Ch. 21

1.8K 112 5
                                    

Alur cerita makin ngaco T.T, padahal renacananya mau ditamatin dengan cepat, eh.. malah jadi makin panjang begini T.T

Maaf uploadnya laaamaaa banget, soalnya semua koneksi internet yang kupunya rusak, termasuk HP -_- jadi aku ga bisa ngecek keadaan atau comment kalian. Maaf-maaf *bow

Khusus untuk permintaan maafku aku akan upload 2 Chapter sekaligus :D

maaf kalau banyak yang kecewa, maaf banget *deep bow

happy reading aja ya readers ^^ ditunggu comment dan votenya di tiap chapter ^^

--------------------------------------------------------------------------------

“Kita harus segera menemukan Moly. kalau tidak, bisa-bisa kita akan kalah dalam perang nanti” kata Zyko saat semua angel element sudah kembali menuju tempat Adam dan mendengarkan cerita Adam. “Kita akan cari kemana?” tanya Vani. “Oiya, werewolf yang tadi pasti cuma umpan, kenapa tidak kita introgasi saja dia. Tadikan dia ada dibawah pengaruh sihir black magician, mungkin dia bisa membantu” usul Revin. “Iya, sepertinya para white magician juga sudah membantu menghancurkan sihir yang digunakan pada werewolf itu” kata Vani menyetujui usul Revin. Tanpa menunggu yang lain Adam segera terbang menuju tempat para white magician berada, disusul oleh Zyko, Vani dan Revin.

“Dia sedang frustasi” kata Revin dengan suara pelan, Vani hanya mengangguk. Sementara Zyko hanya memperhatikan Adam dengan pandangan sedihnya.

-Tempat White Magician-

“Apa werewolf itu sudah bangun?” tanya Adam dengan suara datar dan tatapan yang mengintimidasi. “Belum, tuan” jawab salah satu white magician dengan menunduk karena takut. Adam hanya bisa menghela nafas kasar, frustasi? tentu, apa yang kau rasakan bila kau kehilangan separuh jiwamu? Tentu saja frustasi. “Bangunkan saja dia” kata Adam dengan menunduk, kepalanya terasa sakit. “Tapi tuan..” “Aku tidak peduli jika dia lepas kendali! cepat bangunkan saja dia!” kata white magician itu terputus karena bentakan Adam. Dengan segera white magician itu mengangguk dan masuk kesebuah ruangan lalu segera keluar dengan muka yang berubah pucat. “Tu-tuan, di-dia sudah bangun” kata white magician itu dan segera pergi dari depan ruangan itu, Adam segera memasuki ruangan yang tadi dimasuki oleh white magician itu. Sementara angel element lain hanya bisa diam di tempat melihat Adam yang tidak biasanya bersikap kasar sekarang mulai membentak setiap orang.

Brak.. Brugg! Prang!

Terdengar suara gaduh dari dalam ruangan, Revin hendak menuju pintu ruangan yang dimasuki Adam tapi lengannya ditahan oleh Zyko. “Biarkan dia melakukannya sendiri, kalau kau menahannya kau yang akan jadi pelampiasan dia” kata Zyko yang sukses membuat Revin terdiam.

-Dalam Ruangan-

“Siapa kau!?” bentak seekor srigala hitam berukuran besar dihadapan Adam saat Adam baru saja memasuki ruangan itu. “Aku yang harusnya bertanya seperti itu. Mahluk bodoh. Siapa kau?” kata Adam membalikan pertanyaan werewolf itu. Werewolf itu menggeram marah. “Kau Angel Elementkan? Berarti sekarang aku ada di angel’s world, beritahu aku kenapa aku bisa berada disini!” kata werewolf itu dengan posisi siap menerkam Adam. Adam hanya berdecih, merasa percuma berbicara dengan mahluk yang tadinya dikendalikan. “Jawab aku!” bentak werewolf itu makin marah. “Aku tidak tahu, yang kutahu hanya kau dikendalikan, dan kau telah merebut mateku!” bentak Adam sembari berlari menerjang werewolf itu. Dengan tangan kosong Adam meninju perut dan pelipis werewolf itu tanpa ampun. Werewolf itupun tidak segan mengigit lengan kanan Adam, darah mengalir dari kepala werewolf itu dan lengan Adam. Tanpa memperdulikan rasa sakitnya Adam mengangkat kursi yang berukuran cukup besar itu dan melemparnya kearah werewolf itu, dengan gesit werewolf itu pun menghindari lemparan kursi yang sukses menghantam tembok dan hancur. “Kau! Aku ingin sekali membunuhmu sekarang juga! Tapi, aku masih membutuhkanmu dalam keadaan hidup” kata Adam sembari tetap fokus pada werewolf didepannya, darah terus keluar dari mereka berdua. Membuat ruangan yang tadinya putih bersih menjadi penuh dengan bercak darah. Werewolf itu tidak bisa bergerak secepat biasanya, efek dari pengendalian pada dirinya masih membuatnya pusing. “Bunuh saja aku sekarang. Aku tidak takut!” kata werewolf itu menantang, mata kanannya ia tutup karena teraliri darah dari pelipisnya yang tidak berhenti mengalir sejak tadi. Adam terdiam, mengatur emosinya yang emndadak naik pada puncaknya.

Angel and Dark. Friend or Enemy ? (book 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang