kan gue cuma mau ngasih saran aja sama lo, dari pada lo penasaran dan nanya tentang kehidupan sex orang lain. Kan lebih baik lo rasain sendiri"

"Ya Allah... Kenapa engakau memberikan cobaan kepada hamba dengan mengirimkan sahabat yang senantiasa menjerumuskan hamba mu yang Soleh ini." Gue dan bule pun cuma ngakak melihat tingkah Dylan yang sok bertampang melas itu.

"Lan-lan, Soleh dari mananya, kalau lo sholat aja cuma 2 kali dalam setahun." Bule menimpali, dan gue kembali cuma bisa tertawa.

"La lo pada ke gereja seminggu sekali aja belum tentu mau."

Gue dan Bule pun berhenti tertawa dan menatap kearah Dylan yang sedang meledek gue dan Bule.

"Kok kamyu bener bingit cciiyynnn." seketika tawa kami bertiga pun meledak karena gaya bicara Bule yang seperti cowok melambai dan kurang belaian itu.

***

Asia Pov

Setelah 2 hari aku tak berangkat ke sekolah, dan akhirnya dengan perasaan yang tak menentu aku berangkat.

Dengan langkah gontai aku menuri tangga rumah dan menuju ke ruang makan yang menyatu dengan dapur.

Dan disana aku melihat Bunda yang sedang menyiapkan sarapan, langkahku pun terhenti saat aku melihat punggung lebar yang sedang memunggungiku. Aku pun hanya bisa merutuki diriku. Bagaimana seseorang terlihat tampan walaupun mereka sedang memunggungi kita.

"Selamat pagi sayang." Suara Bunda mengagetkanku dan membuat fokusku teralih dari punggung Devon. Ya, pemilik punggung lebar dan enak untuk bersandar adalah milik Devon, siapa lagi pria yang sepagi ini ada di rumahku kalau bukan dia.
Aku pun tersenyum dan berjalan mendekati Bunda. "Pagi, juga Bunda." Dan aku pun mencium pipi Bunda, ritual kami sedari aku masih kecil saat mengucapkan selamat pagi.

sleep with my ex-boyfriend (the secret story series #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang