Part 17

626 35 0
                                    

Malu!
Entahlah...
Ditembak cowok most wanted di depan umum, bukannya membuat Nikita bangga atau berbahagia. Yang ada dia malas ke sekolah, rumit menghadapi berbagai pertanyaan.
Masa santai dilewatinya di rumah, menunggu hari pembagian raport.

Dimas yang setiap hari ke sekolah lalu mampir ke rumah Nikita, membawa desas desus gosip anak-anak SMA 3 semakin membuat Nikita galau.

"Masa? Kak Rey ga pernah ke sekolah lagi abis perpisahan?". Nikita menghampiri Dimas yang asyik menatap laptop.

"Iya, sibuk pilih univ kali, jangan ke-geer-an sayang". Dimas berbicara tanpa menoleh.

"Yey, geer apa? Yang ada aku prihatin". Nikita tertawa kecil.

"Eh, Desy gimana? Ada sekolah?". Nikita menepuk tangan Dimas.

"Ada, tiap hari juga sekolah".

"Nanyain aku ga?". Nikita bertanya ragu.

"Enggak...". Dimas menatap wajah Nikita.

"Orang tiap mau nyamperin kakak kabur duluan, hehehe...". Dimas cengengesan.

"Iihh, kakak gitu amat! Kasian kan...". Nikita merunduk, meratapi nasib persahabatannya kini.

2 tahun mereka bersama, dan sekarang harus tergoyahkan karna kehadiran Dimas.

**********

Hari sabtu, pembagian raport tiba.

Dimas memandang Nikita dari pintu kantor, dia masih bercengkrama dengan teman-temannya.

Desy menghampiri Nikita.

"Gue mau ngomong!". Desy berkata singkat. Lalu pergi.

Nikita mengikuti.
Desy membawanya menjauh dari kerumunan orang-orang, menaiki lantai 2 gedung laboratorium.

Lalu masuk kedalam.

"Loe kok ngajak gue kesini?". Tanya Nikita.

"Diem aja deh, loe!". Desy terlihat marah.

"Loe masih marah sama gue, Des?". Nikita mendekat.

"Loe nanya gitu ama gue? Picik loe Nik...". Maki Desy.

"Loe boleh marah sama gue, tapi jelasin satu hal. Loe marah gara-gara gue ingkar perjanjian kita, atau loe emang bener suka sama kak Dimas?".

Desy menoleh seketika.

"Loe, tuh munafik Niki! Egois...". Desy menunjuk wajahnya.

"Sorry Des, tapi loe kan yang bikin perjanjian itu, loe bilang cowok tuh ga baik buat kita, trus loe bikin gue sama Sonya mesti ikut sama komitmen loe!".

"Emang semua cowok tuh ga bener!". Cerca Desy.

"Loe yang mikir kayak gitu, loe doang! Karna apa, karna masalah loe Des, masalah pribadi loe...".

"Apa maksud loe?". Desy mendekatkan wajahnya.

"Ya, karna masalah ortu loe, iya kan?". Nikita memelankan suaranya.

Desy mendengus kesal.

"Loe tau, kak Dimas tuh baik, itu yang bikin gue nyaman sama dia, dia beda...".

"Stop!". Desy berteriak.

Brruukk...
Lalu menggebrak meja di sebelahnya.

Pluk...

Sebuah botol jatuh, pecah.
Cairannya membasahi meja.

"Loe..., gue benci sama loe Niki! Loe selalu bikin gue kalah...". Teriak Desy.

My Boy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang