Berdiri didepan cermin, menatap diri dari ujung rambut sampai ujung kaki. Memandang wajah, pasang senyum, pasang cemberut, pasang nyengir, dan memuji diri sendiri.
"Perfect Niki". Sambil menunjuk diri sendiri kedepan cermin.
"Tata, cepet sayang, ga bosen tiap pagi dandan-dandan melulu, entar keburu dateng tuh kak Dimas". Suara mama menyeruak terdengar diseisi rumah.
"Bentar ma, dikit lagi. Kak Dimas juga belum bbm aku". Tak henti-henti menatap cermin.
Brruumm...
Suara motor didepan rumah.
"Tuh kan, apa mama bilang". Mama bergerak ke depan membuka pintu.
"Selamat pagi Dim, ayo masuk nak. Udah sarapan?".
"Udah dong tante, ibu ga akan pernah biarin Dim pergi tanpa sarapan". Dengan senyum yang manis.
"Niki, udah sarapan?". Tanya Dimas.
"Udah tadi, cuman ya biasa. Masuk kamar lagi, lip ice nya luntur kali, hehehe". Canda mama sambil menggosok-gosok bibir.
"Iiihh, apaan sih mama. Orang aku udah siap dari tadi. Yuk kak, brengkot!". Seru Nikita keluar dari kamar, menghampiri mama dan meraih tangan nya.
"Tata sekolah dulu ya, ma".
"Hati-hati sayang, titip Tata ya Dim".
"Siap, Dimas pamit ya tante".
Motor melaju dengan tenang, Nikita melirik tangannya.
"Kak, ini kan hari sabtu. Baru juga setengah 7".
"Kakak ada kumpulan mendadak sayang".
"Kumpulan apa, masih soal KKN ya?"
"Heueum, Tata ku Sayang yang centil, dari tadi kayaknya ga brenti-brenti ngaca mulu. Udah turunin tuh tangan, pegangan dong sayang".
"Mmmm, itu sih mau nya".
"Hahahah, kok tau sih".
Motor berhenti, beberapa meter sebelum gerbang sekolah.
"Yang lain juga dimasukin tuh ke parkiran, ini kan hari sabtu yang, acara pensi pasti ada tamu dong, agak bebas dikit".
"No, no, no. Entar kalo ketauan gimana, kakak tau sendiri kan?". Seru Nikita sambil mengacungkan telunjuknya dan menggoyangkan kanan kiri.
"Yaelah, sahabatan ama jomblo ribet banget. Ya udah kakak lanjut ya, hati-hati sayang!". Sambil mengusap puncak kepala Nikita.
"Iya kakak sayang, hati-hati ya, jangan nakal".
Dimas mengecupkan bibirnya, lalu pergi perlahan.
**********
"Nik, kak Rey bawa lagunya bagus banget ya, baper gue liatnya". Ujar Sonya seusai acara pensi.
"Loe suka ama kak Rey? Dia tuh inceran Niki tau!". Timpal Desy sambil memberi isyarat menunjuk dengan matanya.
"Iih, enak aja, siapa bilang?". Dengan suara kaget sambil mata melotot tanda tanya.
"Eehhmm, Nikita-Nikita! Loe inget ga dulu waktu pertama ospek, loe bilang sama gue dengan tatapan penuh arti, kak Rey tampan lah, kak Rey baik lah, kak Rey berbakat lah, suara kak Rey bagus lah, kak Rey...".
"Yeey, itu kan dulu. Sekarang ga lagi keleus".
"Niki kan setia Des, setia ama perjanjian kita. Joceba, jomblo centil bahagia, hahahah...". Sonya terbahak-bahak.
"Nah, tuh ka loe tau Nya, hahahah...". Nikita pun ikut tertawa.
Tangan Nikita merogoh ponselnya yang bergetar.
Yang, kakak udah didepan nih, makan dulu yuk, laper - Dimas
"Eehh, udah beres ya acaranya, gue pulang duluan ya, ada acara dadakan nih!". Ujar Nikita sambil berdiri dan meraih tas nya.
"Loh, kok loe gitu sih Nik, ga solider banget, kita kan masih betah. Baru juga jam 11, weekend nih?". Ucap Desy dengan nada agak tinggi.
"Yah, sorry deh ya. Penting!". Balas Nikita tak kalah nyaring.
Tiba-tiba.
Brraakk...
Nikita menabrak seseorang."Aduh, maaf ya Nik, kamu ga apa-apa kan?".
Rey sang kakak kelas yang tadi menjadi perbincangan kini ada di hadapannya. Memperhatikan Nikita sambil meneliti raut wajahnya yang agak kesakitan.
"Aahh, ga kok kak, aku ga apa-apa. Maaf ya, urgent nih!". Berlalu pergi.
Sonya dan Desy memperhatikan kejadian itu dalam kelas. Dan, mereka tertawa lepas.
**********
#Cianjur16Nov16
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boy (END)
Teen FictionNikita merasa dia punya pacar yang hanya lelaki biasa. Ya, Dimas yang seorang mahasiswa, baik, pintar, dan keren. Sampai akhirnya semua asumsi berubah saat Dimas melaksanakan KKN di SMA 3, sekolah Nikita *** 🚫Masih acak-acakan. Authornya belum semp...