Part 6

4.5K 141 0
                                    


Warning bertebaran kata-kata kasar,yang gak suka di harapkan jangan baca.

Happy reading guys

***

Asia Pov

Setelah acara sarapan ku tadi dengan Devon penuh canda dan tawa, berbanding terbalik dengan keadaan kami saat ini.

Aku dan Devon sudah berada di rumah Bunda dan tepatnya kami kini berada diruang tamu yang sudah tidak asing bagiku.

Bagaimana tidak asing ini kan rumahku.

Sedari tadi kami hanya diam, Bunda yang ada di hadapanku dan Devon pun hanya diam memperhatikan kami.

"Bagaimana bisa?" suara Bunda akhirnya terdengar dan sangat mengejutkan. Dengan perlahan aku pun menatap Bunda aku tak bisa membaca ekspresinya. Tetapi yang jelas Bunda terlihat shock.

"Bunda maaf, ini semua salah Dev..."

"Stop Devon." Bunda menghentikan perkataan Devon sebelum dia sempat menyelesaikannya. Aku benar-benar takut.

Setahuku Bunda tak pernah seperti ini, bahkan saat aku mengakhiri hubungan dengan Devon pun Bunda hanya berkata mungkin Devon bukan jodohku.

Permasalahan dulu dan sekarang memang sangat berbeda, karena dulu aku hanya menangis tapi sekarang aku kehilangan kehormatanku sebagai wanita.menyesal, sejujurnya aku menyesal tetapi penyesalan itu hanya akan membuatku meratapi nasib.

"Kalian tahu bahwa kalian masih muda, kalian bahkan belum menyelesaikan sekolah kalian."

Aku merasakan genggaman tanganku dan Devon mengerat, kami sama-sama tegang menghadapi Bunda saat ini.

"Dan kamu Devon apa kamu tidak sadar bahwa dulu kamu telah meninggalkan Asia, dan kamu Asia bagaimana bisa kamu mau kembali pada laki-laki yang telah meninggalkan dan menyakitimu." Mendengar perkataan Bunda kali ini membuat tubuhku menegang. Dan aku juga bisa merasakan bahwa Devon juga merasakan ketegangan sama seperti.

Aku pun menggenggam tangannya lembut dan kurasakan dia mengeratkan genggaman tangan kami. Seakan memberitahu bahwa apapun yang terjadi kami tak akan berpisah lagi.

"Tapi Bunda gak peduli semua itu."

Seketika aku mendongak menatap Bunda yang pandangannya kini mengarah padaku dan Devon secara bergantian. Apa Bunda tidak merestui hubunganku dengan Devon.

"Yang Bunda pedulikan itu... Kenapa kalian cepet banget bikin Bunda mau jadi nenek, Bunda kan masih muda."

Jleb

Itulah yang kurasakan saat mendengar perkataan Bunda. Dan aku pun tersadar bahwa Bunda tak serius dengan ucapannya sedari tadi. Astaga kemarin Daddy John dan Mommy Lina dan sekarang Bunda juga mengerjai kami.

Aku pun mengarahkan pandanganku dari Bunda kearah Devon, laki-laki yang sedari tadi hanya terdiam mendengar perkataan Bunda serta menggenggam tanganku erat-erat, kini kulihan secercah harapan di wajahnya. Aku pun tersenyum menatap calon masa depanku, mantan pacar dan segera menjadi suamiku, entah kapan aku hanya bisa menanti keputusan para orang tua kami.

"hahaha kenapa kalian tegang sekali." Bunda tertawa mengejek,mungkin karena ekspresi kami yang sangat kekurangan warna, pucat karena tegang.

tanpa membuang waktu lagi aku pun berjalan cepat kearah Bunda, memeluknya begitu erat, dan setelahnya kurasakan bahwa Bunda membalas pelukanku.

"Maaf, Bunda pasti kecewa dengan Sia,Maaf..." aku tak bisa meneruskan perkataanku karena sekarang air mataku yang mendominasi.selalu seperti ini saat aku berhadapan dengan Bunda saat meminta maaf. hanya sedikit kata yang terucap dan banyak air mata yang berjatuhan.

sleep with my ex-boyfriend (the secret story series #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang