PART 16

1.9K 68 0
                                    

Devon POV

Kini gue sama Asia memutuskan untuk duduk diam di ruang keluarga yang tadinya ada Bunda, Mommy dan Daddy yang sekarang telah kembali ke tempat asalnya.

maksud gue Mommy sama Daddy masuk ke kamar mereka, sedangkan Bunda Ratna sudah pulang kerumah diantar supir keluarga kami.

"Dev, terus kita ngapain disini." kata Asia tiba-tiba. karena kita sedaritadi memang hanya diam sambil menatap TV LED di depan kami.

"kamu maunya kita ngapain?." tanya gue balik ke Asia, sambil menaik turunkan alis gue buat menggoda Asia.

dan kalian tahu apa yang gue dapat, bukan pukulan manja yang kebanyakan cewek berikan ke cowok waktu sang cowok berusaha menggoda...Tapi...

"Aww...Aww... Babby, it's so hurt." teriak gue ke Asia, ini benar-benar menyakitkan, bayangkan saja kalau pinggang kalian di cubit kecil-kecil itu sangat menyakitkan. pedes, bahkan rasa pedasnya ngalahin cabe satu kilo. calon bini gue itu beneran TOP BANGET.

TOP BANGET nyiksanya.

"Makanya kamu itu jangan sering-sering ngegodain aku, kan jadi sebel tau." Sungutnya sebal, tapi detik itu juga cubitan mautnya itu dia lepas dari pinggang gue. Ya, walaupun sudah Asia lepaskan tetap saja rasanya masih sangat terasa di pinggang gue.

"Terus aku harus ngegodain siapa kalau bukan kamu. Mau kamu kalau aku ngegodain cewek lain?" 

PLAKK...PLAKK...PLAKK...

Suara itu terdengar bertubi-tubi saat Asia memukuli ke beberapa bagian tubuh gue yang bisa dia pukul secara bertubi-tubi, dan betapa beruntungnya beberapa bagian tubuh gue udah kecium telapak tangan Asia yang mungil tapi mematikan.

"Yank...kita aja belum jadi nikah, masak kamu udah main KDRT aja sih." kata gue tetap menggoda Asia, bahkan sekarang Asia telah berhasil naik tepat di atas perut gue. "Kamu mau ya jadi janda sebelum aku nikahin?" 

Dengan kata-kata itu gue dapet bonus pukulan yang makin membabi buta. Sakit juga ternyata. Dan gue berusaha untuk menangkis pukulan Asia tanpa harus memberikan luka fisik pada tubuhnya.

"Mana ada janda belum nikah. Kamu jangan ngelantur dong."

"Ya kamu dong Asia cintanya aku, kan kamu udah gak virgin lagi jadi kamu jandanya aku." Gue pun ngakak mendengar penjelasan yang keluar dari mulut gue sendiri.

Tapi itu semua bikin Asia tambah bringas buat mukulin gue, dan yang bisa gue lakuin hanya mempertahankan tubuh gue dari serangan Asia. itu pun gue sambil ngakak tak berkesudahan.

Kegiatan itu terjadi hanya sampai menit ke 10, karena setelahnya Asia kini terkapar tak berdaya diatas tubuh gue dengan pipi yang menempel di dada gue, tak lupa deru nafas yang memburu karena lelah mukulin gue.

"Capek sweet pie nya aku?" 

Asia cuma membalas pertanyaan gue dengan anggukan kepalanya dua kali dan kembali menempelkan sisi wajahnya di atas dada bidang gue. Gue pun gak menyia-nyiakan kesempatan itu.

Gue mencoba bangkit dari tiduran gue dan memposisikan tubuh gue untuk duduk di atas sofa. Dan itu gue lakuin penuh perjuangan karena bangkit dari tiduran dan mencoba duduk dengan Asia yang menempel sama gue itu susah. Salah gue juga sih kenapa gue harus bangkit darin tiduran gue.

"Kedapur yuk minum?." Ajak gue ke Asia dengan dia yang masih ada di pangkuan gue. Sambil mengecup puncak rambutnya berulang-ulang. Bawanya ngerasa gemes aja kalau sama Asia kalau lagi kayak gini.

"Tapi gendong, aku males jalan."

Langsung aja gue bangun dari duduk gue dengan Asia yang ada di pangkuan gue. Gue dengar suara kikikan dari Asia dan pegangan di leher gue semakin dia eratkan, tak lupa juga belitan dipinggang gue. 

"Pelan-pelan, Dev." 

Gak gue dengerin kata-katanya karna gue langsung berlari ke arah dapur diiringi dengan suara pekikan tawa dan meminta untuk berhenti.

***

Asia POV

Acara pernikahan ku dan Devon akhirnya dibatalkan. Dan kini kami disibukan dengan persiapan menghadapi ujian kelulusan yang sebentar lagi akan berlangsung. Dan disinilah aku, terdampar di bangku kelasku.

Saat ini aku mencoba untuk fokus ke arah papan tulis yang terdiri dari bermacam-macam deretan angka yang bahkan tak ku mengerti. pelajaran ini benar-benar membuat kepalaku pusing.

Dan tak berbeda jauh dengan teman-teman sekelasku, bahkan ada beberapa murid yang dengan santanya tidur beralaskan buku paket super tebal mereka. Lovely, yang duduk disampingku saat ini pun menjadi salah satunya.

"Vel, bangun ntar Lo kena omelan Bu Sulis lagi." Aku mencoba membangunkan Lovely, walaupun dia murid yang bisa dibilang istimewa. Tapi tetap saja, karena atas perintah Daddy John, Lovely dan Devon tetap mendapatkan hukuman jika mereka melanggar peraturan yang ada disekolahan.

"Enghh... 5 menit lagi Mom." 

Astaga Lovely, jika dia tak juga bangun pasti akan ada masalah. Entah karena apa Bu Sulis selalu mempermasalahkan jika Lovely tertangkap basah tidur ketika kelasnya berlangsung, tetapi tidak untuk murid lain.

"Vel, sadar gue Sia bukan Mommy, jangan ngelantur please." kembali ku coba membangunkanya dengan mengguncangkan bahunya secara perlahan.

"Ishh...Vel kok di saat kaya gini lo sama kayak kembaranlo sih." Gerutuku sebal.

"Apa sih ya, gue ngantuk sumpah." Akuberusaha menahan kepala Lovely yang ingin kembali ke posisinya semula.

"Vel...PLEASE,,, lo gak mau kan Daddy di panggil lagi ke kantor BK gara-gara lo tidur di kelas Bu Sulis...Lagi." 

Aku pun tersenyum ketika Lovely memposisikan duduknya secara tegak, dan tak lupa tatapan sinis yang dia berikan kepadaku. Aku hanya terkekeh geli karena aku tahu tatapan sinis itu hanyalah candaan semata.

Tak mau kalah dengan Lovely akupun memberikan tatapan tak kalah sinis kepadanya, itu semua hanya bertahan beberapa detik karena setelahnya kami tertawa geli.

"LOVELY, ASIA...KELUAR DARI KELAS SAYA SEKARANG JUGA!!" Teriakan khas Bu Sulis pun menghentikan tawa kami berdua, Aku dan Lovely pun memilih langsung keluar, karena tak ingin mendengar teriakan berikutnya yang jauh lebih memekakkan telinga dari pada ini.

    ***

Hai-hai ketemu lagi, maaf karena aku jarang bgt up karena ada masalah sama hp aku, walaupun ada laptop aku udah nyaman pakai hp jdi maaf bgt baru bisa up hari ini....

Happy reading guys...
Ciiyyuuu byebye :* :*

sleep with my ex-boyfriend (the secret story series #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang