Part 21

639 38 0
                                    

Maaf, kakak sibuk sayang, ga bisa malmingan - Dimas

Nikita menatap pesan bbm Dimas.
Sudah 5 menit, tapi belum ada inspirasi memberi jawaban apa.

Ga dibls.. marah ya :'( - Dimas

Maaf... - Dimas

Nikita serba salah dibuatnya.

Sudah sebulan mereka tidak bertemu, Dimas bilang dia sedang sibuk dengan setumpuk tugas kuliah.
Tugas apa, Nikita tidak tahu.

Ga apa kakak sayang, I'm OK - Nikita

Jgn telat makan,jgn tidur malem2,jaga kesehatan - Nikita

Jam 9.15 malam. Tidak ada balasan dari Dimas.

"Udah tidur kali...". Nikita pun berbenah tidur.

Brruumm...

Nikita menajamkan pendengarannya.

"Kayak suara motor kak Dim, ya?".

Lalu keluar kamar untuk memastikan.
Mama berdiri di depan pintu kamar, sepertinya juga terbangun karna suara motor.

"Biar Tata aja ma, mama tidur aja lagi".

"Iya deh, mama masuk kamar lagi ya?".

Nikita menyingkap tirai jendela.

"Kak Dim, ini udah malem lho!".

Nikita menatap wajah Dimas.
Terakhir Nikita melihat Dimas, Dimas tidak seperti ini.
Dimas berdiri memakai celana joger panjang, kaos hitam, dan jaket sweater tebalnya.
Yang membuat Nikita heran, wajah Dimas.
Matanya sayu, dengan lingkaran hitam disekelilingnya.
Dan, pipinya agak tirus.

"Kak Dim, kakak baik-baik aja kan?". Nikita sontak mendekatinya, lalu membelai pipi Dimas.

Dimas hanya mengangguk lesu.
Dengan pejaman mata perlahan.

"Sini, duduk didalem. Diluar dingin...".

Nikita menarik tangan Dimas, membawanya duduk di sofa ruang tamu.

"Uugghh...". Dimas bersandar seketika.

"Kakak sakit?". Nikita kembali membelai wajah Dimas.

Nikita mulai cemas.

"Ga, kakak cuman cape sayang...". Jawabnya lesu.

"Tunggu bentar ya, aku ambilin minum". Nikita menyimpan bantal di ujung sofa, memberi isyarat agar Dimas membaringkan tubuhnya.

Segelas jahe hangat, ditambah madu.
Nikita membawanya ke hadapan Dimas.
Dimas tampak memijat pelipisnya, sesekali menguap lebar.

"Ini, minum dulu. Kali aja enakan...". Nikita membelai tangan Dimas lembut.

Dimas mengerjapkan mata. Lalu tersenyum.

"Makasih, sayang...". Ucapnya sambil bangkit.

Dihirupnya asap yang masih mengepul dari gelas. Lalu mengeluarkan nafas perlahan.

"Enak...". Ucapnya pendek setelah mengecap isi gelas.

Nikita hanya diam memperhatikan.
Dimas kembali meminumnya, hingga habis.

"Lagi?". Nikita tersenyum melihat gelas yang sudah kosong.

"Udah cukup, sayang!". Dimas membalas senyum.

Senyumnya bahkan terlihat berat.

"Udah makan?".

"Udah, tadi sore...". Dimas kembali berbaring, kali ini dia menyimpan kepalanya dipaha Nikita.

My Boy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang