Hari berganti minggu, lalu minggu berganti bulan.
Dimas yang sibuk dengan berbagai kegiatan, dan Nikita yang tidak pernah berkomentar macam-macam.
Mungkin Dimas terlalu khawatir dengan kesibukannya sendiri, bukan mengkhawatirkan dirinya, tapi Nikita. Dia takut Nikita merasa kurang diperhatikan, lalu berpikir macam-macam dan akhirnya mengganggu status hubungan mereka."Nak Dim, ga usah cemas. Tata itu walo keliatannya centil, cengengesan, tapi sebenarnya dia anak baik, pendiam. Mungkin dia bersikap disekolah seolah-olah dia remaja masa kini, yang gaul lah, trendi lah, banyak gaya lah. Tapi, sebenarnya dia itu tetep Nikita yang dulu, anak rumahan. Dia tetep anak tante yang hobinya bantu-bantu kerjaan rumah, nonton tv, ngurus kebun. Tata baik-baik aja, dia ga pernah ngeluh apapun".
Setidaknya itu lah pernyataan mama Arin yang bisa membuat Dimas sedikit tenang.
Dimas tahu, sahabat terdekat Nikita hanyalah mamanya. Jadi jika ada sesuatu yang ingin dia tahu mengenai Nikita, Dimas cukup menelepon mama Arin.*****
Jd jalan sama Sonya? - Dimas
Jd kak, lg nyari buku dlu - Nikita
Kakak tunggu dirumah, ya! Ajak Sonya sekalian - Dimas
Ada apaan? - Nikita
Kok ga dibls - Nikita
"Ih, kak Dim! Apaan sih?". Nikita menggerutu menatap ponselnya.
"Napa Nik?". Sonya yang disebelahnya berusaha mencari tahu.
"Kak Dim, mau nunggu dirumah". Nikita memasukkan ponselnya kedalam tas.
"Ke rumah gue, yuk?"."Mmm, boleh. Udah lama ga main ke rumah loe". Sonya tersenyum.
Nikita menghentikan motornya didepan gerbang.
"Sepi, Nik?". Sonya turun dari motor.
"Iya, mama kemana ya?". Nikita turun lalu membuka kunci gerbang.
Sonya membantunya mendorong gerbang.
Tok...tok...tok...
"Ma..., Tata pulang!".
Masih tidak ada jawaban.
"Loe bawa kunci rumah?". Tanya Sonya.
"Oh, iya gue bawa duplikat". Nikita merogoh tasnya mengambil kunci rumah yang bersatu dengan gantungan kunci motor.
Klek...
"What?". Nikita berteriak terkejut.
Di meja tamu ada kue ulang tahun, beserta nasi kuning yang dihias sedemikian rupa.
Lalu minuman di meja sebelahnya."Nik, loe ulang tahun ya?". Teriak Sonya.
"Kejutan...". Dimas muncul dibelakang.
"Kak Dim!". Nikita berbalik.
Dimas sudah berdiri membawa sebuket bunga.
"Kamu, datengnya keawalan sayang, kakak baru beli bunganya".
Nikita mencebikan bibir, tak urung dia menghampiri Dimas, lalu memeluknya.
"Kak Dim..., jahat!".
"Tapi kakak sayang kamu". Dimas mencium puncak kepala Nikita.
"Ohh, so sweet...". Sonya tersenyum.
"Udah ah, malu!". Nikita melepas pelukannya.
Dimas hanya terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boy (END)
Teen FictionNikita merasa dia punya pacar yang hanya lelaki biasa. Ya, Dimas yang seorang mahasiswa, baik, pintar, dan keren. Sampai akhirnya semua asumsi berubah saat Dimas melaksanakan KKN di SMA 3, sekolah Nikita *** 🚫Masih acak-acakan. Authornya belum semp...