Setiap pagi Dimas selalu menjemput Nikita, mengantarkannya ke sekolah sebelum pergi ke kampus, sejak status mereka yang naik level dari teman menjadi pacar. Walaupun kadang Dimas tidak ada jam kuliah atau jam kuliah dimulai siang, tapi Dimas tak pernah rela kalau Nikita harus pergi kesekolah sendirian. Setiap pagi selama hampir satu setengah tahun, dia rela menjadikan dirinya ojeg cinta.
Pagi ini Nikita terlihat murung, wajahnya seperti tak bergairah.
Nikita turun dari motor, Dimas ingin mengajaknya bicara sebentar saja, tapi Nikita selalu menghindar dengan memberikan ekspresi datarnya. Melengos dan mengalihkan pandangan. Nikita pergi tanpa sepatah katapun.
Dimas melajukan kembali motornya memasuki area parkir sekolah, tentu saja dia mendahului Nikita yang masih berjalan 5 meter dari gerbang.Dan ternyata di tempat parkir sudah ada Desy berdiri dibawah pohon tempat kemarin dia menyimpan motornya.
Nikita melihatnya saat memasuki gerbang, dia hendak memanggil. Tapi bibirnya tersendat kala melihat Desy memberikan setangkai bunga mawar merah kepada Dimas, dengan senyum sumringah."Makasih ya kak, kemarin udah tolongin aku bujuk mang Apip buat buka gerbang sekolah".
"Sama-sama, lain kali kalo hari senin mesti lebih pagi ya?". Jawab Dimas.
Dimas memasukan bunga itu kedalam tas, Desy melihatnya. Dia agak kecewa, dia kira Dimas akan berlaku lebih atau berkata lain.
"Dingin banget tanggapannya". Pikir Desy.
"Des, lagi apa?". Nikita muncul dibelakang Desy.
"Hey Nik, tunggu bentar. Ya udah kak, aku masuk dulu". Desy berlalu dan mendekati Nikita.
Mereka berjalan berdampingan.
Dimas hanya diam memandang kepergian mereka, tapi sebenarnya yang menjadi perhatiannya hanyalah Nikita.
Nikita sempat menoleh sebelum masuk ke pintu sekolah, Dimas tersenyum. Tapi Nikita malah membalasnya dengan senyuman sinis.**********
Bel pelajaran pertama selesai, sesaat setelah guru keluar kelas terdengar agak gaduh. Murid-murid kelas XI IPS 2 merenggangkan otot mereka yang sudah kaku karna duduk dan fokus memperhatikan pelajaran tadi.
Ada yang mengobrol, memutar-mutar badannya, ada yang memainkan ponsel, dan Nikita hanya diam, menyandarkan tubuhnya ke kursi.Ponselnya bergetar, di ambilnya dengan malas.
Dibukanya pesan bbm itu, dia sudah tahu pasti siapa yang menyebabkan ponselnya bergetar diwaktu yang menurutnya kurang tepat.Kenapa? - Dimas
Dari kemarin Dimas hanya mengirim pesan kenapa, kamu marah, kenapa, kakak salah apa yang? Itu-itu saja dari kemarin.
Nikita malas sekali membalasnya.Matanya tertuju pada yang lain, dia melihat gambar display kontak Dimas, photo Nikita dan Dimas. Memori beberapa bulan lalu saat merayakan ulang tahun Nikita. Terlihat Dimas sedang memeluk bahunya dari samping dan mencium kepalanya, dan Nikita dengan wajahnya yang agak menunduk sambil tersenyum penuh arti memegang sebuah kado kecil.
Tiba-tiba tangan kiri Nikita meraba kalung dilehernya, emas putih sederhana dengan liontin kecil. Bahagianya dia saat itu, kado pertama dari seorang laki-laki di ulang tahunnya yang ke 16. Senyumnya merekah seketika, sampai tidak menyadari kalau ada seseorang yang masuk kedalam kelas.
Suasana hening, murid-murid duduk kembali ke tempatnya, memandang ke arah depan kelas, sementara Nikita masih asyik dengan nostalgianya.
Terlarut dalam kisahnya, hingga tak mendengar langkah kaki yang mendekatinya."Eehhemm...". Laki-laki itu memberi isyarat bahwa dia ada disamping kiri Nikita.
Tapi Nikita seakan tuli dan buta, pandangannya tertuju ke arah kanan seperti sedang menatap lantai dibawah kakinya. Desy yang duduk didepannya memberi kode, dia menggeser kursinya, seperti ingin menyadarkan Nikita yang sama sekali tak menanggapinya. Sonya membalikan badannya, mengangkat sedikit kepalanya dengan rona wajah dan tatapan mata tanda tanya ke arah Desy, tapi Desy hanya menggelengkan kepala sambil mengangkat pundaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boy (END)
Teen FictionNikita merasa dia punya pacar yang hanya lelaki biasa. Ya, Dimas yang seorang mahasiswa, baik, pintar, dan keren. Sampai akhirnya semua asumsi berubah saat Dimas melaksanakan KKN di SMA 3, sekolah Nikita *** 🚫Masih acak-acakan. Authornya belum semp...